Gaya Hidup

Ritual Melasti di Pantai Watu Pecak sebagai Momentum Umat Hindu Pembersihan Diri dan Alam

Lumajang (lumajangsatu.com) - Ratusan umat Hindu dari Lumajang dan Probolinggo dari suku Tengger melakukan upacara melasti di pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian. Melasti bagi umat Hindu adalah momentum untuk pembersihan diri (buana alit) dan pembersihan alam (buana agung). "Melasti bagi umat Hindu adalah momentum pembersihan diri dan alam sebelum kita menyambut upacara nyepi," ujar Wira Dharma, Ketua Perhimpunan Pemuda Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Lumajang, Minggu (06/03/2016). Dengan pembersihan diri dan pembersihan alam diharapkan akan tercipta ketengan di Lumajang dan kesejahteraan bagi semua. Manusia harus menjaga alam, agar alam bisa memberikan kesejahteraan dan ketentraman sehingga tercipata rasa aman. "Semoga kita diberikan ketenangan dan juga kesejahteraan dengan upaca melasti ini," paparnya. Umat Hindu juga berharap pertambangan liar dipinggir pantai tidak akan terulang lagi. Sebab, bagi umat Hindu laut adalah sumber kekayaan bagi umat manusia, jika ditambang secara serakah maka akan rusak dan akan timbul bencana disana-sini. "Kami berharap tidak ada lagi pertambangan liar di pinggir panatai, karena laut bagi umat hindu dan warga Lumajang adalah kekayaan yang harus dijaga kelestarianya," paparnya. Dari pantauan lumajangsatu.com, upacara melasti diletakan di hutan watu pecak dan tidak ditaruh dipinggir pantai seperti tahuan sebelumnya. Sebab, kondisi pantai sudah rusak akibat pertambangan liar yang terjadi pada tahuan 2015. Usai mengelar upacara di hutan watu pecak, sesaji dari berbagai pura di Lumajang dilarung ke laut. Sedangkan sebagian lagi dibawa pulang untuk ditempatlan di masing-masing pura.(Yd/red)

Simpati Kegiatan GOWA, Cak Yono Relakan Bekas Garasi Jadi Kedai Dingin

Gucialit(lumajangsatu.com) - Dimana ada niat baik, pasti ada orang sekitar yang peduli. Inilah yang dialami pemuda-pemudi Gucialit Organisasi Wisata Alam "G'OWA" yang awalnya tidak memiliki tempat kumpul, berkat Hariyono  (43) merelakan bekas garasi mobilnya untuk markas dan dibuat Kedai Dingin jadi usahanya.

Mlaku isuk, Cak Thoriq Jadi Magnet Foto Bareng Warga Pronojiwo

Lumajang (lumajangsatu.com) - Ribuan warga Pronojiwo ikut "mlaku bareng isuk" bersama H. Thoriqul Haq ketua Komisi C DPRD Jawa Timur. Usai mlaku bareng, Cak Thoriq panggilan akrabnya itu menjadi sasaran foto bareng warga Pronojiwo. "Kami berharap Cak Thoriq terus memperjuangkan aspirasi warga Lumajang," ujar Hidayatullah salah seorang peserta jalan santai, Minggu (21/02/2016). Cak Thoriq mengucapkan terima kasih kepada warga Pronojiwo yang telah memilih dirinya menjadi wakil rakyat di DPRD Jatim. Thoriq juga meminta masukan agar terus bisa memperjuangkan kepentingan dan aspirasi warga Lumajang. "Kami ucapkan terima kasih yang sangat besar, saya cinta warga Pronojiwo dan warga Lumajang, saya akan perjuangkan apa yang jadi aspirasi warga," terang politisi PKB asal Kunir itu. Sugianto, anggota DPRD Lumajang mengaku gembira acara mlaku bareng cak kaji Thoriq mendapat antusias yang luar biasa. "Kita siapkan hadiah sepeda ontel dan sepeda motor, semoga bisa bermanfaat dan berguna bagi yang menang," terang Sugianto.(Yd/red)