Wisata Lumajang.

Nikmatnya Berburu Swafoto di Hutan Bambu Semeru

Penulis : lumajangsatu.com -
Nikmatnya Berburu Swafoto di Hutan Bambu Semeru
Photo pengunjung saat di Hutan Bambu menikmati udara yang segar (Fot by: Indana)

Lumajang (Lumajangsat.com)- Segar, menyenangkan, hijau, dan asri. Itulah kesan yang akan kita rasakan jika berkunjung ke Hutan Bambu Semeru di Candipuro, Lumajang, Jawa Timur. Hamparan pohon bambu serta suasana asri pedesaan akan menyapa tiap pengunjung yang datang ke kawasan ini.

Di Hutan Bambu Semeru juga terdapat mata air alami dan beragam biota ikan air sungai. Pengunjung pun termanjakan dengan suara desiran angin yang menerpa pohon bambu serta bening dan segarnya mata air di kawasan hutan ini.

Ferly seorang pengunjung mengaku sangat senang berada di hutan bambu, selain bisa menikmati keindahan alam tetapi bisa juga menyaksikan hewan yang ada disini.

"Ini ada monyet yang menghampiri, senang sekali bisa bermain dengan satwa yang ada disini" ujar dia.

Dari Kota Lumajang, dibutuhkan satu jam perjalanan untuk sampai ke kawasan Hutan Bambu Semeru. Lokasinya di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.

Sementara itu, biaya masuk ke tempat wisata Hutan Bambu Semeru cukup terjangkau, yaitu hanya Rp 5 ribu per orang.

"Itu sangat murah sekali, cukup dengan uang 5000 sudah dapat keindahan yang alami" ujar anik salah satu pengunjung.

Para pengunjung yang umumnya sekeluarga memilih untuk bersantai di bawah pohon bambu. Ada pula yang memilih untuk melihat sejumlah satwa semisal belut, ikan hias, kera, hingga kelelawar. Momen ini kerap digunakan para pengunjung untuk berswafoto bersama keluarga.

Udara sejuk dan pemandangan alam yang asri membuat pengunjung betah berlama-lama di Hutan Bambu Semeru. Tak hanya itu, di kawasan seluas sekitar lima hektare ini juga terdapat 21 jenis bambu dan puluhan satwa liar asli habitat Gunung Semeru. (Ind/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).