Kapolres Rilis TKP

Bisnis Haram Untung Besar Menjual Pil Koplo di Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Bisnis Haram Untung Besar Menjual Pil Koplo di Lumajang
AKBP Arsal Sahban Kapolres Lumajang menunjukan barang bukti pil koplo dan uang hasil penjualan

Lumajang (lumajangsatu.com) - Chandra Setiawan Syaputra (28) warga Kutorenon Kecamatan Sukodono ditangkap polisi. Pasalnya, pemuda tersebut menjadi pengedar pil koplo (logo Y) dan ditemukan 1.000 butil pil dirumah kosnya jalan Ahmad Yani utara RS Wijaya Kusuma Lumajang.

AKBP DR. Arsal Sahban SIK, Kapolres Lumajang menyatakan menyatakan bahwa penjualan pil koplo di Lumajang adalah motif ekonomi. Betapa tidak, dari satu bungkus berisi 1.000 pil pelaku bisa untuk sampai dua kali lipat.

BACA JUGAPolisi Gerebeg Bandar Pil Koplo Pemuda Warga Kutorenon

"Satu bungkus ini dibeli dengan harga 800 ribu. Dijual langsung tanpa diecer sudah bisa laku Rp. 1.700.000," ujar Arsal, Jum'at (05/04/2019).

Belum lagi jika diecer, satu paket berisi 10 butir harganya antara 25-50 ribu. Seribu butir jika diecer tidak sampai satu minggu sudah habis terjual.

BACA JUGARilis TKP, Chandra Pengedar Pil Koplo Mengaku Beli dari Orang Tak Dikenal

Pil logo Y atau pil koplo sudah masuk dalam katagori obat terlarang. Saat ini, pol tersebut sudah tidak dijual di apotik, akan tetapi pembuatannya sudah melalui home industri.

"Sudah tidak dijual di apotik tapi di produksi home industri. Ini yang kita sedang buru dimana home industrinya," paparnya.

Bagi pengedar pil koplo akan dikenakan melanggar pasal 197 Sub. 196 UURI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan sehingga mendapatkan ancaman kurungan penjara maksimal selama 10 tahun serta denda paling banyak sebesar 10 miliar rupiah.(Yd/red)

Pengakuan Terduga Pelaku Penanam Ganja

Ladang Ganja di Hutan TNBTS Argosari Lumajang Sudah Panen Sekali

Lumajang - Ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dusun Pusung Atas Desa Argosari Kecamatan Senduro ternyata sudah berlangsung selama 9 bulan. Dari pengakuan pelaku, penanaman ganja dilakukan sejak bulan Januari 2024 dan sudah panen satu kali. Saat hendak panen kedua, keberadaan ladang ganja di hutan TNBTS keburu diketahui.