Kisah Mistis Pohon Sopen

Ada 5 Kuburan Muslim Tanpa Nama di "Bujuk Sentono" Banyuputih Kidul

Penulis : lumajangsatu.com -
Ada 5 Kuburan Muslim Tanpa Nama di "Bujuk Sentono" Banyuputih Kidul
Ada 5 Buah Kuiburan Muslim Tanpa Nama di Pemakaman "Buju Sentono" Banyuputih Kidul Kecamatan Jatirito.

Jatiroto (lumajangsatu.com) - Dibawah pohon "Sopen" tanpa nama di Pemakaman Umum "Bujuk Sentono" juga ada 5 buah kuburan tanpa identitas di Dusun Kambengan Desa Banyuputih Kidul Kecamatan Jatiroto.

Anehnya, kuburan muslim ini berada diantara bekas bangunan kuno ditumpukan batu bata. Warga juga menyebutnya Bujuk Sentono, atau tokoh Desa dahulu kala zaman kerajaan Lamajang.

BACA JUGA : Kisah Mistis Pohon "Sopen" Tanpa Nama di Banyuputih Kidul - Lumajang

Dari beberapa cerita, 5 kuburan ini dari penelusuran mata batin orang pintar adalah para punggawa kerajaan Lamajang. Sebelum jadi pemakaman umum, Buju Sentono adalah kawasan tempat istirahat para pedagang dan punggawa kerajaan melintasi sungai Bondoyudo.

"Ya orang sakti," jelas Tomin salah satu warga ditemui lumajangsatu.com.

Dia mengaku mendapat cerita dari sesepuh desa dan orang pintar yang kerap mendatangi 5 kuburan itu. "Katanya orang islam, khan keraaan Lamajang dikenal banyak muslimnya dulu," cerita dia.

Sekitar pemakaman ada juga kuburan yang nisannya sebuah umpak batu rumah kuno. Entah milik siapa, karena tidak ada nisan diumpak batu.

BACA JUGA : Pendaki Cantik Kegum Keindahan Ranu Kumbolo

Bahkan, ada satu kuburan dengan nisan kayu dipinggir sungai Bondoyudo. Jika ke makam "Bujuk Sentono" bagi yang tidak biasa akan merasakan bulu kuduk merinding.

"Ya, memang sedikit seram dan angker, tapi kalau sudah biasa, ya biasa," jelas Tomin. (ls/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).