Citizen Jurnalism

Antara Begal dan Truk Pasir Lumajang-Tempeh

Dalam sehari, dua nyawa melayang sia-sia di Jalan Lumajang-Tempeh. Satu korban di Jl. Imam Bonjol Kelurahan Citrodiwangsan dan satu korban melayang di Jalan Lumajang-Tempeh di Desa/Kecamatan Sumbersuko. Sebernanya, yang salah siapa?, pengendara motor apa si sopir truk atau truk yang terlalu besar dan mungkin jalan yang sempit. Dalam sehari 2 korban melayang di jalur lalu lintas di Kabupaten Lumajang yang sama-sama ke senggol Truk. Bayangkan saja, dalam sebuah hiburan Orkes Melayu, bila penonton saling senggol, bisa terjadi tawuran antar kelompok. Tapi sudahalah, kita jangan mencari alasan atau kambing hitam serta pembenaran diri.   Dua korban melayang di Jalur Lumajang-Tempeh bukan kali ini saja, bahkan sudah mencapai belasan dan puluhan. Kejadian kecelakaan di Lumajang-Tempeh telah memakan korban sangat banyak, ini perlu ada kajian khusus. Kecelakaan di Lumajang-Tempeh meningkat setelah ada penambangan pasir besar-besaran di medio 2012-2013 dan sampai sekarang. Dampak dari tingginya intensitas dan kuantitas Truk pasir yang keluar masuk Lumajang-Tempeh memang berdampak serta memiliki ekses tinggi di dunia lalu lintas Lumajang. Dinas Perhubungan dan Pihak Satlantas Polres Lumajang perlu mengkaji ulang dalam rekayasa perhubungan darat. Angka kecelakaan lalu lintas tinggi dan korban juga tinggi, bukan hal yang baik. Jangan sampai Lumajang dikenal sebagai kota tidak tertib lalu lintas atau tidak ramah bagi roda dua. Banyaknya korban lalu lintas di Lumajang-Tempeh sudah menelan banyak jiwa. Pemangku kebijakan harus segera bertindak, dikhawatirkan dengan semakin sering terjadi kecelakaan lalu lintas, masyarakat dan keluarga korban bertindak beringas seperti pada begal. Ancaman di jalur Lumajang-Tempeh bukan hanya masalah lalu lintas, tapi juga begal yang sering beraksi. Namun, kesadaran masyarakat berlalu lintas juga perlu diperhatikan dan semakin gencar sosialisasi tertib berlalu lintas. Penulis khawatir Truk Fuso bisa disamakan seperti Begal, seperti di kawasan Jawa Timur bagian Barat, sering terjadinya Bus Sumber Kencono menabrak motor, warga bertindak anarkis. warga merusakan dan membakar Bus. Ini juga tak diinginkan di Lumajang. Truk pasir dan Begal sama-sama mengancam jiwa pengendara motor. Pihak pemangku kebijakan harus segera bertindak, dari pada masyarakat bertindak lebih dahulu, karena kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Truk Pasir sudah menjadi begal bagi pengendara motor di Lumajang-Tempeh. Pemangku kebijakan seperti Dishub dan Satlantas Polres Lumajang harus segera mengambil langkahh, agar tidak ada lagi korban kecelakaan dengan kepala pecah atau sebagainya. Kaji ulang truk besar yang melintas di Lumajang-Tempeh, karena jalan yang sempit. Wahai pemangku kebijakan, jangan sampai ada nyawa melayang lagi di Lumajang-Tempeh. Mari kita tertib lalu lintas untuk menjaga keselamatan diri. (red)

PC NU Lumajang Prihatin Banyak Pelaku Kejahatan Libatkan Anak Sekolah

Lumajang(lumajangsatu.com)-  Maraknya kejahatan yang melibatkan anak dibawah umur dan pelajar mendapat keprihatinan dari Nahdlatul Ulama Lumajang. Menyelamatkan generasi bangsa merupakan tugas bersama, aparat penegak hukum, guru, orang tua dan masyarakat umum. "Kami sungguh sangat prihatin dengan fenomena kriminalitas yang melibatkan anak dibawah umur dan pelajar," ujar Samsul Huda Ketua PC NU Lumajang kepada lumajangsatu.com, Jum'at (06/03/2015). Dunia pendidikan saat ini tertantang untuk bisa mencetak anak didik yang tidak terlibat dengan aksi kejahatan dan obat-obatan terlarang. Meskipun, dari ribuan siswa mungkin hanya beberapa saja yang terlibat menjadi pelaku kejahatan, namun itu menjadi persoalan yang harus dicari akar masalahnya. "Kepala sekolah dan guru harus ikut melakukan pengawasan dan memberikan pemahaman bahwa menjadi seorang penjahat tidak akan menguntungkan sampai kapanpun," terangnya. Yang lebih penting lagi, adalah peran orang tua untuk bisa mengawasi pergaulan dan aktifitas putra putrinya. Sebab, anak yang terlibat dalam aksi kejahatan biasanya berasal dari keluarga yang tidak harmonis (broken home). "Orang tua dan lingkungan keluarga sangat berperan untuk mencetak seorang anak, oleh sebab itu orang tua harus benar-benar mengawasi pergaulan anaknya," jelasnya. PC NU juga meminta kepada pihak kepolisian untuk meningkatkan patroli keamanan. Pasalnya, aksi begal yang marak di Lumajang bukan lagi aksi kriminalitas biasa, namun sudah mengarah kepada teror karena mengancam nyawa. "Aksi begal hari ini bukan hanya aksi kejahatan biasa, namun sudah mengarah kepada aksi teror karena mengancam nyawa korban," pugnkasnya.(Yd/red)

MA Al-Kholafiyah Gandeng lumajangsatu.com Pelatihan Jurnalistik Pelajar

Lumajang(lumajangsatu.com)- Guna meningkatkan skill dalam bidang tulis menulis, MA Al-Kholafiyah di desa Tekung Kecamatan Tekung menggelar pelatihan jurnalistik. Hadir sebagai narasumber, Harry Purwanto dari beritajatim.com dan Babun Wahyudi wartawan Gloria FM dan www.lumajangsatu.com.   "Kegiatan ini untuk meningkatkan kemampun siswa dan siswi dalam dunia tulis menulis," ujar Khoirun Nasihin SHI kepala sekolah MA Al-Kholafiyah, kepada lumajangsatu.com, Minggu (01/03/2015).   Dengan kegiatn tersebut diharapkan para siswa-siswi bisa termotifasi untuk belajar menulis dan menjadi penulis handal. "Dunia semakin maju, oleh sebab itu kita siapakn anak didik kita dengan segala kemepuan dan keahlian, baik itu menulis, bahasa international dan kemapuan-kemampuan yang lainnya," jelasnya.   Dany, salah seorang peserta pelatihan juga sangat senang mengikuti kegiaan pelatihan. Diama para peserta bisa melihat bagaimana cara belajar menulis dengan cepat dan juga tatacara kerja dari para insan jurnalis yang setiap harinya menyajikan informasi.   "Ternyata menulis itu mudah, karena kita suda diajarkan menulis sejak kecil tinggal kita konsisten untuk terus menulis saja," papar Dani.   Sementara itu Pimred lumajangsatu.com menyatakan siap untuk megawal dan memberikan pelatihan berkelanjutan agar siswa bisa mehir menulis. Pasalnya, kedepan generasi penerus bangsa lulusan SMA atau MA dituntut memiliki multi skil menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA).   "Sekarang ini modalnya bukan hanya ijazah saja, namun juga skil seperti tulis menulis dan kemampuan yang lainnya," jelasnya.(Red)

Inilah Sambutan Ketua Dewan Pers Di Hari Pers Nasional 2015

PIDATO SAMBUTAN KETUA DEWAN PERS  PADA HARI PERS NASIONAL DI BATAM, 9 FEBRUARI 2015 Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamuâalaikum warahmatullahi wabarokatuh. Bapak Wakil Presiden  Bapak Ketua MPR  Bapak Menteri Komunikasi dan Informatika. Bapak para Pejabat Negara dan Pemerintahan. Gubernur Provinsi Kepulauan Riau. Para Bupati, Walikota, dan seluruh jajaran Pemerintah di daerah,  baik sipil dan militer. Keluarga besar pers Indonesia. Hadirin yang saya mulyakan.     Atas nama keluarga besar pers Indonesia, khususnya peserta HPN, saya sampaikan terima kasih atas kehadiran Bapak Wakil Presiden pada HPN ini. Kehadiran Bapak, merupakan suatu penghargaan nyata terhadap seluruh komunitas pers Indonesia dimanapun mereka berada. Tidak dapat dibantah, pers berperan besar dalam perjalanan bangsa Indonesia, baik sebelum maupun sejak kemerdekaan. Bapak Wakil Presiden dan hadirin yang saya mulyakan.     Sebelum menyentuh langsung hal-hal berkenaan dengan pers, izinkan saya terlebih dahulu mencatat pernyataan filosof Inggris Francis Bacon yang lahir pada pertengahan abad ke-16 (1561) dan meninggal pada abad ke-17 (1626). Dalam bidang ilmu pengetahuan, Bacon adalah pemula yang berpendapat betapa penting eksperimen dan observasi dalam kegiatan keilmuan. Bacon adalah penemu yang tidak sengaja, bahwa es dapat dipergunakan sebagai pengawet makanan, seperti daging. Ketika berbicara mengenai cara memajukan ilmu, Bacon mengambil tamsil kehidupan laba-laba, semut, dan lebah. Laba-laba membuat sarang yang bergelantung di udara dari air liur yang diproduksi dari tubuhnya sendiri. Laba-laba ketika membuat sarang sama sekali tidak memanfaatkan material sekitarnya, karena hanya menggunakan air liurnya sendiri dan semata-mata untuk dirinya sendirinya. Laba-laba tidak membuat suatu kemajuan atau perubahan apapun. Memang tidak merugikan pihak lain, tetapi juga tidak memberi manfaat pada pihak lain. Bagaimana dengan semut? Semut kata Bacon, tidak pernah berhenti mengangkut berbagai material (daun, binatang yang mereka tangkap bersama dan lain-lain). Tetapi semut hanya sekedar mengangkut dan mengumpulkan, tanpa mengubah bahan-bahan tersebut agar memberi manfaat lebih lanjut. Barangkali satu-satunya pelajaran dari kerja semut adalah mereka selalu bekerja atas dasar gotong royong, atas dasar kebersamaan. Selanjutnya, bagaimana dengan lebah? Lebah kata Bacon, tidak hanya bersama-sama mengumpulkan bahan-bahan (maksudnya: sari bunga), tetapi mencernanya dan mengubah bahan-bahan itu (maksudnya: menjadi madu). Dapat pula kita catat, hasil kerja lebah tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan lebah itu sendiri, melainkan bagi makhluk lain, terutama manusia. Selain itu, meskipun seperti semut senantiasa hidup bersama, tetapi masing-masing lebah bekerja menemukan bunga untuk dihisap sarinya dan dibawa ke sarang untuk diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan bersama atau makhluk lain. Dalam Islam, dikenal ajaran tentang kebaikan lebah, manusia dianjurkan meneladani kehidupan lebah. Hadirin yang saya mulyakan.     Saya yakin, baik pers maupun penyelenggara negara dan berbagai kekuatan sosial lainnya, sama-sama mendambakan sebesar-besarnya kemaslahatan setiap gerak dan pekerjaan kita, seperti kemaslahatan hasil kerja lelah kita. Agar menjadi sesuatu yang maslahat, kita semestinya tidak seperti semut yang sekedar memindahkan suatu benda dari satu tempat ke tempat lain. Pekerjaan itu harus diolah, dicerna dan ditransformasikan sehingga memberi sebesar-besarnya manfaat. Dalam konteks rakyat Indonesia, manfaat itu adalah sebesar-besarnya kemakmuran bagi sebanyak-banyaknya rakyat. Meminjam ungkapan Jeremy Bentham, filosof Inggris abada 18-19 (1748-1832), sebagai peletak dasar mazhab âutilitarianâ, menyatakan semua tindakan harus didasarkan pada: âMaximize pleasure and minimize painâ. Dalam ungkapan lain, Bentham menyatakan âthe greatest happiness for the greatest number.❠    Bagaimana prinsip ini jika ditinjau dari perspektif hubungan antara penyelenggara negara dan pers, agar hubungan itu tidak sekedar masing-masing membuat sarang sendiri atau sekedar memindahkan informasi seperti pekerjaan semut, melainkan hubungan yang tercerna dan bersifat transformatif untuk memaksimalkn kesentosaan seluruh publik atau sekurang-kurangnya kesentosaan bagi sebanyak-banyaknya publik.     Sebagai konsekwensi demokrasi yang menjamin kebebasan atas dasar persamaan, hubungan antara penyelanggara negara dengan pers akan memberi manfaat sebesar-besarnya apabila dilandasi prinsip equal foot, yang berwujud saling percaya, saling jujur dan saling terbuka. Pers sekali-kali tidak layak dibiarkan berspekulasi mengenai suatu kebijakan atau tindakan karena tiada keterbukaan. Bagi pers yang sangat percaya pada niat baik suatu kebijakan atau tindakan, walaupun tidak terbuka, akan berusaha menyimpulkan pendapat yang akan memberi pembenaran (justifikasi), seperti mencari dasar pada jenis kekuasaan tradisional ekstra konstitusional seperti hak prerogatif, mencari dasar pada asas manfaat (utilitarian, doelmatigheid), menggunakan dasar di atas asas manfaat (?), dasar diskresi, atau dasar politik, yang seolah-olah segala sesuatu yang benar secara politik adalah suatu tindakan yang dapat dibenarkan. Kita tahu bahwa, pembenaran tidak selalu identik dengan kebenaran. Pembenaran dapat menjadi instrumen membenar-benarkan sesuatu yang tidak benar. Hubungan semacam ini bukan saja tidak sehat untuk pers tetapi untuk publik pada umumnya. Tidak mungkin seluruh pers diminta menemukan atau mengutarakan berbagai pembenaran atas sesuatu yang tidak atau belum pasti benar. Pers merdeka dan sehat tidak sekedar berperan sebagai penemu pembenaran, melainkan kebenaran itu sendiri sebagai suatu bentuk tanggungjawab kepada publik, bagi  pers merdeka dan sehat berlaku satu adagium: ânothing the truth but the thruth❠salah satu konsekwensi kewajiban tersebut, pers dibekali oleh kewajiban yang dapat menimbulkan anggapan pers berlebihan atau kebablasan. Di sini timbul persoalan: âsiapa sebab, siapa akibat, siapa aksi, siapa reaksi?❠Hadirin yang saya mulyakan     Bagaimana dengan ârumah tangga❠pers sendiri? Secara jujur cukup banyak persoalan internal pers. Pertama, persoalan mengenai cara-cara menterjemahkan hak atas kebebasan berekspresi yang memungkinkan ada pluralisme pikiran dan pendapat pada gilirannya pluralisme mendapat keberpihakan. Menjadi persoalan, ketika keberpihakan itu bersifat sikap partisan. Partisanship pers meskipun sulit dicegah, tetapi tetap dianggap tidak begitu layak. Dalam alam demokrasi, keberpihakan pers semestinya keberpihakan kepada publik, bukan terhadap kekuatan politik atau aliran politik tertentu. Pers partisanâsadar atau tidak sadarâdapat merendahkan diri sendiri karena kemungkinan melalaikan kewajiban menjunjung tinggi profesionalisme pers, kode etik pers, standar-standar jurnalistik, dan lain sebagainya. Kedua, pengaruh pemilik terhadap pers. Selain kemungkinan terlalu mengkedepankan pers sebagai usaha ekonomi, pengaruh yang meresahkan publik, ketika pemilik menjadi pelaku atau aktivis politik, kekuatan politik tertentu. Ini merupakan faktor paling utama yang menimbulkan partisanship pers. Ketiga, persoalan âpers abal-abalâ. Sesuatu yang semestinya tidak boleh ditolerir oleh kalangan pers sendiri. Dewan Pers menerima begitu banyak keluhan terhadap tingkah laku atau praktek pers abal-abal. Yang lebih memprihatinkan, tingkah laku abal-abal tidak hanya ada di pers yang memang abal-abal, tetapi dapat juga menghinggapi pers yang secara normatif memenuhi syarat-syarat sebagai pers tetapi bertingkah laku abal-abal. Salah satu wujud abal-abal yaitu menjadi pers atau membuat berita untuk mengancam, memeras, atau bentuk-bentuk manipulasi lainnya. Namun perlu dicatat, selain sebagai suatu penyakit bawaan, berkembangnya pers abal-abal atau tingkah laku abal-abal karena ada peluang. Salah satu peluang, karena obyek atau subyek berita juga mengandung berbagai penyakit yang bertentangan dengan kewajiban dan tanggung jawab sebagai pengelola kepentingan publik. Pada kesempatan ini, saya meminta HPN menegaskan pendirian menolak segala bentuk pers abal-abal dan menindak segala bentuk dan jenis pers abal-abal. Bapak Wakil Presiden. Izinkan saya atas nama pers menyampaikan rasa prihatin yang sangat mendalam atas berbagai hiruk pikuk politik dan publik sekarang ini. Dalam berbagai kesempatan, saya mengingatan pers, sekali-kali tidak boleh menjadi bagian dari hiruk pikuk itu kecuali dalam batas fungsi pers untuk menyampaikan informasi kepada publik. Pelajaran lama yang pernah diajarkan kepada saya  dan Bapak Wakil Presiden lebih dari 50 tahun yang lalu: âinti leadership adalah mengambil keputusanâ. Lebih baik pers mempertanyakan suatu keputusan dari pada pertanyaan kenapa tidak ada keputusan. Bapak Wakil Presiden dan hadirin yang saya mulyakan.  Demikian catatan singkat perjalanan pers kita sejak HPN yang lalu hingga hari ini. Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya mengucapkan pula terima kasih yang dalam kepada Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Bupati, Walikota beserta seluruh aparatur pemerintah yang telah mendukung HPN ini. Tidak kurang, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Provinsi Kepulauan Riau atas perhatian terhadap HPN ini. Kepada para insan pers, marilah kita tanamkan semboyan: âpers hari ini lebih baik dari pers kemarin, dan pers besok lebih baik dari pers hari ini.❠Terima kasih. Wassalamualaikum wwb. Batam, 9 Februari 2015 Ketua Dewan Pers Bagir Manan     

3 Warisan Almarhum Bupati Sjahrazad Masdar Bagi Pembangunan Lumajang

Dalam membangun Lumajang yang bisa mensejahterakan masyarakat, Almarhum Bupati Lumajang, Sjahrazad Masdar sudah mewariskan pondasi bagi Reformasi PNS. Warisan landasaan bagi reformasi PNS dibidang Kinerja yakni 1, Loyalitas pada Program, Inovasi Program dan Publikasi. Pondasi ini wajib dilakukan oleh semua lapisan birokrasi dalam memajukan Lumajang menuju masyarakat sejahtera bermartabat. Almarhum berharap PNS khususnya pejabat memiliki loyalitas terhadap programnya yang tertuang di dalam APBD dan Visi Misi SA'AT. Loyalitas bagi PNS di Lumajang harus bisa belajar terhadap Supporter sepak bola yang mendukung tim kesayanganya tanpa batas, jarak dan membentuk identitas. Supporter adalah bole dibilang pendukung fanatik bagi tim sepak bola kebangganya "Pemkab Lumajang", sehingga apapun yang dilakukan supporter demi kemajuan tim dan nama daerahnya. Bila PNS Pemkab Lumajang memiliki loyalitas seperti suppoter bola, maka Lumajang akan memiliki identitas dan jatidiri. Seperti Arema, Bonek, Bobotoh, The Bless dan lainya. Kedua Inovasi dalam Program kerja, PNS harus bisa memiliki inovasi dan perubahan untuk menjadikan Lumajang lebih baik. Inovasi berhubungan dengan kreatifitas tanpa harus berbenturan dengan aturan yang ribet ditubuh birokrasi. Pemikiran Out Of The BOx harus senantiasa dilakukan, jadi PNS harus menjadi entepreneur panutan masyarakat.  Inovasi memang perlu dilakukan dengan kemajuan zaman dan teknologi informasi. Tanpa Inovasi, Lumajang akan ketinggalan dengan kabupaten tetangga, apalagi PNS yang lebih memilih diposisi aman dan nyaman. Bukan resah dalam mengasah inovasi dalam pembangunan di Lumajang.   "Tiga Pondasi dalam reformasi birokrasi bagi PNS Lumajang yang disampaikan Almarhum Bupati sebenarnya memiliki daya kuat bagi kemajuan Kabupaten ini, kita sering melupakan. Padahal beliau kerap menyampaikan dalam berbagai kesempatan bersama kita dan masyarakat. Mari kita sukseskan 3 pondasi bagi pembangunan Lumajang sejahtera dan bermartabat," ujar Sekda Lumajang, Buntaran, saat melakukan pertemuan dengan Tokoh Masyarakat di Gedung PKK, Senin(02/02).   Terakhir, bila Loyalitas dan Inovasi terhadap program kerjanya, PNS dan Pejabat di Lumajang harus bisa mempublikasikan semua hasil kerja kerasnya. Publikasi bisa dilakukan dengan kemajuan teknologi informasi. Publikasi bisa dengan ajang pamer SKPD dalam kinerjanya bersama-sama masyarakat. Selain itu, publikasi harus kreatif dan inovatif dengan simbolan keloyalan dalam kinerja, bukan pencitraan. Jika publikasi hanya dibalut pencitraan tidak akan lama bertahan dan malah ambruk dengan realitas sosial. 3 Warisan Almarhum, jangan dipandang remeh dan biasa saja. Bila warisan dianggap remeh lumajang akan biasa saja, namun bila dipandang sebuah yang luar biasa. Maka Lumajang akan jadi luar biasa dengan 3 warisan pondasi reformasi birokrasi.(red)

Tahun 2015, Saatnya Bersatu Jadi Terbaik Rek!

Tahun 2015 sebagai tahun baru, harus menjadi awal bagi kita semua sebagai masyarakat Lumajang untuk semangat baru. Lumajang harus meninggalkan dan melupakan di masa tahun 2014 dan harus lebih baik ditahun 2015. Ada moto bijak "Hari Ini Harus Lebih Baik dari Hari Kemarin, Besok Haru Lebih Baik dari Hari ini". Jika sama saja dalam kualitas dari kemarin, hari ini dan esok sama saja dan termasuk orang yang merugi. Sebagai masyarakat Lumajang, semuanya jelas ingin lebih baik lagi dalam semua hal kehidupan. Tahun 2014 harus jadi pengalaman, bukan malah disesali. Manusia yang kuat tidak akan mengeluh kegagalan ditahun 2014, namun dijadikan pegangan hidup dan tidak gagal lagi di tahun 2015. Lumajang ditahun 2014 banyak sekali cerita dan pengalaman yang harus dijadikan pijakan, bukan dilakukan kembali. Sudah saatnya Lumajang lebih baik menuju masyarakat sejahtera dan bermartabat seperti yang inginkan dua tokoh yakni Sjharazad Masdar dan As'at Malik. "Tahun 2015 semua masyarakat Lumajang harus lebih baik, sejahtera dan bermartabat," ungkap Wabup As"at Malik. "Lumajang Harus lebih baik,jangan mundur, karena itu kegagalan," kata Kapolres Lumajang, AKBP Singgamata. Mari tahun 2015 sebagai langka maju, bukan mundur dari pesatnya kemajuan zaman. Lumajang tidak bisa dibangun oleh sekelompok orang atau golongan tertentu, tetapi kebersamaan dengan gotong royong yang disampikan Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno. Lumajangsatu yang mempunyai moto "Bersatu Jadi Terbaik", Lumajang akan maju bila semua elemen masyarakat bersatu. Lumajang jangan sampai terpecah belah dalam membangun. Ini terbukti dalam sejarah Lumajang, hanya dengan bersatu Lumajang bisa disegani oleh Kabupaten lainnya dalam pembangunan. Selamat tahun baru 2015, Lumajang pasti bisa menjadi Kabupaten yang masyarakatnya sejahtera dan bermartabat.(red)

Hari Ini, 2 Tahun Lumajangsatu.com Hadir di Kaki Gunung Semeru

Hari ini, 12 Desember 2014,media kami Lumajangsatu.com genap berusia 2 tahun. Media kami memang masih berusia muda sekali dibanding sejumlah media massa di Lumajang dan Jawa Timur. Namun, kepercayaan masyarakat dan mitra kerja menjadikan kami diterima ditengah-tengah kemajuan zaman ini. Bila kami dilihat dari usia yang muda, umur 2 tahun untuk anak manusia. Kami baru bisa belajar makan dan minum sendiri dan memegang cangkir sendiri. Dalam berbicarapun hanya mampu menyampaikan 2-3 kata, naik tangga dan berlari-lari kesana-kesini. Meski usia masih muda, kami mampu diterima ditengah masyarakat Lumajang dalam mencari identitas dan jatidiri sebagai portal media online yang serius andil dalam pembangunan daerah kelahiran. Tak cukup itu, kami juga banyak kritik dan masukan dalam perjalanan menjadi media online yang bisa berkembang dan maju. Meski masih banyak kekurangan dalam informasi, baik kuantitas dan kualitas. Kami masih mampu memberikan sedikit untuk kemajuan bagi masyarakat dan pembangunan Lumajang secara umum. Kritikan dan Masukan dari mitra kerja membuat kami semakin serius belajar menjadi media yang benar-benar diterima di masyarakat. Sebagai media online yang merupakan bagian dari media massa yang kini memasuki babak industri dengan gencarnya serbuan media jejaring dan grup. Kami tetap bersemboyan sesuai motto "Bersatu Jadi Terbaik" dalam ikut serta pembangunan di Lumajang. Mengutip pernyataan dari mantan Ketua Makhamah Konstitusi, Mahfud MD, "Pilar terakhir yang bisa diharapkan untuk tegaknya keadilan negeri ini adalah pers". Inilah yang menjadi pelecut semangat kami dalam memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat Lumajang. Bahkan, Plt Bupati Lumajang, As'at Malik menyampaikan ke lumajangsatu agar bisa ambil bagian dalam pembangunan di Lumajang. Lumajangsatu.com tidak ingin menjadi sebuah media yang bisa sekedar sebagai hiburan, tetapi bisa juga menjadi sarana mengubah dunia. Kami hanya berikhtiar dan Istiqomah dalam menyampai informasi yang bermanfaat bagi masyarakat Lumajang. 2 adalah angka yang memiliki makna nilai yang mendalam bagi media kami, bukan yang kedua tapi tetap menjadi nomor satu dalam menyampaikan informasi ke masyarakat. Atas do'a dan dukungan mitra kerja, kami sampaikan terimah kasih banyak dalam perjalan Lumajangsatu.com yang terus dipercaya masyarakat Lumajang.(red)

Gawat, Perayaan Harjalu 759 Sepi Senyap!!!

Bagaimana kabar peringatan Hari Jadi Lumajang ke 759 tahun 2014?, kok masih sepi saja. Padahal Harjalu selalu diperingati dengan  besar-besar oleh Pemerintah Lumajang bersama masyarakatnya. Gaung Harjalu kali ini, sepertinya sepi senyap. Agenda apakah yang akan memeriahkan juga sepi dari obrolan dan jagongan dikalangan masyarakat. Kebanyakanan masyarakat pasrah dan pasif untuk ikut serta, padahal di HUT RI lalu, banyak sekali kemeriahan karnaval di setiap kecamatan, Bagaimana dengan Harjalu tahun ini. Banyak kalangan masyarakat menilai, Harjalu tahun ini bakalan sepi, pasalnya pejabatnya banyak yang diperiksa oleh Kejaksaan, ada lagi Lumajang lagi lesu, ada yang bilang karena pak Bupati sakit. Bahkan, Harjalu kali ini, bakalan lebih sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya, karena hujan diprediksi jauh lebih lebat. Peringatah Hari Jadi sebuah kota dengan berbagai kemeriah sebuah jatidiri dan identitas. Apalagi Lumajang sebuah Kota yang sangat tua dan memiliki peradaban yang sangat maju di massa. Ini terbukti banyak sekali peninggalan sejarah yang masih belum terawat dan tidak dilindungi, meski Undang-Undang Cagar Budaya sudah ada bersamaan dengan dibuatnya Perda. Apakah Lumajang akan memeriahkan Harjalu dengan kesepian dan kesenyapan, dikarenakan Pak Bupati Tersayang sedang sakit. Saya rasa tak elok, bila sebagian kelompok masyarakat menghubungkan Bapak Bupati sakit dengan Harjalu dan itu sangat tidak pantas. Masyarakat harus berpartisipasi dalam memeriah Harjalu yang dirayakan setiap tahun, bukan pemkab yang sebagai biang sepi dan ramainya sebuah peringatan hari lahirnya sebuah kota. Bagi penulis, tolak ukur ramainya dan bermaknanya sebuah perayaan Hari Jadi Sebuah kota, tingginya partisipasi masyarakat. Namun, dengan kerdilnya pandangan dan pendapat sebagian masyarakat di Lumajang harus perlu di selidiki dan direnungkan. Apakah Harjalu perlu dirayakan seperti perayaan Ulang Tahun Kelahiran Manusia.   Mengenai apakah harjalu akan digelar apa tidak, penulis akan sampaikan, hingga saat ini Pemkab belum merilis Logo Resmi Logo Harjalu 759 dan Apa saja rangkaian acara yang digelar belum juga masuk di Pemkab.  Padahal, peringatan Harjalu tinggal hitungan hari. Sebelumnya, harjalu tahun 2013, jadwal rangkaian kegiatan sudah beredar luar di masyarakat, ada apa dengan Harjalu tahun ini?.   Penulis yakin disepinya pembahasan dan perencanaan Harjalu ada sesuatu yang disembunyikan untuk lebih memiliki makna, dari pada sekedar merayakan. Mari kita tunggu, Harjalu kali ini apakah jauh bermakna atau sebaliknya. Saya yakin para pemangku kekuasaan di Lumajang tidak akan tinggal diam dalam merayakan kotanya. Mari kita sambut Harjalu dengan semangat kebersamaan seperti motto media kami, "Bersatu Jadi Terbaik". Selamat Harjalu ke 759. (red)

Agenda Besar Politik, Dibalik Surat Gubernur Jatim

Surat Gubernur Nomor 131/23913/001/2014 mengenai pelaksana tugas sehari-hari Bupati Lumajang dilakukan oleh Wabup Lumajang semakin menghangatkan politik di Kota Kaki Gunung Semeru. Bahkan, pakar hukum dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum harus angkat bicara mengenai tafsir dari lembaga Legislatif dan Eksekutif berbeda dalam Meterjemahkan. DR. Anis Ibrahim SH. MH pakar hukum Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Jenderal Sudirman Lumajang menyatakan, bahwa jika surat Gubernur di dasarkan pada Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, maka tentunya cantolannya adalah pasal 65 ayat 4. Dimana Dalam pasal itu disebutkan, dalam hal kepala daerah behalangan sementara, wakil kepala daerah melaksankan tugas dan wewenang kepala daerah. Sehingga, wakil kepala daerah memiliki kewenangan seperti kepala daerah. Sementara, Asisten Tata Praja, Masudi memadang surat dari gubernur kalau dibaca sekilas seperti Pelaksana Tugas (Plt). Namun, dia memandang surat tersebut, hanya surat biasa, Wabup tetap menjalan tugas dan wewenang sebagi hari ini. Karena bupati Lumajang masih ada dan sakit di Surabaya. Sedangkan Ketua DPRD Lumajang, Agus Wicaksono menerangkan, surat dari Gubernur ke Bupati Lumajang, bahwa Wabup Lumajang secara langsung sudah bisa menjadi Plt. Dia melihat surat dari gubernur Jatim adalah langkah emergency untuk penyelamatan roda pemerintah Lumajang. Namun, melihat analisi dari pakar hukum, legislatif dan eksekutit yang berbeda, sangat jelas sekali ada agenda politik yang sangat besar dalam merebut kekuasaan. Persoalan yang di Lumajang, bisa sama dengan masalah di DKI Jakarta, Wagub Ahok tidak otomatis menjadi Gubernur. Pasalnya, ada peraturan pemerintah penganti undang-undang (Perpu) yang menerangkan Wagub Ahok tidak otomatis menjadi Gubernur. Disinilah, politik di DPRD DKI Jakarta memanas antara Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih. Hal ini imbas dari pertarungan politik di Pilpres kemarin. Kejadian di DKI bisa berimbas di Lumajang, bila Eksekutif dan Legislatif memiliki perbedaan pemahaman soal surat Gubernur tersebut. Siap yang diuntungkan dengan adanya surat itu, jelas ada dikubu Legislatif. Apalagi, kondusifitas di DPRD Lumajang sangat adem ayem, namun bisa berubah bila legislator KIH dan KMP memperlajari Perpu No.1 Tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali kota. Semoga saja, polemik dari sakitnya Bupati Lumajang dan turunnya Surat Gubernur Nomor : 131/23913/001/2014, tidak menganggu pelayanan terhadap masyarakat. Semoga kelompok-kelompok yang berkepentingan dalam kekuasaan di Kota Lumajang, tetap mengedepankan kepentingan masyarakat, bukan kelompok maupun perseorangan. Jayalah Lumajang. (red)

DISHUB Lumajang Tegaskan, Lumajang Akan Mengalami Kemacetan Pada Satu Titik

Lumajang(lumajangsatu.com)- An. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang, Totok S. mengatakan, Jalan Raya Nasional Klakah-Ranuyoso menjadi satu-satunya titik rawan kemacetan menjelang arus mudik tiba, hal tersebut disampaikan totok saat dikonfirmasi lumajangsatu.com di tempat kerjanya Jl. Gatot Subroto 81 Lumajang, Senin (30/06/2014) sekitar pukul 10.45 WIB. Dinas Perhubungan Lumajang, sementara ini yang diperkirakan mengalami kemacetan pada Hari Raya Idul Fitri 2014 atau menjelang arus mudik tiba hanya di sepanjang jalan Nasional Klakah hingga Ranuyoso. "Sementara ini yang mempunyai potensi mengalami kemacetan pada lebaran nanti hanya jalan Klakah mas," ungkapnya. Menurutnya, Dishub Lumajang belum menerima laporan di lain titik kecuali jalan penghubung Lumajang-Probolinggo, tepatnya di dua kecamatan yakni Kecamatan Klakah dan Ranuyoso. "Menurut data teman-teman Satlantas sementara ini selain klakah, belum ada data yang menunjukkan titik kemacetan," tambahnya. Sementara Jalan raya penghubung Malang-Lumajang dan Jember-Lumajang tidak ada potensi kemacetan kecuali terjadi bencana alam. "Jalan Pronojiwo sementara ini tidak ada hasil analisis yang menyatakan rawan kemacetan, kecuali tejadi longsor mas," tegasnya. Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang beserta instansi terkait akan melakukan penjagaan dan mengaturan arus lalulintas selama hari raya idul fitri 2014 nanti. "Kita akan melakukan Poskodis selama hari raya, biasa mas, teman-teman Dishub terpaksa tidak berhari raya demi tugas kami,"paparnya.(Mad/red)