Rekonstruksi Dibanjiri Warga

Wahyudi Bobol Toko "Rama Cell" Pasirian Panjat Tembok dan Menguras Isinya

Penulis : lumajangsatu.com -
Wahyudi Bobol Toko "Rama Cell" Pasirian Panjat Tembok dan Menguras Isinya
Kapolres Lumajang, AKBP Arsal Sahban pimpin Rekontruksi ditengah ratusan warga hadir untuk menonton.

Pasirian (lumajangsatu.com) - Kapolres Lumajang, AKBP Arsal Sahban pimpin kegiatan rekonstruksi aksi tindak pidana perampokan terjadi di Toko / Konter Hp "RAMA CELL" di Dusun Kedungpakis, DesaPasirian, Kecamatan Pasirian, Jum'at (29/3/2019). Kehadiran Kapolres dan Tim Cobra yang viral membuat warga berdatangan untuk menonton.

Dari rekonstruksi tergambar peran masing-masing pelaku. Wahyudi Riskiyanto (18 ) asal desa pasirian bertindak sebagai eksekutor perampokan, Joko Susilo (39) asal sumbersari-Jember sebagai penadah yang juga merupakan kakak kandung wahyudi, dan Rizky Wahyu Imansyah ( 22 ) asal pasirian-Lumajang berperan menyediakan sepeda motor dan mengantar tersangka wahyudi ke Jember.

Kronologis kejadiannya : Wahyudi Riskiyanto melakukan pencurian di Konter Hp "RAMA CELL" dengan cara membobol atap toko handphone. Caranya dengan memanjat tembok disamping toko untuk naik ke atas genteng utk masuk ke dalam toko.

 Kurang lebih 1 jam tersangka wahyudi didalam toko dan menjarah seluruh isi toko tersebut. Adapun yang dijarah puluhan handphone, sebuah Laptop, puluhan kartu isi ulang dan sejumlah uang di gasak oleh pelaku.

selanjutnya pelaku keluar toko dari jalur yang sama. sesampai diluar Toko, tersangka wahyudi menyimpan tas yang berisi handphone dan barang jarahan lainnya didekat toko, kemudian pelaku menemui rizky dirumahnya dengan berjalan kaki sejauh 20 menit perjalanan.

setelah bertemu tersangka rizky, tersangka wahyudi mengajak rizky ke Jember dengan hadiah 1 buah handphone. Selanjutnya tersangka wahyudi berboncengan motor milik risky kembali ke TKP mengambil barang jarahannya tadi dan langsung menuju Jember.

Di Jember Tersangka Wahyudi menjual hasil jarahannya kepada kakak kandungnya, yaitu tersangka Joko Susilo seharga Rp 2 juta.

Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban SH SIK MM MH mengatakan,mereka erupakan sindikat perampokan toko handphone. dalam melakukan aksinya mereka sudah memiliki peran masing masing. Wahyudi sebagai eksekutor perampokan, Riski turut membantu melakukan kejahatan dan Joko sebagai penadah barang curian.

"Kami akan kembangkan lagi kasus ini, karena dari hasil introgasi ada fakta baru muncul, dimana tersangka tidak melakukan sekali ini saja tapi sudah beberapa kali dengan sasaran toko handphone” ujar Arsal.

 

Tersangka Wahyudi dan Riski dijerat Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman paling lama lima belas tahun penjara, sedangkan Tsk Joko dijerat pasal 480 KUHP tentang penadah dengan ancaman hukuman selama 4 tahun penjara. (res/ls/red)

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.