Kuliner Lumajang

Nikmatnya, Sate Gule Cak Mat Klojen Berdiri Sejak 1990

Penulis : lumajangsatu.com -
Nikmatnya, Sate Gule Cak Mat Klojen Berdiri Sejak 1990
Warung Sate Gule Cak Mat di Kawasan Klojen Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Pak Ahmad (63) ,Warga Lumajang pemilik Warung Sate Gule Cak Mat Klojen sudah berdiri sejak 1990, ini berada di Jalan Imam Bonjol 24 Kelurahan Citrodiwangsan Lumajang.

Seperti sate pada umumnya, bumbu sate di rumah makan ini juga menggunakan kecap dan rajangan bawang merah, cabai, dan tomat. Namun, yang berbeda, sate ini memiliki daging yang empuk dan tidak berbau perengus. Bahkan kalau dibawa pulang, daging sate itu juga tetap empuk.

Setiap tusuk satenya juga hanya sedikit sekali ditemukan potongan lemak dan otot. Warung Sate Gule Cak Mat Klojen lebih banyak potongan dagingnya.

Kata salah satu karyawan warung ini, Fatimah (47), sate disini memang hanya menggunakan daging.Kalau ada lemak, sebagian besar kami buang.

"Daging yang digunakan memang berasal dari kambing yang baru disembelih" Ujar dia.

Pelanggan Sate Gule Cak MatPelanggan Sate Gule Cak Mat

Pantas saja alasan Imam Zamroni (23) Warga Tekung kerap membeli Sate disini tak lain karena rasanya. Dagingnya yang tebal dan berlumur bumbu sebelum dibakar membuatnya begitu menyukai.

"Saya berlangganan disini, karena rasanya yang enak dan dagingnya empuk" ujar dia.

Seporsi sate berisi 10 tusuk termasuk nasi yang disajikan secara terpisah. Sate disiram bumbu kacang yang sangat kental, kecap, dan sambal. Seporsi sate bisa dibanderol Rp 22.000. Buka mulai pukul 09.00 hingga 21.00 WIB. (ind/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasienĀ  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.