Info Kesehatan

Jus Jambu Biji Jadi Obat DBD, Bagaimana Faktanya?

Penulis : lumajangsatu.com -
Jus Jambu Biji Jadi Obat DBD, Bagaimana Faktanya?
Jambu biji merah sangat baik buat kesehatan selain vitamin masih banyak sekali kandungan gizi didalamnya dan sangat bagus buat kesehatan tubuh.

Jakarta (Lumajangsatu.com)- Siapa di sini kalau jenguk teman atau saudara yang sedang sakit demam berdarah dengue (DBD) bawa jus jambu biji alias guava? Hmm... kira-kira benar tidak ya kalau jambu biji ampuh atasi DBD?

"Itu kan sesuatu yang orang mempercayai secara tradisional. Saya belum pernah membaca penelitian tentang hal itu. Tetapi bukan hal yang berbahaya juga," ujar peneliti Eliminate Dengue Project (EDP) dari Universitas Gadjah Mada, dr Riris Andono Ahmad, MPH, PhD.

Pasien DBD memang diharuskan untuk mengonsumsi berbagai vitamin dan menjaga tubuh tetap terhidrasi agar penyembuhannya bisa lebih cepat.

"Artinya karena yang berbahaya dari demam dengue dan DBD kan adalah kebocoran plasma, sama seperti kita sedang dehidrasi jadi minum banyak cairan itu baik untuk menjaga dia tetap terhidrasi," tambahnya.

Oleh karena itu, jika ingin memberikan jambu biji tentu tidak masalah dan bukan hal yang keliru. Mengonsumsi buah jambu biji apalagi dengan cara di jus bisa sangat membantu.(Ind/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).