Citizen Jurnalism

Penguasa Bungkam Soal Jalan Rusak, Facebooker Lumajang Bergerak

Makin hari, makin kreatif saja Facebooker Lumajang dalam mengkritik kerusakan jalan antara Lumajang-Tempeh. Kekritisan para facebooker sebuah pola proses intelektual melalui aksi yang patut di dengarkan oleh pemerintah daerah. Aksi design critism dimulai dengan mengungah gambar jalan rusak diberbagai titik. Kemudian gambar di kolase dan montase dengan dibubuhi seperti gambar orang memancing, krosser, menanam pohon pisang, hingga para pemangku kebijakan soal jalan. Mungkin ini kekesalan para anak muda yang melihat ada pembangunan infrastruktur yang belum dilakukan oleh pemerintahannya. Tapi, mereka menyampaikan uneg-unegnya lewat facebook bentuk aspirasi yang kebingungan kemana harus mengadu. "Kami tak butuh janji, tapi kerja, kerja dan kerja, mereka yang digaji APBD dari rakyat," teriak salah satu Facebooker. Ada sebuah gambar menampilkan, dimana aparat kepolisian yang seharusnya bisa menegakkan aturanb dijalan dengan menindaj truk yang mengangkut barang melebihi tonase. Malah memilih menanam padi disawah. Bahkan, anggotanya yang biasa menindak pelanggar lalu lintas, malah duduk dan menonton pimpinannya. ada apakah gerangan ? sebuah pertanyaan yang luar biasa. Siti Kurnila : "Cocok karo jenenge labruk pertanian....pas wis setuju banget." Abu Fatahillah : "TRek motocross terpanjang se indonesia pasirian-wonorejo" D'ajeng Oche " pehhhhhh...xixixixi" Nadia Moses "ea rek ngetrel t0k ...ati2 seng ate br0j0l engk0k ng jalur m0t0r cr0s" Siti Kurnila "Cepetan pak polisi lek nandur pari banyune selak sat. Klo bisa disediakn persewaan sepeda trilnya jug bro" Eva Suprapti "lubang berjalan???" Gerakan untuk mengajak pemerintah daerah Lumajangmemperbaiki jalan rusak melalui media sosial jelas sebuah kekritisan yang kontruktif. Kebijakan pemerintah untuk memperbaiki jalan atau melarang truk besar melintas, itu diharapkan juga. "Dulu Lumajang Pasirian Setengah Jam, sekarang satu jam setengah, Tambang Pasir kok malah bikin repot. Dulu Pak Masdar menolak ada pasir, sekarang malah parah," keluh seorang Facebooker. Pemerintah daerah Lumajang harus sadar dan aktif, gerakan Facebooker sangat berbahaya bagi kota Pisang ini. Negara Mesir bergejolak gara-gara media sosial, negara Amerika, Eropa, Afrika juga dikarenakan gerakan media sosial. "Media sosial sudah menjadi bagian kampanye mengkritisi dan memberikan masukan pada Negera dan Daerah, jika pemerintah tidak peduli, keterpurukan sebuah rezim makin jelas, mana yang pro rakyat dan mana orang memperkaya diri," terang Solekan, aktivis Mahasiswa. Kalau boleh memijam kata-kata lagu Iwan Fals, "Kalau Cinta Sudah Dibuang, Jangan Harap Keadilan Akan Datang". Pemerintah harus menjaga cinta rakyatnya, agar keadilan benar-benar dirasakan. Iwan Fals berkata "Kesedihan Jadi Tontonan, Bagi Mereka Yang Diperbudak Jabatan". Makna lagunya, Kesedihan rakyat akan jalan rusak dirasakan dan hanya dibiarkan hancur dijadikan tonton. Para penjabat yang selalu diperbudak jabat dan takut jabatanya hilang malah dijadikan sebuah proyek pekerjaan atas nama rakyat, barang jualannya jalan rusak merugikan rakyat bahan aduan ke Pemprov, Pemerintah Pusat. Facebooker mewakili masyarakat Lumajang yang pasif. Kini tinggal pemerintah daerah melakukan good wil, bagaimana jalan rusak di perbaiki dan regulasi transportasi angkutan diatur. Truk tronton, Fuso dan gandengan dilarang masuk kota. Semoga Gerakan Facebooker soal jalan rusak memberikan pencerahan di Hari Natal dan Tahun Baru 2014. Salam pergerakan Facebooker, Kita Masih Orang Lumajang.(red)

Nasib Hidup di Negeri Para Begundal

"Kita ini hidup di negeri begundal Pejabatnya sibuk mengurusi politik sundal Rebutan jabatan dan berlomba hidup royal Dengan cara main suap atau saling jegal Kita ini hidup di negeri sundal Pemilu berantakan dikatakan normal Rakyat dibohongi lembaga survei yang tak bermoral Karena dibayar oleh politikus bermoral kadal Kita ini hidup di negeri abnormal Orang salah dapat jabatan orang benar terpental Mau jadi polisi,mau jadi PNS,mau jadi TNI, rumah dan tanah terjual Karena oknum pejabatnya sudah rusak mental Kita ini hidup di negeri terpental Rakyat dibohongi angka-angka statistik yang tak masuk akal Padahal utang bangsa kita sudah sangat fatal Pemilu banyak menghasilkan pemimpin dan wakil rakyat yang begundal" Puisi berjudul Negeri Para Begundal itu ditulis oleh Hariyanto Imadha, alumni fakultas sastra/budaya dari Universitas Indonesia. Lirik puisi di atas secara kasat mata menggambarkan kondisi realitas yang sedang terjadi di negeri ini. Saat ini banyak kita temui puisi sejenis yang ditulis anak negeri yang ‘memprotes’ ulah para begundal-begundal tersebut. Anak negeri yang melakukan protes dengan cara ‘santun’ tersebut bisa dikatakan masih peduli akan nasib bangsa ini. Begundal bisa diartikan sebagai kaki tangan penjahat. Ya, di republik yang kita cintai ini banyak kaki-kaki tangan penjahat yang ingin mengeruk kekayaan bangsa ini demi kepentingan pribadi/kelompok mereka saja. Kalangan aktivis banyak menilai, negeri ini mayoritas dipimpin oleh para begundal politik. Pertanyaannya kemudian, apa yang terjadi jika mayoritas pemimpin di negeri ini bergaya begundal? Negeri ini terancam masuk ke dalam kubangan kehancuran. Namun, Yudi Latif, chairman dari Aktual Network, kerap memberikan optimistis bahwa Indonesia bukanlah negeri para begundal. Indonesia adalah negeri para pejuang. Menurut dia, mengutip pernyataan Bung Hatta, “Bagi kami, Indonesia menyatakan suatu tujuan politik karena dia melambangkan dan mencita-citakan suatu Tanah Air pada masa depan untuk mewujudkannya, setiap orang Indonesia akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya.” Faktanya, menyitir dari istilah bahasa latin A bene placito, yang artinya sesukanya atau sekehendak hatinya, mayoritas pemimpin negeri ini memimpin dengan sekehendak hatinya saja, tanpa menghiraukan nasib anak negeri lainnya yang kerap selalu ditimpa kesusahan. Jika benar negeri ini sekarang dipimpin segerombolan para begundal, mungkin para begundal itu telah melupakan akar sejarah bangsa ini, yakni Pancasila. Jika para pemimpin itu menghayati dan memahami benar makna dari Pancasila, niscaya mereka tidak akan menjadi begundal. Para pendiri republik ini telah memberikan ‘kitab suci’ pegangan bagi rakyat Indonesia bernama Pancasila. Namun, ‘kitab suci’ itu kini diingkari oleh pemimpin negeri ini. Bagaimana tidak ingin dibilang diingkari, para pemimpin negeri ini mayoritas lupa akan sila yang ada di Pancasila yakni; ketuhanan yang maha esa, kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ambil contoh, jika pemimpin di negeri ini meyakini sila ketuhanan yang maha esa, niscaya para pemimpin negeri ini akan selalu mengingat Tuhan dalam setiap gerak dan langkah mereka. Bahkan, setiap helai napas mereka pun akan selalu mengingat Tuhan. Ingat Tuhan adalah faktor utama dalam kehidupan manusia. Sebab, tanpa mengenal Tuhan, manusia akan menghalalkan segara cara untuk mencapai segala hawa nafsu mereka. Manusia tanpa mengenal Tuhan laksana iblis yang diusir Tuhan dari surga. Kemudian, kita juga bisa melihat bahwa rata-rata pemimpin kita, jika boleh jujur, rata-rata tidak bersikap adil dan bertingkah tidak beradab. Hal ini menyebabkan persatuan di negeri ini kerap terkoyak dan tidak terjadi keadilan bagi seluruh anak negeri. Sistem di negeri ini tidak lagi dipimpin atas dasar musyawarah mufakat. Namun dipimpin atas azas ketamakan dan keserakahan. Padahal, mengambil omongan Bung Karno, “….di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.” Jangan mengaku mencintai Indonesia jika kita atau pemimpin negeri ini lupa akan adanya Pancasila. Lalu, jangan mengaku mencintai Pancasila jika kita atau pemimpin negeri lupa akan agama (Tuhan). Padahal, berke-Tuhan-an adalah hakikat dasar dari hidupnya sebuah manusia. Tanpa berke-Tuhan-an, manusia adalah sahabat dari iblis, muara dari timbulnya para begundal. (Heriyono/red)   sumber : aktual.com

Pasir Lumajang Belum Sejahterakan dan Memakmurkan Rakyat

Lumajang kaya akan pasir yang melimpah tiada terkira. Bahkan pasir dari Gunung Semeru sangat diminati oleh para pelaku usaha dibidang kontraktor bangunan, baik perumahan, gedung, pabrik dan campuran untuk semen. Namun, pasir yang merupakan kekayaan tambang belum bisa dirasakan oleh masyarakat Lumajang baik untuk pendidikan, kesehatan serta pembangunan. Sungguh ironis, Lumajang seakan hanya menjadi penonton yang paling anteng "duduk manis", melihat pasirnya diangkut jutaan ton keluar kota. Namun, berapa pendapatan asli daerah dari pasir, masyarakat hanya bisa menyaksikan hilir mudik truk mengangkut pasir, tanpa harus tahu kemana lari hasil pasir. Banyak pertanyaan dilubuk hati terdalam dari sekelompok masyarakat, kemana hasil pasir Lumajang ?. Bahkan, ada bupati siap menjadikan Lumajang makmur dari hasil pasir dengan memasang pendapatan retribusi dari pasir di jalan-jalan. Namun, saat ini sudah hilang dan lenyap ditelan bumi, atau memang sengaja tidak dipublikasikan. Padahal, awalnya menjadi bupati, akan memberikan transparansi hasil pasir dengan diumumkan di ruang publik. Saat itu, hasil pasir bisa dikatakan sangat "wow", dalam sebulan bisa mencapai ratusan juta rupiah. Bahkan, para pemain pasir-pun disikat hingga habis, hingga para pemain yang berkongkalikong dengan penguasa sebelumnya masuk ke persidangan dan divonis berat oleh sang pengadil. luar biasa dan membuat decak kagum pendukung dan sebagian masyarakat. Ini bisa dibilang sebuah kemenangan bagi pecundang pasir, tetapi kali ini hasil pasir itu lenyap tak berbekas, berapa hasilnya perbulan. Bahkan, DPKD selaku pemungut dan pengelola hasil dari pasir pernah menyampaikan di media, pendapatan hasil pasir menurun lantara tidak lagi hujan dan gunung Semeru tidak lagi meletus mengeluar laharnya. Alasan ini memang menjadi pembenaran, tetapi aliran truk yang mengangkut pasir keluar Lumajang, masih tetap stabil. Bahkan, dari sumber pemain pasir,  truk yang keluar ke Lumajang malah tambah banyak. Bahkan, penjual truk pengangkut pasir kewalahan melayani kebutuhan truk baru untuk mengangkut muntahan gunung Semeru. Trus kemana hasil pasir Lumajang, pertanyaan ini belum pernah dijawab oleh pemangku kekuasaaan di kaki Gunung Semeru ? Pasir di Lumajang bukan hanya dari muntaan Gunung Semeru, tetapi ada besi hitam (besi) yang nilainya luar biasa. Bahkan pasir hitam, menjadi primadona investor tambang untuk bermaian di Lumajang. Bahkan, tambang pasir hitam ini, sempat ada penolakan yang cukup keras dari masyarakat lokasi tambang. Perlawanan yang cuku keras di Wilayah WOtgalih, yang sekarang sedang mereda, entah kapan akan meledak lagi, semoga tidak ada lagi aksi yang sama di Wotgalih. Sedangkan tambang pasir hitam yang kini berjalan di wilayah Pasirian, yang awalnya ditolak warga, kini sudah diterima. Alih-alih diberik CSR, masyarakat sekitar lokasi tambang menerima. Sehingga investor itu, dengan mudah menambang dengan tenang tanpa penolakan, karena warga mau menerima CSR dalam bentuk uang dan listrik serta pembangunan lainya (masih dijanjikan). Namun, penambangan pasir hitam juga sama dengan pasir dari muntahan lahar semeru, hasilnya belum jelas dan belum diketahui berapa besarnya. Bukannya menikmati dari pendapatan dari besi hitam, penambangan di pesisir pantai selatan makin membabi buta. Kerusakan lingkungan diberitakan media oline sudah terlihat dengan tampak dari atas menggunakan mesin pencari yang dinamai mbah google. Lumajang yang berharap bisa makmur dari pasir, ternyata pendapatan asli daerah di tahun 2012 dari berbagai sumber hanya sekitar Rp. 90 Milyar. Pasi bukan jadi sumber pendapatan terbesar, tetapi malah dari Orang sakit, yang dihasilkan oleh Rumah Sakit Pemerintah (RSUD Dr. Haryoto). Memalukan, kaya akan tambang, tetapi pendapatan asli daerah disumbang orang sakit. Pemeritah Lumajang dan pemangku kekuasaan harus segera bergerak cepat untuk menyelesaikan soal pasir belum memakmurkan masyarakatnya. Mengenai masih banyaknya penambang illegal harus ditertibkan dengan berkerjasama semua pihak, baik eksekutif, legislatif dan yudikatif serta aparat keamanan. Kemudian, harus dibentuk dinas yang menangani pertambangan, agar wilayah pertambangan sesuai dengan RT/RW Lumajang. Kemudian, transparansi akan hasil tambang pasir perlu kembali dipublikasikan, agar masyarakat ikut terlibat dalam pengawasan. Didalam undang-undang dasar (UUD) 1945, KESEJAHTERAAN SOSIAL Pasal 33, ayat (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Ayat (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara dan Ayat (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Melihat kondisi pasir semeru dan hitam, Lumajang seperti pepatah "Ayam Mati di Lumbung Padi". Semoga Pasir Lumajang sesuai dengan amanat Undang-Undang, bukan hanya untuk kepentingan kaum kapitalias dan birokrat korup. Pasir Lumajang harus untuk kemakmuran rakyat.(yan/red)

Pilgub Jatim Pertarungan Terakhir Parpol Berkuasa

Pemilihan Gubernur Jatim 2013 merupakan perhelatan pesta demokrasi yang boleh di bilang sebuah pertemuan politik yang paling dasyat. Pasalnya, sejumlah tokoh politik nasional dari parpol di gedung DPR RI dan pemerintah yang berkuasa tidak mau kalah serta terus melakukan konsolidasi untuk memenangkannya. Jawa Timur ternyata jadi bidikan para parpol untuk menjadikan cagub/cawagubnya yang diusung sebagai legimitasi sebuah petarungan politik sebenarnya. Apalagi, banyak sekali tokoh dan putra terbaik di Jawa Timur mewarnai percaturan politik Nasional. Ini perlu dibedah, kenapa Jatim menjadi pertarungan politik yang dasyat. Ini Maklum, para parpol tidak ingin melewati sebagai jagoan dalam hal mengusung Cagub/Cawagubnya. Selain itu, sejumah pertaruangn pilkada kelas propinsi di pulau Jawa kerap menghadirkan kejutan. Propinsi DKI, cukup mengejutkan Pasangan Jokowi-Ahok yang diusung Gerindra dan PDIP berhasil mengalahkan incumbent Foke yang diusung parpol gabungan salah satunya Demokrat. Di Banten juga demikian, Cagub-Cawagub (Atut-Rano) yang diusung Golkar dan PDIP berhasil menang, sekali lagi demokrat tumbang. Di Jawa Barat, pasangan Aher-Deddy yang diusung PKS berhasil menang, pasangan diusung PDIP dan Demokrat tumbang. Sedangkan di Jawa Tengah, Cagub dari PDIP, Ganjar Pranowo-Heru terlalu tanggung dari cagub/cawagub diusung parpol di senayan. Sedangan Jogyakarta masih menganut pada Cagubnya dari keluarga keraton, karena daerah istiwewa. Sementara di Jawa Timur, masyarakatnya yang plural dengan ragam budaya menghasilkan pasangan Cagub/Cawagu, Soekarwo-Saifullah Yusuf(Koalisi 32 Parpol), Eggy-Sihat (Incumbent), Bambang-Said (PDIP) dan Khofifah-Herman (PKB). Soekarwo yang merupakan ketua DPW Demokrat, ternyata membuat tokoh politik nasioanal dan ketua DPP Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono turun gunung. Demiakin juga PDIP untuk memenangkan Kader Terbaiknya, BangSa, para ketua DPP PDIP, Megawati turun gunung bersama Jokowi dan para politisi banteng moncong putih. Hal demikian, PKB yang mengusung Khofifah-Herman mengklaim sebagai cagub teraniaya karena kalah dengan Incumbent terus merangsek untuk menang dan tidak mau dicurangi lagi. Ketua DPP PKB, Muhaimin mengandeng tokoh NU untuk memenangkan yang ingin memiliki Gubernur dari NU. Sementara, Eggy-Said yang satu-satu kandidat dari independen memiliki semangat kebersamaan dan mengklaim sudah didukung 2 juta KTP yang diajukan, namun meski berat, ada dahaga cagub/cawagub indepeden yang masih bertarung  sebagai bentuk dukungan dari warga Jatim. Inilah petarungan terakhir bagi perpolitikan terakhir. Karena Demokrat yang kini sebagai partai pemerintah tidak mau kalah dalam pilgub jatim sangat all out. Namun, parpol PDIP dan PKB sebagai penantang tidak mau mengalah, meski ada dugaan incumbent masih kuat disegalanya. PDIP dengan semangat gotong royong terus melakukan simpul-simpul massa merah bersama bupati/ wabup, wakot/wawakot dan legislstator untuk memenangkan BangSa dengan jargon jempolnya. Hal demikian PKB dengan mengandeng NU sebagai ormas yang melahir parpol dari nahdliyin, terus  bergerak dengan mengandalkan warga Nahliyin. Namun, NU ada dua poros yang tidak mendukung cagub dari NU, Poros Lirboyo dengan tokoh lainya mendukung Incumbent, sedangkan poros Tebuireng mendukung Berkah. Namun, pertarungan terakhir yang akan habis-habisan bila dilakukan dengan cara curang dan tidak demokratis, bisa menghasilkan  kerugian pada Jawa Timur. Bukannya membangun Jatim lebih adil dan makmur, malah memecah belah kelompok dan gologan. Ini harus dihindari, karena 4 pasangan cagub/cawagub memiliki program yang dianggap bisa mengatasi masalah jatim. Mari kita pilih sesuai hati dan cerdas, tanpa harus menjelek-jelekan cagub-cawagub lainnya. Jatim adalah satu, untuk hidup lebih baik, bukan terpecah belah di Pilgub. Mari datang ke TPS untuk memilih pemimpin Jatim 5 tahun ke depan.(red)

Pilkada Lumajang, Dari Dunia Nyata Hingga Dunia Maya

Lumajang-Ajang pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lumajang 2013, tak hanya ramai menjadi perbincangan di warung-warung kopi, pengajian dan lainnya, namun juga ramai didunia maya atau media sosial seperti facebook. Sejumlah tim sukses, atau pendukung berat salah satu calon akan meng-Upload gambar-gambar pencitraan dari calon yang didukungnya. Bila kita sering online dimedia sosial (facebook), maka kita akan menemukan sejumlah grup facebook yang inten membahas pilkada Lumajang. Sperti Grup Buletin An-Nahdoh, dan beberapa grup lainnya yang menyebut masing-masing pasangan calon. Dalam media sosial itu, ada yang menggunakan akun asli namun juga ada yang menggunakan akun-akun aspal (asli tapi palsu). Akun aspal biasanya lebih kritis dan pro-aktif dalam "menjelek-jelekkan" pasangan calon yang lainnya. Sedangkan akun asli cenderung lebih sopan sedikit, ketika ingin mengkritisi dan nyindir bakal calon yang lainya. Perang di dunia maya tak terlepas dari semakin berkembangnya akses informasi, seiring dengan perkembangan tekhnolgi. Para pecandu dunia maya kini tidak perlu lagi datang kewarnet untuk bisa online. Namun cukup dari ponselnya, sudah bisa langsung online dan melihat komen-komen yang ada di media sosial. Bila kita amati, sejauh mana ke-efektifan media sosial seperti facebook untuk bisa mendulang suara bagi pasangan calon bupati dan wakil bupati, tentunya tidak se-fektif ketika calon tersebut langsung bertemu dengan konstituen di bawah. Dimana, pangsa pasar media sosial adalah para pemilih pemula, mereka yang melek tekhnologi, tataran elit politik menengah ketas, selebihnya tidak akan ada dampaknya. Namun, keberadaan media sosial dirasa cukup asyik untuk lebih menghangatkan suasana poliitk, dan memanaskan hati pendukung fanatik pasangan calon bupati, melalui komen-komen yang saling sindir menyindir. Kita berharap melui media soial jalannya pilkada Lumajang tetap damai, meskipun komen-komen para pendukung fanatik pasangan calon cukup pedas dan tak jarang membuat pendukung calon yang lainnya kupingnya menjadi panas.(red)  

ASA VS NU, Publik Lumajang Tunggu Siapa Yang Akan Lolos...???

Lumajang-Sabtu 23 Maret 2013 bisa jadi adalah hari yang sangat mennetukan bagi 5 Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Lumajang yang akan maju untuk memperebutkan kursi Nomor satu di Wialayah yang dikenal dengan hasil pertanian dan tambang pasir. Betapa tidak, hari tersbut merupakan pengumuman pasangan Bakal calon, yang berhak maju menjadi calon Bupati dan wakil Bupati 2013-2018. menjelang detik detik Pleno untuk menentukan siapa yang berhak maju, yang dilakukan KPU provinsi jawa Timur suasanan Kabupaten Lumajang nampaknya begitu panas dan menegangkan. Tak hanya dari pasangan calon dan tim suksesnya yang mencoba mencari informasi bocoran siap saja yang akan lolos menjadi calon bupati 2013-2018. Namun, sejumlah masyarakat yang intens mengikuti perkembangan politik Lumajang juga mencoba mencari tahu dari sejumlah sumber, terkait siap saja yang akan maju sebagai calon bupati dan wakil. Sekedar dikethui, pasangan yang pertama yang medaftar adalah pasangan DR. H Sjahrazad Masdar MA dan Drs. As'at M.Ag, yang diusung partai Golkar, Demokrat dan PAN. Pasangan Kedua adalah pasangan A-RIF (Agus Wicaksono S.Sos dan KH Adnan Syarif LC) yang diusung PDI Pejuangan, PPP dan PKS. Pasangan ketiga adalah Indah pakarti dan Abdul Kafi SH (Indah-Kafi) yang diusung Partai Gerindra dan PKNU. Yang menarik adalah pasangan ke empat dan ke lima, Yakni Pasangan DR. H. ALi Mudhori S.Ag M.Ag dan Samsul Hadi SH (ASA), dan Pasangan Usman Efendi dan Achmad Jauhari (NU), sebab kedua pasangan tersbut sama-sama diusung oleh satu partai dari fersi yang berbeda. Pasangan ASA disusung PKB Kubu ALi Mudhori dan NU diusung PKB Kubu H. Rofiq Abidin. Tiga pasangan yang awal kemungkinan besar tidak akan ada persolan, dan banyak pihak yang memastikan lolos 100 persen. Namun, bagi dua pasangan yang sama-sama diusung PKB dari fersi yang berbeda, yang pasti akan terjungkal salah satunya, atau kedua-duanya sama-sama dicoret dari peserta Pilkada Lumajang 2013. kedua calon yang sama-sama diusung partai yang sama, menjadi perguncingan hangat di Lumajang. Mulai dari warung kopi, kalagan elit partai politik dan pemerinthan, bahkan dikalangan para wartawan Lumajang sekalipun juga menjadi diskusi yang hangat. Ada yang bilang yang akan keluar sebagai pemenang adalah pasangan ASA dengan berbagai argumen hukum yang disampaikan. Ada juga yang menyatakan yang akan diterima adalah pasangan NU, tentunya dengan pertimbangan hukum yang diutarkan juga. Mereka yang memiliki alasan untuk menebak pasangan ASA atau NU yang akan diterima, akan mendapatkan kejelasan ketika KPU Lumajang telah mengumumkan hasil Rapat pleno KPU Jatim. Yang rencananya penguman tersbut akan disampikan kepada publik pada tanggal 23 Maret 2013, melalui media masa. Jika anda juga memiliki prediksi tetang dua calon tersebut, maka sebentar lagi akan mengetahuinya, karena KPU Jatim telah selesai melakukan pleno, tinggal pengumuannya saja yang akan disampikan kepada publik. Siapakah yang anda jagokan ? kita tunggu saja pengumannya...!!!

12-12-2012 Lumajangsatu.com Lahir Untuk Perubahan

Sukodono - Lumajangsatu.com merupakan media online lokal lumajang yang lahir dan dilaunching tanggal 12-12-2012. Lahirnya media ini memang bukan kesegajaan dan ditepatkan di tanggal, hari, bulan dan tahun yang cantik.   Tim redaksi memang sangat berharap launching lumajangsatu.com bisa menjadi pendamping dan pengawal pembangunan kota Lumajang tercinta. Karena media, sangat efektif dalam komunikasi pemerintah dengan masyarakatnya.   Sehingga, komunikasi yang terjadi dimedia ini mewakili masyarakat dalam mendapatkan pelayanan pemerintah. Sebaliknya, pemerintah bisa mengkomunikasikan program kerjanya bagi kemakmuran masyarakatnya.   Pimpinan Redaksi, Wahyudi mengatakan, lahirnya media ini terinpirasi dengan sejarah kebesaran Lumajang yang dikenal sejak zaman berdirinya Gunung Semeru di kitab tantu pangelaran. Gunung Semeru ditancapkan ditanah jawa oleh para dewa untuk menetramkan dunia dari goncangan jawadwipa. "Kami menancapkan lumajangsatu sebagai media perubahan bagi Lumajang yang dikenal akan kebesaran sejarahnya," terang Yudi.   Dia menambahkan, Lumajang dalam kemajuan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah didukung masyarakat, perlu adanya control, kritikan dan masukan. Sehingga pembangunan antara KOta dan Desa bisa berkesinambungan dalam bidang perekonomian. "KOmunikasi politik pemerintah demi kemakmuran masyarakat di era demokrasi modern," paparnya.   Bagi pembaca lumajangsatu.com adalah sebuah mitra demi kemajuan Lumajang, sehingga kritikan dan masukan bisa disampaikan lewat email redaksi : [email protected]. Mari kita bersama memajukan Lumajang dalam keterbukaan informasi publik dengan kebebasan pers.(red)