Komunitas Lumajang.

Novi Istina Rintis Komunitas Gemar Menulis di Lumajang.

Penulis : lumajangsatu.com -
Novi Istina Rintis Komunitas Gemar Menulis di Lumajang.
Potret Bunda Novi dan Putranya.

Lumajang (Lumajangsatu.com)- Bukan cuma budaya baca di Lumajang yang masih berada di level medium,budaya enulis ternyata masih sama.Beranngkat dari kondisi itulah yang membuat Novi Istina mulai konsen merntis dan mengembangkan komunitas yang gemar menulis.Salah satu cara yang merntis organisasi Forum Lingkar Pena (FLP) di Lumajang.

Pergerakan perempuan kelahiran Lumajang,1 November 1981 ini dalam mengamati tlisan di Lumajang cukup intens. Bahkan mulai memetakkan budaya baca dan budaya menulis di Lumajang.Dia menyebut menemukan tulisan menarik di Facebook, kemudian orang tersebut diajak gabung dalam wadah komunitasnya.

"Dari pada menulis cuma difacebook mendingka dikembangkan bareng-bareng. Alhamdulillah banyak juga yang interest" ujar ibu beranak satu itu.

Sejak dideklarasikan komunitas ini,diapun mulai mengadakan agenda bulanan.Mulai rapat,belajar bersama,sampai mengumpulkan karya tulis. Ada yang berbetuk Novel,Cerpen,Artikel dan sejumlah bentuk kaya tulis lainnya.

BundaNovi sapaan akrabnya baru menyadari bahwa karakter Lumajang adalah harus dipaksa menulis. Bahkan,ada cendrung kalau dikritikagak minder.Makanya,dia harus sering-sering menjaga perasaan teman dengan memeberi kritik yang tidk sampai menyinggung.

Dari komunitas tersebut, Novi mulai meraba-raba apa saja faktor penyebab menurunnya budaya menulis. Ternyata salah satunya adalah karena di Lumajang event menulis sangat jarang. Bahkan hampir tidak ada, mereka yang mahir menulis sekalipun memilih menganggur menulis.Padahal dengan menulis dia menyebutkan visi yang dijalani. Yakni dakwah bil qolam (dakwah dengan tulisan).

"Nilai yang trkandung di dalamnya adalah menulis bisa mencerahkan,dan menginspirasi pembaca. Sehingga pembaca bergerak ke arah yang lebih baik" Ujar perempuan yang hoby memasak itu.

Selanjutnya nanti,dia beharap dengan menulis bisa mengubah keadaan. Bisa menunjukkan roh tulisan yang mengarah pada pencerahandan perbaikan,karena menurut dia penulis seperti itu tidak hanya menulis tetap juga menjadi penulis di akhiratnya. Namun disatu sisi,dia tidak ingin menulis itu menggurui pembaca. (Ind/red)

Editor : Redaksi