Obyek Wisata Alam

Pesona Sendang Arya Wiraraja Ingatkan Kerinduan Sejarah Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Pesona Sendang Arya Wiraraja Ingatkan Kerinduan Sejarah Lumajang
Keindahan Sendang Arya Wiraraja di Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang, kerap dijadikan tempat pemotretan oleh Fotografer di Lumajang. (foto By Indana)

Kedungjajang (lumajangsatu.com) - Namanya diambil dari seorang Raja Kerajaan Lamajang. Sendang Wiraraja terletak di Dusun Duko, Desa Wonorejo, Kecamatan Kedungjajang, Kabupaten Lumajang. Jarak tempuh dari pusat kota sekitar 13 km atau sekitar 10 menit.

Objek wisata ini mempunyai karakteristik yang berbeda dengan destinasi wisata lainnya, terdapat sebuah telaga yang cukup luas. Akses jalan yang mudah dan cukup dekat dengan pusat kota Lumajang, membuat destinasi wisata ini ramai dikunjungi oleh wisatawan. 

BACA JUGA : Wow, Lumajang Ada Makanan Ala Jepang di House of Kebbez

Sendang Arya Wiraraja sumber mata air sudah ada sejak terdahulu, bahkan telah banyak memberikan kemakmuran kepada masyarakat dusun Duko dan Dusun Curahlengkong dengan banyaknya jutaan kibik air yang dimanfaatkan masyarakat kedua dusun tersebut.

Bukan itu saja, air yang terkandung disini juga telah banyak di nikmati oleh masyarakat kecamatan Wonorejo dan sekitarnya. Baik untuk kebutuhan pertanian, memasak dan mencuci.

Sendang_Arya_Wiraraja_Lumajang1Sendang_Arya_Wiraraja_Lumajang1

Sesuai namanya, suasana di Sendang Arya Wiraraja ini memang sunyi. Telaga yang tenang menjadikan suasana terasa syahdu, cocok untuk merenung. Tak heran kalau danau ini kerap jadi tempat mandinya para raja.

Nama Sendang Arya Wiraraja diambil dari salah seorang Raja yang ada di Lumajang bernama Arya Wiraraja, karena dilihat dari radius 10 km dari tempat ini adanya situs biting.

"Adanya sumber ini karena saat itu petani mengalami kekeringan, dan datanglah Arya Wiraraja dengan membawa tombak yang ditancapkan ditengah-tengah telaga sehingga keluarlah sumber mata air ini" ujar Kades Bahrul Rozi (30)

Mungkin ada kaitan dengan riwayatnya sebagai tempat mandinya para raja, Telaga Sunyi diliputi mitos. Para pengunjung disarankan untuk tidak berkata-kata kotor atau ditenggelamkan makhluk halus sampai ke dasar sungai.

Terlepas dari mitos yang menyertainya, wisata ini tetap menjadi objek wisata yang dicari. Terutama oleh para traveler kekinian dan penggila selfie.

"Soalnya tempat ini memang benar-benar fotogenik. Foto di tepiannya saja sudah terlihat indah. Apalagi kalau foto underwater, semakin keren lagi buat dipasang di Instagram" Kata dia. (ind/red)

Editor : Redaksi

Spesialis Melukai Korban

Pelajar Disabet Saat Berteduh, Jejak Begal Sadis Lumajang Terungkap

Lumajang – Fakta mengejutkan terungkap dari pengungkapan kasus kriminal di Kabupaten Lumajang. Dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso diketahui merupakan begal sadis yang kerap melukai korbannya. Aksi kejahatan keduanya diduga kuat telah berlangsung sejak 10 Mei 2025 sesuai cctv yang beredar dan terjadi di sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Lumajang dan sekitarnya.

Begal Sadis

Teror Delapan TKP Berakhir, Pelaku Curanmor Lumajang Tewas Saat Diamankan

Lumajang * – Kepolisian Resor Lumajang berhasil mengungkap rangkaian tindak pidana pencurian dengan pemberatan, penganiayaan berat, serta perlawanan terhadap petugas, yang dilakukan dua tersangka berinisial AS (30) Desa Wonoayu Kecamatan Ranuyoso dan MH (37) Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso. Keduanya diketahui terlibat dalam sedikitnya delapan tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Kabupaten Lumajang dan sekitarnya.

Bantuan dari Presiden RI

Pemerintah Lumajang Hadirkan Pembangunan Berorientasi Manusia Melalui Becak Listrik

Lumajang  – Arak-arakan becak listrik yang melintas di pusat Kota Lumajang menjadi penanda arah pembangunan daerah yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan. Program ini menunjukkan bahwa pembangunan tidak semata diukur dari proyek infrastruktur berskala besar, melainkan dari kebijakan yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat kecil, khususnya tukang becak lansia yang selama ini menjadi bagian penting mobilitas kota.