Citizen Jurnalism

Catatan Pendakian Pimred Lumajangsatu.com Ke Danau Terindah di Dunia

Bersama dengan Kapolres Lumajang AKBP Aries Syahbudin SIK catatan pendakian dengan tema bersih-bersih Ranu Kumboli dimulai tanggal 16-17 Mei 2015. Sebelum berangkat, para peserta melakukan upacara serta do'a bersama untuk keselamatan selama melakukan perjalanan.   Jam 06.30 wib, dilakukan pengarahan Kapolres bersama Bupati Lumajang As'at Malik. Dalam sambutannya, Kapolres menjelaskan bahwa Lumajang memiliki potensi wisata yang luara biasa. Di era media sosial maka orang di luar Lumajang bisa mengenal Lumajang dengan wisatanya yang luar biasa.   Sementara Bupati mengajak semua yang akan melakukan pendakian untuk mempromosikan wisata Lumajang. "Mari kita jaga Ranu Kumbolo dan kami ucapkan terima kasih kepada Polri dan yang lain karena telah peduli untuk bersih Ranu Kumbolo.   Setelah melakukan perjalanan dari halaman mapolres Lumajang, rombongan sekitar 200 orang yang terdiri dari Polri, TNI, Pemkab, Mahasiswa, LSM dan Wartawan akhirnya sampai di Ranu Pane.   Jam 9.45 rombongan mulai berangkat menuju Ranu Kumbolo. Kapolres berpesan bahwa rombongan adalah satu tim sehingga tidak ada yang harus saling mendahului. Antar tim harus saling membantu dan berangkat selamat pulang juga selamat. Pemberangkatan dibagi menajdi beberapa regu minimal 1 regu 10 orang   Jam 12.06 wib kami bersama dengan ibu Kapolres sampai di Watu Rejeng dan rombongan masih terlihat semangat.   Jam 12.59 wib rombongan sudah sampai di pos 3, sedangkan rombongan Kapolres bersama dengan para Polwan sudah meluncur menuju Ranu Kumbolo.   Di pos 3 tidak ada penjual semangka dan juga tahu serta heci. Para pendaki biasanya beristirhat agak lama untuk memulihkan tenaga karena jalur menanjak tajam yang biasa disebut dengan tanjakan putus asa dan merupakan tantangan terakhir.   Jam 13.51 wib rombongan ibu kapolres sudah bisa melihat Ranu Kumbolo dari atas. Rasa capek yang ditempuh sekitar 4 jam lebih terasa hilang dengan melihat keindahan Ranu kumbolo dibawah kaki gunung Semeru.   Jam 14.18 wib akhirnya kami bisa sampai tepat dibibir Ranu kunbolo setelah selesai dengan sesi foto ria dari atas Ranu Kumbolo. Sungguh sangat menakjubkan dan terlihat disebelah utara air Ranu Kumbolo sangat jernih dan bening. Semoga kita tetap bisa menjaga ranu kumbolo bisa tetap terjaga sehingga anak cucu kita bisa melihat indahnya Ranu kumbolo.   Jam 14.50 wib rombongan rombongan kami yang berjumlah 5 orang, sudah tiba di Ranu Kumbolo tepat ditenda yang dibuat untuk bermalam. Capek, kakik sakit terasa mulai hilang karena sudah menginjakkan kaki dibumi Ranu Kumbolo.   Sesampai di Ranu Kumbolo saya bertemu dengan cak Yo dari Pecinta Alam Semeru (PAS) yang sudah berada di Ranu Kumbolo kemaren harinya.   Jam 16.45 wib sejumlah peserta kedinginan karena belun mendapatkan tenda dan masih keleleran diluar dengan suasana yang sangat dingin. Padahal, panitia dalam rapat pertama akan menyiapkan tenda 40. Jika jumlah rombongan 200 orang maka setiap tenda diisi 5 orang.   Namun, nampaknya tenda yang ada tidak sampai 40 dan akhirnya peserta mulai gelisah karena tidak ada kejelasan dari panitia. Rombongan Kasat Reskrim bahkan hendak pulang karena anak buahnya tidak kebagian tenda.   Sekitar jam 5.46 rombongan porter yang membawa 11 tenda akhirnya datang dan peserta yang tidak kebagian tenda diatur sehingga tenda yang bisa cukup.   Jam 18.00 wib cuaca mulai sangat dingin dan para wisatawan mulai lebih banyak didalam tenda. Bagi rombongan kami tidak bisa dibayangkan bagi peserta yang tidak membawa matras dan juga sleeping bad, sebab cuacanya sungguh sangat dingin dan menusuk tulang.   Tengan malam jam 00.00 cuaca sangat dingin dan air embun yang turun mulai menjadi es. Saat keluar dari tenda, badan serasa bergetar karena manahan dingin yang tak terkira.   Jam 05.45 wib pengunjung Ranu Kumbolu mulai bersorak-sorak karena dingin akan hilang dengan terbitnya matahari dari ufuk timur.   Jam 06.30 wib badan mulai kembali stabil karena rasa dingin sudah tidak terasa karena semalaman telah ditempa rasa dingin yang amat sangat. Para pengunjung juga mulai bersiap-siap berfoto-foto dengan suasana indah Ranu Kumbolo dipagi hari.   Para pengunjung mulai menyalakan kompor di pagi hari untuk menikmati kopi di Ranu Kumbolo. Bagi para pendaki yang akan melanjutkan ke puncak Semeru biasanya mulai bersiap-siap untuk melanjutkan perjalannya sekitar 8 atau jam 9 pagi.   Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Ranu kumbolo membangun fasilitas umum berupa toilet kering. Namun karena kesadaran dari pengunjung sangat rendah, meski toilet kering namun tetap saja para pengunjung membawa air dan botol air mineral. Kondisi toilet kering sangat memprihatinkan karena bau dan juga banyak sampah tisu dan botol air menaral.Sebanarnya, tisu tersebut bisa langsung dibuang kedalam toilet dan pengunjung yang menggunakan toilet tidak diperbolehkan menggunakan air.   Acara bersih Ranu Kumbolo dipimpin langsung Kapolres dan Dandim 0821. Para peserta diberi tas kresek untuk memungut sampah yang berada disekitar tenda dan juga dipinggir Ranu Kumbolo.   Jam 07.45 wib sinar matahari mulai menyengat kulit dan para wisatawan mulai berkemas dan mulai bersiap untuk pulang ke Ranu Pane. Namun, sebelum meninggalkan lokasi Ranu Kumbolo pengunjung yang sadar masih membersihkan sampah agar tidak mengotori lokasi.   Jam 08.53 wib rombongan kami sudah berhasil melewati tanjakan putus asa dan harus beristirahat 3 kali untuk bisa sampai dipuncak. Para pengunjung banyak beristirahat untuk memulihkan tenaga untuk menghadapi perjalanan panjang 5 jam lagi.   Jam 10.05 wib rombongan kami yang beranggotkan wartawan dan mahasiswa sudah melewati pos 3 dimana jalurnya sangat berat karena menurun terjal dan kaki dipaksa untuk menahan. Jika tidak hati-hati bisa keseleo dan pasti akan semakin lama untuk sampai di Ranu Pane.   10.28 rombongan sampai di watu rejeng yang memiliki ketinggian kurang lebih 2350 mdpl. Namuan, rombongan kami mulai terpecah-pecah karena sebgain berjalan lambat. Perjalanan masih tersisa separoh lagi, tinggal melewati pos 2 dan 1. Setelah pos 1 jalur banyak menurun untuk sampai ranu kumbolo.   Jam 10.59 wib rombongan sampai di pos 2, sambil beristirahat para pendaki bisa menikmati semangka, tahu dan pisang goreng dengan harga Rp.2.500 perbiji. Istirahat 5-10 menit memulihkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 1. Untuk para penjual semangka jika dalam musim hari-hari biasa terkadang tidak berjualan, hanya Sabtu-Munggu saja.   Jam 11.34 wib rombongan sudah sampai di pos 1, dengan tanpa istirahat dari pos 2 ke pos 1 ditempuh 35 menit saja. Sambil ngobrol dengan pendaki dari Jakarta bernama Beti dan Beti ternyata Semeru merupakan gunung yang paling luar biasa karena perjalanannya sangat luar biasa.   Jam 12.29 wib rombongan sebagian sudah tiba di pintu gerbang TNBTS. Dari pos 1 tanpa istirahat perjalanan ditempuh 1 jam 3 menit. Rasa letih mulai serasa hilang karena tinggal beberapa menit lagi akan bertemu dengan rombongan yang sudah tiba terlbih dahulu.   Jam 12.49 wib akhirnya rombongan wartawan dan mahasiswa sampai di balai desa Ranu Pene dan langsung menikmati kambing gule. Namun apesnya, karena datang terakhir harus ihklas hanya kebagian kuah kambing gule saja.   Rombongan dari polres dan lainnya yang sebagian sudah tiba lebih dahulu dan tinggal 1 mobil yang menunggu rombongan terakhir tiba di Ranu Pene. Rombongan dari wartawan dan mahasiswa berada paling akhir dan sedang ditunggu kedatangannya.   Jam 14.15 rombongan terakhir yang terdiri dari mahasiswa dan wartawan mulai meninggalkan ranu pane menuju Polres Lumajang. Jam 16.30 wib rombongan terakhir sampai di Polres Lumajang dengan aman dan selamat.(Red)

Antara Buntaran, Dokter, Birokrasi, Sehat dan Yakusa!

Lumajang kembali mencatatkan sejarah pernah memiliki Sekretaris Daerah seorang dokter. Dialah Dokter Buntaran Supriyanto yang dikenal sosok pejabat yang memiliki sensitifitas dalam pelayanan ke masyarakat. Bahkan, dia tidak pernah sungkan untuk dikritik pedas soal pekerjaannya sebagai dokter dan menjabat di pemerintahan di Lumajang. Seorang kawan jurnalis mengenal sosok Buntaran adalah dikenal memiliki komitmen dalam Reformasi Birokrasi disaat menjabat sebagai Assisten Sekda Tata Praja. Buntaran sangat memegang teguh Standar Opersional Kerja Bagi PNS dan menjalankan roda pemerintahan yang baik serta bersih. Dokter dalam dunia kesehatan sangat diperlukan dalam menangani masalah tubuh seperti penyakit atau gangguan bakteri, kuman, virus dan sejenisnya. Saat itu, Bupati Achmad Fauzi mempercayakan Buntaran untuk mengobati segala bentuk penyakit Pegawai Negeri Sipil. Buntaran yang sedikit bicara mampu menata birokrasi dengan baik sesuai kemampuan dengan arahan kepala pemerintaan saat itu. Sejumlah program kerja berhasil dikerjakan, agar PNS kompak untuk mendukung kebijakan sang Bupati. Bukti Reformasi Birokrasi yang dilakukan Buntaran sangat luar biasa dengan Keyakinan Usaha Sampainya. Pergantian kekuasaan, Buntaran oleh Bupati Sjharazad Masdar dikembalikan ke Dinas Kesehatan untuk kembali menggunakan ilmunya. Karena ada anggapan, Reformasi birokrasi tidak pantas dilakukan orang yang ngerti penyakit tubuh. Dia tetap melangkah pasti dengan tanpa merasa dimutasi. "Semua ada Hikmahnya, Allah sudah mengatur perjalanan manusia," ungkap Buntaran pada wartawan saat ditemui di Kantor Dinkes medio 2008. Buntaran bekerja dengan penuh keyakinan usaha sampai, apalagi ngurus kesehatan sudah linier dengan kemampuannya sebagai dokter. Buntaran bukannya tenggelam di Dinkes, dia sering diundang oleh pemerintahan provinsi, kabupaten dan kota di penjuru Indonesia menjadi pemateri soal Gerbang Mas dan Gerakan Jambanisasi di masyarakat. Buntaran bukan sosok Pejabat Komando Dalam Kamar, (Kodamar). Dia pernah mendengarkan siaran radio mengenai laporan masyarakat adanya, Bidan Desa yang menarik biaya dijam dinas. Pada saat itu, Bupati Masdar mengratiskan bagi masyarakat yang berobat di Puskesmas Desa, Kecamatan dan Kabupaten gratis. Laksana disambar petir, Buntaran langsung memanggil si Bidan di Kecamatan Rowokangkung untuk dikasih wejangan. Bukan itu saja, dia langsung mengumpulkan kepala Puskesmas untuk mengawasi Bidan/ Perawat nakal yang menindas masyarakat. Dokter Buntaran tidak suka menyuruh anak buahnya, kalau belum dilakukan. Meski usia tak muda lagi, dia melakukan Gowes Sepeda pancal dari Lumajang-Surabaya hingga Jakarta bersama anak buahnya sebagai kampanye kepedulian pentingnya kesehatan. Buntaran, awalnya ingin menghabiskan masa pensiun di Dinkes. Namun, pepatah ini yang layak direnung, Siapa yang menanam kebaikan, pasti akan mendapat kebaikan. Lagi-lagi, Pak Dokter dipercaya sebagai Sekretaris Daerah mengantikan Abdul Fatah Ismail. "Aku iki wes ate pensiun, tapi diperintah Bupati, ya harus dilakukan. Ini sebuah amanah, fardun ain sebagai birokrat sebagai sumpah PNS," ungkap Buntaran kepada salah satu wartawan media online. Buntaran bukan sebagai Manajer, tetapi Direktur sekaligus Juru Masak. Tapi, Kondisi Pemerintahan saat itu serba sulit, karena beragam masalah menimpa para pejabat yang dimintai keterangan soal Pasir, serta kasus korupsi lainya. Bahkan, Buntaran juga harus menghadapi persoalan politik, disaat Bupati Sjahrazad Masdar sakit keras. Buntaran lagi-lagi memakai pendekatan kultural, agar pemerintahan tetap berjalan dengan baik. Komunikasi interpersonal dilakukan antaran Eksekutif dan Legislatif soal kelancaran APBD untuk kepentingan rakyat. Akibat intennya komunikasi sebagai jembatan dua lembaga pemerinatah di Lumajang. Buntaran keserimpet soal posisi Wakil Bupati Lumajang disaat ditinggalkan As'at Malik menjadi orang nomor satu.  Keserimpet seorang birokrat dalam politik tidak bisa dihindarkan, karena Buntaran dinilai mampu menjalin komunikasi yang baik di level pejabat tinggi di Lumajang. Buntaran tetap tenang menjalankan tugasnya sebagai Sekda untuk melayani masyarakat dan menyelesaikan masalah dimasyarakat. Jelang akhir jabatannya, Buntaran dipercaya sebagai Ketua Panitia Seleksi Calon Sekda, baru melangkah sudah langsung dikritik. Langkah bijaknya dan menerima kritikan yang tidak masuk akal, baik dari dalam dan luar birokasi. "Aku ini mek dadi panitia seleksi, soal siapa Calon Sekda yang dipilih, itu kewenangan penuh pak Bupati, tapi gak apa-apa, sekarang iklimnya demokrasi," jelas Pak Bun, sapaan akrabnya. Menjabat sebagai Sekda, Buntaran mengingatkan pentingnya sehat bukan menggunakan slogan tetapi laku. Salah satunya, dengan kegiatan gowes para pejabat ke kawasan potensi Lumajang. "Sehat sebuah kekayaan, lebih baik menjaga tubuh dari pada mengobati," pesan Buntaran pentingnya kesehatan. Kegiatan Gowes menjadi populer di Lumajang, banyak PNS yang memilih naik sepeda ketimbang naik motor yang bikin boros isi dompet. Sehat itu murah, Sakit itu Mahal. Ayo jaga Kesehatan hingga Tua. Pesan terakhir Sang Dokter dan juga Sekda Lumajang. Terimah kasih pak Bun, anda telah mengajari pentingnya sehat dalam bekerja di Birokrasi. (ls/red)

Buruh Adalah Revolusioner Dunia, Bukan Kaum Borjuis Penindas

Buruh, Pekerja, Jonggos, Pembantu, Kuli, Abdi, Proletar, Kasar adalah kata-kata yang mewakili para pekerja rendahan yang mampu mengubah dunia. Buruh adalah penopang kemajuan sebuah negara, karena tanpa buruh negara Indonesia tidak akan maju dan besar seperti saat ini. Buruh adalah sebutan revolusi kelas bawah menunju kelas paling dihormati didunia. Perjuangan buruh untuk mendapatkan kesejahteraan terus diperjuangan ditengah kemajuan globalisasi nan liberal saat ini yang menyerang Republik ini. Kata buruh mulai dilenyapkan dari kosakata bahasa Indonesia saat ini, karena Buruh identik dengan gerakan Komunis dari hasil klaim orde baru. Padahal, kemajuan orde baru dengan menjadi negara berkembang menjadi negara maju berkat perjuangan buruh-buruh pabrik. Dikutip dari wikipedia, Hari buruh diperingati dari peristiwa Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei. Pada tanggal 4 Mei 1886. Para Demonstran melakukan pawai besar-besaran, Polisi Amerika kemudian menembaki para demonstran tersebut sehingga ratusan orang tewas dan para pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum mati, para buruh yang meninggal dikenal sebagai martir. Sebelum peristiwa 1 Mei itu, di berbagai negara, juga terjadi pemogokan-pemogokan buruh untuk menuntut perlakukan yang lebih adil dari para pemilik modal. Kongres Sosialis Dunia, Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi berisi: Sebuah aksi internasional besar harus diorganisir pada satu hari tertentu dimana semua negara dan kota-kota pada waktu yang bersamaan, pada satu hari yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah secara legal mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Perancis.   Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah mereka. Tapi sejak masa pemerintahan Orde Baru hari Buruh tidak lagi diperingati di Indonesia, dan sejak itu, 1 Mei bukan lagi merupakan hari libur untuk memperingati peranan buruh dalam masyarakat dan ekonomi. Ini disebabkan karena gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di Indonesia. Semasa Soeharto berkuasa, aksi untuk peringatan May Day masuk kategori aktivitas subversif, karena May Day selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis. Konotasi ini jelas tidak pas, karena mayoritas negara-negara di dunia ini (yang sebagian besar menganut ideologi nonkomunis, bahkan juga yang menganut prinsip antikomunis), menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan menjadikannya sebagai hari libur nasional. Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota. Kekhawatiran bahwa gerakan massa buruh yang dimobilisasi setiap tanggal 1 Mei membuahkan kerusuhan, ternyata tidak pernah terbukti. Sejak peringatan May Day tahun 1999 hingga 2006 tidak pernah ada tindakan destruktif yang dilakukan oleh gerakan massa buruh yang masuk kategori "membahayakan ketertiban umum". Yang terjadi malahan tindakan represif aparat keamanan terhadap kaum buruh, karena mereka masih berpedoman pada paradigma lama yang menganggap peringatan May Day adalah subversif dan didalangi gerakan komunis. Buruh adala sebuah peradaban yang harus dihargai dan dihormati seperi revolusi perancis dimulai. Peradaban manusia bukan langsung menjadi mesin, melainkan dari tangan-tangan buruh yang menjadi pencipta. Kelas pekerja menghasil mahakarja seperti penemuan kereta api, lampu, listrik dan lainya. Mereka para penemu kehidupan bukan lahir dari kelas Borjouis (Pemodal), tetapi kelas buruh yang ingin memperjuangan hidupnya dan kreatifitas untuk kehidupan orang banyak. Disepak bola, yang merupakan olah raga terpopuler didunia, banyak pemain dan pelatih internasional dari penjuru dunia lahir dari kelas buruh. Seperti halnya, Sir Alex Ferguson yang merupakan lahir dari orang tua sebagai buruh galangan kapal. Fergusonpun demikian, sebelum menjadi pemain profesional di Skotlandia juga bekerja sebagai buruh. Ditangan seorang buruh, Manchester United menjadi klub disegani seantero dunia. Kelas buruh tetap harus dihargai dan diperjuangkan, bukan dimaki dan dicaci maki. Karena kemajuan jaman hari ini, bukan dari dari kalangan borjouis atau yang mengaku-ngaku pemodal  bertopeng penindas kemanusian. Wahai buruh didunia, Indonesia, Jawa Timur dan Lumajang, kami ucapkan selamat merayakan hari Buruh. (ls/red)

Kesalahan Prosedur, Apa Penyalahgunaan Kekuasaan Brooo...?

Kabupaten Lumajang yang kaya akan potensi alam serta kesadaran masyarakatnya cukup tinggi, ternyata tidak mampu membawa kesejahteraan dan bermartabat. Kabupaten yang berada dibawah kaki  Gunung Semeru terus menerus mengalami masalah dan kendala dalam pembangunan. Alih-alih bisa meningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Sektor tambang pasir. Tetapi Lumajang terus merugi, karena kerusakan infrastruktur seperti jalan dan jembatan yang parah. Kerusakan jalan tak seimbang dengan PAD dari sektor tambang yang namanya Pasir baik Galian B dan C. Ini sungguh ironi, seperti pepatah "Ayam mati dilumbung padi". Lumajang yang dikaruniai pasir yang melimpah ruah tapi PAD agar bisa membantu pembangunan terus terjun bebas. Lumajang yang dinilai memiliki tambang pasir besi terluas di Indonesia, juga demikian. PAD-nya juga tak jelas dalam pembagian hasil dan dikatakan Lumajang masuk dalam jaringan mafia antar negara. Kini kasus tambang pasir masuk keranah hukum ditangani oleh kejaksaan tinggi Jawa Timur.   Dari catatan strategis DPRD Lumajang disebutkan tahun 2010 pendapatan dari pasir mencapai Rp. 5.179.410.200, tahun 2012 Rp. 3.292.118.00, tahun 2012 Rp 2.595.705.00, tahun 2013 2.210.590.00 dan yang lebih sangat parah pendaptan pasir tahun 2014 hanya 75.835.00.  Berulang kali pemimpin di Lumajang menyampaikan sambuatan ada "Kesalahan Prosedur". Padahal kesalahan prosedur itu, adalah pemerhalus dari penyalahgunaan kekuasaan yang cukup masif. Masyarakat mungkin tidak sepandai pemimpin di Lumajangd alam bermain kata dalam merangkai kalimat halus.  Dalam penggunaan bahasa, bagi masyarakat Lumajang digolongan intelektual kurang memperhatikan setiap penyampaian pejabat dan pemimpinnya. Tapi, penyampaian kesalah prosedur sering disampaikan oleh EKsekutif dan Legislatif. Sebaiknya, legislatif selaku wakil rakyat tidak menggunakan kalimat "Kesalahan Prosedur" yang juga membodohkan masyarakat. Kita sebagai masyarakat sangat yakin, jika para Legislatif dan Eksekutif tidak diragukan lagi soal ke-intelektualannya. Mengutip pendapat dari Tokoh pemerhatikan pemerintahan, Edwar W Said "Bungkam pada penindasan adalah kejahatan terbesar kaum intelektual". Bungkam sama saja membiarkan Lumajang tidak maju dibidang pembangunan yang pro rakyat. Catatan strategis DPRD Lumajang harus menjadi renungan semua pihak, baik eksekutif dan legislatif sebagai pelayanan masyarakat. Bukan mencari kesalahan, tetapi perbaikan untuk menjadikan Lumajang makmur seperti dalam falsafah bangsa Indonesia di Pancasila dan UUD 1945. Masyarakat hanya ingin semua ketenangan dan kenyamanan bukan mengklaim saling benar dan salah. Lumajang adalah kota yang memiliki sejarah panjang dengan peradaban yang luar biasa. Seharusnya pemimpinan di Lumajang malu pada lelulhur dan generasi penerusnya. Jangan lupa catatan sejarah anda hari ini akan diingat dan tidak akan dilupakan. Sebuah rezim yang tidak akan menghasil pekerjaan dalam pembangunan di Lumajang adalah sejarah buruk yang akan dihukum dengan sanksi moral dan sosial. Wahai pemimpin kami yang terhormat dan dicintai masyarakat, marilah bersama-sama menjadikan Lumajang sejahtera dan bermartabat. Jangan kami melihat dan mendengar, Pemimpin Kami Sejahtera tapi tidak Bermartabat. (red)

Sebuah Catatan Strategis Menampar Muka Lumajang

Semasa sekolah bagi kebanyakan siswa/ pelajar diminta untuk mencatat mata pelajaran yang diberikan guru. Aksi catat mencatat sudah menjadi sebuah budaya pendidikan bagi penerus bangsa. Ternyata kebiasaan mencatat adalah sebuah proses dimana seorang siswa melakukan kegiatan intelektual untuk mengigatkan sesuatu yang penting yakni pelajaran. Tak jarang, dalam ujian kelas, semua soal dan jawaban ada di buku catatan yang biasa diberikan oleh guru ke murid. Tak jarang, bagi siswa yang tidak belajar, jika ujian pasti mencontek catatan dibukunnya. Dalam sebuah pemaknaan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id), catat dan mencatat diartikan menulis sesuatu peringatan. Jadi kegiatan mencatan untuk mengingat sesuatu yang perlu dingatkan, bukan sekedar dicatat dan disimpan. Penulis menemukan seorang kawan Komunitas Jepretan Ponsel Lumajang (Jempol) saat mengelar Kopi darat (Kopdar) ke Komunitas Ponsel Jawa Timur dalam setiap mengelar rapat selalu dicatat apa keperluan dan masukan serta kritikan anggotanya. Bahkan, setiap mengelar rapat di warung kopi, si tukang catat, kerap memperingatkan hal-hal yang perlu dilakukan sesuai hasil catatan rapat. Ternyata sebuah catatan sangat penting untuk suksesnya sebuah kegiatan. Demikian pula dengan Catatan Strategis DPRD terhadap Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati Lumajang tahun 2015, untuk pembangunan Lumajang. Catatan memang tidak sesuatu yang baik, tetapi ada kritikan dan masukan untuk ditindak lanjuti untuk suksesnya pembangunan di Lumajang. Dalam catatan strategis DPRD, Bupati Lumajang, As'at Malik yang baru dilantik sangat kaget, lantaran banyak sekali kerja Pejabatnya yang kurang memuaskan bagi wakil rakyat. Bahkan, dalam pidatonya, As'at Malik yang dikenal sabar dan kalem, meminta wakil rakyat tidak menuangkan sebuah kata kasar dalam catatan. Catatan Legislatif memang menukik dan tajam kinerja pemerintah ditangan SA'AT kedua, banyaknya tower bodong, PAD Pasir menurun, Kinerja PNS stagnan, PD Semeru yang merugi, bidang pendidikan dan kesehatan yang amburadul, pajak PBB menurun dan lain-lain. Tapi apresiasi juga diberikan dalam catatan wakil rakyat sukses meraih adipura, WTN, Satyalencana hingga Kinera Sangat Tinggi. Ya memang sebuah catatan bagi seorang pemimpin yang dulu pernah melakukan kegiatan mencatat adalah hal  pahit. Tapi catatan yang baik tidak selalu kata-kata bagus. Karena manusia, kelompok, organisasi dan negara, tidak luput dari hitam, putih dan abu-abu. Catatan memang sangat penting untuk sebuah evaluasi dalam sebuah organisasi besar seperti Pemkab Lumajang. Kita pernah mengetahui sebagai mana catatan Soe Hok Gie seorang aktivias mahasiswa dalam perjalanan sejarah disaat Indonesia Merdeka. Bahkan, Soe Hok Gie juga pernah mencatat perjalanan bapak pencetus republik Indonesia, Tan Malaka dalam buku Madilog. Catatan-catatan sejarah memang tidak mudah dilupakan, bahkan catatan atas, bawah, tengah dan pinggir bisa membawa kemajuan sebuah manusia, daerah dan bangsa. Catatan bukan hanya goresan tinta diselembar kertas putih. Melainkan sebuah perjalanan dari kehidupan manusia untuk lebih baik, demikian halnya Kabupaten Lumajang di bawah kepemimpinan As'at Malik. Tanpa catatan, Lumajang bukan apa-apa, lalu apa dan seperti apa. Tetapi harus berbuat apa. Jayalah Lumajangku dengan catatan sejarahnya kemarin, kini dan masa depan. (red)

Awas..!!! Oportunis Muncul di Kegaduhan Politik Lumajang

Kekacauan dan kegaduhan dalam sebuah daerah atau negara, ada yang dirugikan dan diuntungkan dalam pembangunan. Bahkan, dalam suatu tatanan pemerintahan, negara, kekacauan dapat diciptakan dengan politik untuk mencapai tujuan seseorang, kelompok, organisasi serta perilaku dalam merebut kekuasaan. Siapa yang diuntungkan dalam sebuah kekacauan perpolitikan, penulis melihat adalah faham oportunisme. karena para pelakunya, Oportunis akan mengambil kesempatan dalam kegaduhan dan kekacauan yang terjadi dengan politik disebuah daerah atau negara. Oportunisme dapat tumbuh dan berkembang dalam sebuah kekacauan suatu daerah dan negara, karena mereka hanya mementingkan dirinya sendiri dan kelompoknya. Ketua PDIP , Megawati dalam pidatonya menyebutkan kelompok Oportunis adalah penumpang gelap dan selalu menikmati hasil disaat ada kekacauan dan kegaduhan. Secara etimologi oportunis berasal dari kata serapan bahasa inggris yaitu "oportunity" atau peluang, sedang imbuhan "is" dibelakang menyatakan "isme" sifat atau faham, si oportunis itu lebih tepat dinyatakan sebagai sifat atau faham atau tabiat yg cenderung mempergunakan kesempatan semaksimal mungkin apapun alasan dan tujuannya. Di Kabupaten Lumajang, Kelompok Oportunis tumbuh dan berkembang disaat pergantian posisi jabatan politik, ketika Bupati Lumajang, Sjahrazad Masdar mangkat. Kelompok ini dengan orangnya akan menciptakan kegaduhan untuk sebuah keuntungan di dalam pemerintahan. Para pemimpin di Lumajang harus hati-hati dengan oportunis, karena mereka sangat lihai dalam memainkan perannya. Apalagi di Lumajang ada pergantian mulai posisi Bupati, Wakil Bupati dan Sekda Lumajang. Oportunis sangat besar untuk hadir dan meramaikan, karena kekurangan dari pemimpin di Lumajang. Sosok oportunis juga tak mau susah-susah kerja keras. Konon, mereka sangat pintar dan piawai mencuri kesempatan; cukup cerdik mengatur siasat, kapan mesti tiarap dan kapan mesti pasang dada. Yang lebih repot, para oportunis sejati dengan wajah tanpa dosa bisa dengan mudah menihilkan buah kerja keras orang lain dan mengklain sukses itu sebagai miliknya. Sebaliknya, ketika siasat-siasat liciknya gampang terendus orang lain, mereka juga bisa dengan mudah mencari kambing hitam dan sekaligus mencari celah untuk bisa menyelamatkan diri. Para oportunis muncul tanpa diundang dan dilibatkan, karena oputunisme bisa ada dimana-mana dan diberbagai kelompok masyarakat. Jika kelompok Opurtunis menguasai dan masuk dalam sebuah sistem pemerintahan dan negara, alamat hancur serta merugikan masyarakat. Bila kelompok ini masuk, dalihnya untuk kepentingan rakyat, tapi untuk kepentingan sendiri serta kelompoknya. Tak jarang, mereka hadir sebagai pahlawan, karena selalu mengklaim keberhasilan orang lain, karena sedikit kerja. Oportunis akan hadir dalam setiap kegaduhan dan kegalauan, awas Opurtun.(red)

Calon Wakil Bupati Lumajang Mulai Mengerucut Pada Lima Nama

Lumajang (lumajangsatu.com) - Lahirnya Undnag-Undang nomor 8 tahun 2015 tentang Pemilukada, membuat bursa nama calon wakil bupati Lumajang semakin mengerucut. Jika sebelumnya Bupati terlantik memiliki kewenangan penuh menunjuk wakilnya, namun dengan UU Nomor 8 2015 maka wakil akan berasal dari partai pengusung. Saat masih berpedoman pada penujukan Bupati terlantik, muncul puluhan nama yang disodorkan oleh partai pengususng dan non pengususng kepada As'at Malik. Bahkan, tak hanya kalangan partai saja, sejumlah masyarakat juga memunculkan nama agar Bupati terlantik memilih wakil dari kalangan profesional atau birokrat. Munculnya aturan baru, membuat bursa calon wakil bupati semakin mengerucut kepada beberapa nama saja yang diusulkan oleh PAN, Demokrat dan Golkar. DPD PAN sejak awal sudah mengusulkan satu nama yakni Drs. H. Thoriq untuk menjadi wakil bupati mendampingi As'at Malik. PAN menganggap bahwa H. Thoriq adalah kader yang berpengalaman diberbagai bidang seperti politik, usaha dan bidang sosial kemasyarakatan yang lainnya. Hingga detik inipun, belum muncul nama lain dikalangan elit PAN Lumajang untuk mengusung kader selain H. Thoriq. Dikalangan elit Partai Demokrat Lumajang muncul beberapa nama seperti Indah Amperawati adik kandung almarhum Sjarazad, Samsul Huda wakil ketua DPRD Lumajang dan Moch. Sofi sekretaris Demokrat Lumajang. Namun, dikalangan elit Demokrat jatim juga muncul nama lain, seperti Muhamad Reno Zulkarnain yang belakangan dikabarkan menjadi Plt ketua Demokrat Lumajang dan Herry Presetyo anggota DPRD Jatim. Namun, arus bawah tingkat pengurus kecamatan Demokrat sudah mengusulkan 10 nama untuk ditunjuk oleh DPP Demokrat guna mendapatkan rekomendasi menjadi wakil Bupati. Dari 10 nama itu, kader Lumajang lebih memberikan prioritas kepada Indah Amperawati dengan menempatkannya diurutan pertama, kemudian disusul oleh Samsul Huda dan Moch. Sofi. Akan tetapi, dari pernyataan wakil ketua Demokrat Samsul Huda, bahwa kewenangan penujukan sepenuhnya ditangan DPP. Sehingga, kemungkian masih bisa DPP menunjuk nama lain diluar 10 nama yang telah diajukan untuk mendapatkan rekomendasi menjadi wakil buptai Lumajang. Dengan demikian, masih ada celah bagi dua nama yang muncul ditingkat elit Demokrat Jatim untuk mendapatkan rekom menjadi wakil bupati Lumajang. Sedangkan di elit partai Golkar sejak awal sudah ada dua nama yakni Suigsan ketua komisi C DPRD dan Sujatmiko ketua DPD Golkar dan ketua frkasi Golkar DPRD Lumajang. Sama halnya dengan Demokrat, bahwa kewenangan penugasan menjadi wakil bupati sepenuhnya berada di DPP Golkar. Saat ini, seperti diketahui bahwa DPP Golkar sedang terjadi kemelut dua kepengurusan antar ABurizal Bakrie dan kubu Agung Laksono. Dimana, kedua kubu tersebut sama-sama mengaku yang benar dan sah untuk memimpin Golkar. Banyak pihak memprediksikan, calon dari Golkar akan kandas dan tidak bisa mengikuti bursa calon wakil bupati Lumajang karena terkedala surat rekom. Meskipun, kata ketua Golkar Lumajang bahwa dengan terbitnya putusan sela PTUN, maka kepengurusan kembali kepada kepengurusan sebelumnya yakni ketua umum Aburizal Bakrie. Dari catatan tersebut, maka calon wakil bupati dari partai pengusung mulai mengerucut kepada lima nama saja. Yakni H. Thoriq dari PAN, Suigsan dan Sujatmiko dari Golkar dan Indah Amperawati dan Samsul Huda dari Demokrat. Hanya saja, semua itu hanya sebuah prediksi dari beberapa nama yang santer beredar untuk mengisi kursi wakil bupati Lumajang. Semua kemungkian bisa saja berubah tengantung dari kepentingan partai untuk memberikan rekomendasi kepada kader terbaiknya. Namun, muara akhirnya, wakil bupati Lumajang akan ditentukan oleh 50 anggota DPRD Lumajang. Kita berharap, yang akan mendampingi As'at Malik menjadi nahkoda Lumajang adalah kader tebaik dan kader yang memiliki gebrakan besar untuk menciptakan warga Lumajang lebih sejahtera dan bermartabat. Kader partai yang bisa selaras dengan Bupati, sehingga roda pemerintahan berjalan seiring dan seirama.(Red)

Sujatmiko dan Suigsan berebut jadi Wabup, Politik Cantik Golkar Menit Akhir

Usai DPD PAN Lumajang mengusulkan H.Thoriq jadi Wabup dan Demokrat mengajukan Indah Amperawati Masdar. Kini giliran Golkar yang saling berebut untuk jadi salah satu kandidat Wabup yang dipilih antara Ketua DPD Sujatmiko dengan Kadernya Suigsan. Perebutan siap yang direkom oleh Golkar sangat layak ditunggu, karena Golkar kerap menggunakan teori politik menit-menit akhir. Hal ini bisa dirasakan saat pasangan SA'AT diusung PAN dan Demokrat, Golkar dimenit akhir ikut mendukung incumbent dua pilkada. Gaya politik Golkar dalam bermain di tikungan terakhir sudah terbukti dalam perpolitikan di Lumajang. Bahkan, Golkar kerap berada dilingkaran kekuasaan. di 2 Pilkada Golkar selalu bergabung dimenit terakhir dalam memasang taruhan politik. Usai PAN dan Demokrat selesai mengusulkan nama cawabup, Golkar sangat piawai dalam memainkan peran politik untuk dijadikan perbicangan para pelaku politik. terbukti, Golkar bermain petak umpet siapa yang akan direkom antara Sujatmiko dan Suigsan. Sujatmiko dan Suigsan adalah dua politisi Golkar yang piawai dalam memainkan peran di dua lembaga yakni Eksekutif dan Legislatif. Keduanya terus memamerkan kepiawaian dalam lobi politik, agar bisa dipilih. Tapi perlu diingat Suigsan dan Sujatmiko sama-sama Golkar, juga sama kuningnya. Gaya permainan politik Golkar memang elegan dan penuh misteri. Gayanya selalu berada di posisi aman dan nyaman senantiasa dilakukan, Golkar memang partai kenyang pengalaman. Para politisi pengusung SA'AT dan rival akan disajikan dan melihat permainan Golkar di kancah politik Lumajang dalam kekuasaan. Golkar memang sangat diuntungkan dengan hubungan antara PAN dan Demokat yang tidak pernah akur, dikarenakan ada pemain dibalik layar yang tak ingin dua parpol itu berdamai. Apalagi hubungan antara H.Thoriq dan Indah Amperawati Masdar sering dikaitkan-kaitkan oleh politisi saat Pilkada lalu. Golkar memang dijalur yang benar, tapi siapakah yang akan di rekomendasikan sebagai kandidat Wabup, kita lihat permainan cantik politik Golkar. Kita sudah melihat anggunnya permaian politik Golkar antara Aburizal Bakrie dengan Agung Laksono. Golkar memang piawai dalam bermain politik, di Lumajang sudah terbukti. Silakan menonton pertunjukan politik antara PAN, Demokrat dan Golkar dipanggung orang nomor dua di Kaki Gunung Semeru.(red)

Posisi Wabup Jadi Rebutan PAN, Demokrat dan Golkar, Wakil Rakyat Puyeng!

Perebutan sebagai orang nomor 2 di Pemerintahan Kabupaten Lumajang sangat menarik perhatian masyarakat Lumajang. DPD PAN Lumajang yang konsisten dengan mengusulkan H.Thoriq sebagai calon tunggal terus menguat. Yang paling gress, Partai Demokrat mengusulkan Adik Almarhum Bupati Lumajang, Sjahrazad Masdar sebagai Calon Wabup yang kini duduk sebagai Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Indah Amperawati. Demokrat menilai, Indah layak menjadi Wabup lantaran ikut membesarkan partai berlogo Mercy. Tak tanggung-tanggung untuk meloloskan Indah sebagai Wabup, Pengurus DPD Demokrat berkirim surat ke DPP Demokrat. Indah didukung oleh 17 DPC Kecamatan untuk menjadi Wabup. Sementara, Golkar masih malu-malu kucing siapa yang akan diberangkatkan untuk menjadi Wabup dan bertarung di DPRD. Dua tokoh Golkar yang ramai masuk bursa Cawabup yakani, Djatmiko dan Suigsan. Lumajangsatu menilai dari kalkulasi siapa yang akan menjadi Wabup yang melalui pemilihan DPRD tergantung bagaimana komunikasi politik pada Cawabup dengan Mesin partai ke Partai Non Pendukung SA'AT.  Keharmonisan antaran Bupati Lumajang, As'at Malik dan Ketua DPRD, Agus Wicaksono harus menjadi perhitungan yang matang. Apalagi sebelum disahkan dan diterbitkan UU No. 8 Tahun 2015, Agus sempat menyampaikan secara lisan enggan mendukung Cawabup dari partai pengusung. PKB dalam pemilihan Cawabup akan menjadikan Poros Tengah tidak bisa dianggap enteng. Apalagi, parpol yang kini memiliki kursi di DPRD seperti Nasdem, Gerindra, Hanura, PPP dan PKS juga bisa mempengaruhi pemilihan Wabup baik secara terbuk dan tertutup nantinya. 50 Anggota DPRD sesuai undang-undang diamanatkan untuk memiliki Wabup penganti As'at usai dilantik menjadi Bupati, bukan pekerjaan mudah. Pasalnya, ditangan mereka orang nomor dua Lumajang akan dipilih. Bila pasangan SA'AT dipilih oleh masyarakat, kini DPRD Harus memilih Wabup, apakah bisa bekerjasama dengan baik atau ada perpecahan nantinya di pemerintahan. Wahai wakil rakyat, kami percaya ke kalian, jangan sampai memilih kucing dalam karung dan rakyat jadi korban dari transaksi politik kalian.(red)

Jurus Menembus Batas, Politik Tingkat Tinggi Orang Nomor Satu Lumajang

Lumajang, Setelah melakukan segala daya dan upaya yang maksimal (ikhtiar) guna mencapai sesuatu yang diinginkan atau cita-cita, maka langkah terakhir adalah berdo'a agar cita-cita dan niat baik tersebut bisa terealisasi. Meski do'a ditaruh dibagian akhir setelah melakukan ikhtiar, namun dampaknya sangat dahsyat, karena bisa merubah segala apapun. Do'a bisa membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, hal yang sulit menjadi mudah. Sehingga, jika telah melakukan segela daya dan upaya, maka do'a akan menjadi jurus pamungkas agar yang diinginkan mencapai kesempurnaan. Sebuah pepatah arab menyebutkan, bekerja tanpa do'a maka akan menjadi sombong dan do'a tanpa usaha maka seperti orang gila. Oleh sebab itu, keseimbangan antara usaha dan do'a sangat perlu, sehingga manusia tidak akan sombong atas keberhasilan yang dicapainya. Hal itu yang telah dilakukan oleh eksekutif dan legislatif Lumajang untuk menciptakan Lumajang sejahtera dan bermartabat dengan segera memilih nahkoda baru pasca meninggalnya almarhum Sjahrazad Masdar. DPRD awal Februari 2015 melalui rapat istimewa telah mengusulkan As'at Malik menjadi Bupati Lumajang. Dari pengusulan itu, maksimal satu bulan Lumajang sudah harus memiliki Bupati yang baru. Namun, ikhtiar yang dilakukan eksekutif dan legsilatif itu nampaknya tidak cukup untuk segera mengelurkan SK pengangkatan As'at Malik menjadi Bupati Lumajang. Seteleah lewat satu bulan, kabar pelantikan juga belum terdengar kapan akan dilakukan. Simpang siur kabar akhirnya muncul di kalangan masyarakat, mulai dari belum selesainya siapa yang akan menjdi N 2 (wakil bupati) hingga spekulasi yang lainnya. Bahkan, minggu kedua bulan Maret 2015 Gubernur Sukarwo yang akan melantik Bupati Lumajang malah melakukan ibadah umroh. Tentu saja, muncul anggapan lagi di masyarakat bahwa pelantikan Bupati akan digelar bulan April dari yang seharusnya awal Maret 2015. Segala daya dan upaya telah dilakukan oleh eksekutif dan legislatif mulai dengan menggunakan kekuasaan, harta hingga ilmu. Langkah yang terakhir nampanya perlu dilakukan oleh eksekutif dan legisltif serta warga Lumajang dengan berdo'a agar SK dari mendagri segera turun dan Bupati Lumajang As'at Malik segera dilantik. Warga kiranya perlu berdo'a baik sendirian atau berjama'ah dengan menggelar do'a bersama, meminta kepada yang kuasa agar siapa saja baik perorangan atau kelompok yang sengaja menghalangi agar SK dan pelantikan Bupati tidak segera turun, lekas dibukakan hatinya. Jika tetap tidak sadar juga, maka kita bisa bedo'a agar yang kuasa bisa membuka hati mereka yang menghalang-halangi Lumajang memiliki Buptai baru bisa dibukaan hatinya dengan cara lain. "Semoga Lumajang segera memiliki Bupati yang definitif dan kelompok atau orang yang berniat menghalang-halangi kemajuan Lumajang segera di bukakan hatinya dengan cara yang baik, amiiiiiiin".(Red)