Gaya Hidup

Pusaka Wedhung Mpu Sanibin, Bukti Cerita Dibalik Suburnya Kerajaan Lamajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Genap dua tahun usia Museum Daerah Lumajang langsung ketambahan satu koleksi baru. Pusaka asli Lamajang Wedhung Mpu Sanibin diserahkan oleh pihak ahli waris untuk dijadikan masterpiece Museum Daerah Lumajang.Indrijanto, Kabid Seni dan Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang menyatakan bahwa pusaka ini sudah terkenal hingga luar Lumajang. bahkan, ada dua daerah yang nampaknya sudah siap-siap mengklaim pusaka Mpu Sanibin sebagai pusaka asli daerahnya."Sebalum itu terjadi, maka kita jadikan pusaka Mpu Saninibin ini sebagai masterpiece dari Museum Daerah Lumajang," jelas Indri, Selasa (29/08/2017).Sementara itu, Aries Purwantini, Arkeologi di Museum Daerah Lumajang menyatakan bahwa pusaka Mpu Sanibin fungsinya bukan untuk perang namun pada fungi membuka lahan (babat alas). Perpindahan warga Madura ke Lamajang kala itu, membutuhkan alat untuk membabat alas dan juga mengelola pertanian Lamajang yang sangat subur."Pusaka Mpu Sanibin bukan untuk senjata perang, namun untuk pertanian seperti membuka lahan atau babat alas dijaman awal berdirinya Kerajaan Lamajang," terangnya.Pusaka Mpu Sanibin terkenal berasal dari wilayah Kunir. Sang pembuat sendiri yakni Mpu Sanibin dalam ceritanya tidak memiliki anak, namun banyak memiliki murid dan tersebar di seluruh Lumajang seperti di Tempeh dan Kedungjajang."Pusaka Mpu Sanibin ini terkenal dari wilayah Kunir, namun Mpu Sanibin banyak memiliki murid dan akhinya melanjutkan pembuatan alat-alat atau senjata untuk pertanian bukan peperangan," paparnya.Adanya Mpu yang kemudian membuat alat-alat pertanian tak lepas dari kondisi alam Lumajang yang sangat subur dibawah kaki gunung Semeru. Sehingga, banyak para Mpu yang kemudian membuat alat-alat pertanian agar Kerajaan Lamajang menjadi daerah kaya dan maju dengan kesuburan tanahnya.(Yd/red)

Pusaka Wedhung Mpu Sanibin Jadi Masterpiece Museum Dareah Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Dua tahun usia Museum Daerah Lumajang ketambahan satu koleksi baru. Wedhung Mpu Sanibin, merupakan senjata (pusaka) asli Lumajang yang kemudian diserahkan oleh ahli warisnya agar ditempatkan di Museum Daerah Lumajang.Indriajanto, Kabid Seni dan Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang menyatakan bahwa senjata tersebut akan dijadikan masterpiece (hasil karya) Museum Daerah Lumajang. Harapannya, warga Lumajang dan luar Lumajang bisa mengetahui bahwa di Lumajang banyak meyimpan sejarah dan kebudayaan yang hebat."Kita angkat Wedhung Mpu Sanibin ini sebagai masterpiece dari Museum Daerah Lumajang dengan harapan Lumajang semakin dikenal dengan daerah yang kaya sejarah dan kebudayaaan," ujar Indrijanto, Selasa (29/08/2017).Wedhung Sanibin sudah terkenal kesejumlah daerah di Jawa Timur bahwkan luar pulau Jawa. Tak hanya itu, bahkan sudah ada informasi pusaka Mpu Sanibin tersebut akan diakui oleh daerah lain dengan diganti nama, namun bentuknya sama."Agar pusaka asli Lamajang ini tidak diakui oleh daerah lain, maka kita akan jadikan masterpiece dari museum dan pihak keluarga juga telah menyerahkan kepada kami," pungkasnya.(Yd/red)

Kenang Jasa Pahlawan, GSNI Lumajang Gelar Napak Tilas Perjuangan Kyai Ilyas

Lumajang (lumajangsstu.com) - Dalam rangka memperingati HUT RI yang ke -72, DPC Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) Cabang Lumajang mengadakan Napak Tilas Perjuangan Kyai Ilyas di Lumajang. Pada kegiatan ini, ada 4 lokasi yang mereka tuju, yaitu Makam Kyai Ilyas di TMP Lumajang, Kediaman Bapak Djuremi di Perumahan Sumberjo yang merupakan pejuang yang tergabung dalam Kompi Kyai Ilyas, Mushola Kyai Ilyas di Desa Galingan, dan Monumen Kyai Ilyas di Dusun Ledok.

Serunya Lomba Balap Karung Mini Meriahkan HUT RI 72

Lumajang (Lumajangsatu.com) - Perlombaan memang sudah jadi ritual rutin masyarakat merayakan HUT Republik Indonesia. Tapi, lomba balap dalam karung di Desa Pagowan, Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, jadi pembeda lomba-lomba di peringatan HUT RI ke-72 tahun ini.Lomba balap dalam karung memang jadi salah satu jenis lomba yang masih tergolong langka dan cukup menarik perhatian masyarakat. Pasalnya, peserta harus dimasukkan ke dalam karung dengan hanya kelihatan wajahnya dan bagian atas karung ditali.Untuk pengamanan, peserta diwajibkan menggunakan helm, karena peserta balap karung kemungkinan besar akan terjatuh saat berlari. Selain itu, setiap peserta harus memiliki pendampingnya untuk mengarahkan dan menolong saat jatuh.Krisna, salah satu panitia lomba dari KKN UNMUH Malang menuturkan, lomba-lomba yang ada diperuntukkan bagi anak-anak, remaja, dewasa sampai orang tua. Sejumlah lomba yang sudah berjalan antara lain pertandingan pukul balon, balap karung pake helm, lomba tempeh. Untuk hari ini ada sepak bola contong sama suap pisang. Trus ada lomba ngedot, panjang pinang, dan lain-lainAda pula lomba makan krupuk yang seakan jadi lomba wajib tujuh belasan, juga lomba pecah balon dan pecah air. Khusus untuk lomba voli lumpur yang telah berlangsung, ternyata mendapat animo yang sangat besar dari dalam dan luar dusun. "Banyak pengguna jalan yang menyempatkan diri menonton karena kebetulan lokasi lapangan atau sawah ada di tepi jalan," kata Krisna, Selasa (10/8).Selain itu, lomba-lomba yang masih akan berlangsung pekan depan di antaranya mewarnai dan menggambar. Sejumlah hiburan turut disediakan seperti kesenian , pentas tari,  dan Koesplusan bagi bapak-bapak. "Pada malam HUT RI nanti akan diadakan juga malam tirakatan dengan renungan mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur," ujar Dia.(In/red)