Gaya Hidup

Dari Puncak Tertinggi di Lumajang ini, Anda Bisa Lihat Gerhana Matahari Dengan Indah

Lumajang (lumajangsatu.com) - Tanggal 9 Maret 2016 sekitar jam 07.25-08.39 wib akan ada fenomena alam yang sangat indah yakni gerhana matahari. Hampir diseluruh Indonesia termasuk Lumajang akan terjadi gerhana matahari baik yang total atau hanya 90 persen lebih. Momentum gerhana akan menjadi memontum yang sangat indah untuk diabadikan karena sangat langka bahkan bisa setengah abad belum tentu terjadi.

Ritual Melasti di Pantai Watu Pecak sebagai Momentum Umat Hindu Pembersihan Diri dan Alam

Lumajang (lumajangsatu.com) - Ratusan umat Hindu dari Lumajang dan Probolinggo dari suku Tengger melakukan upacara melasti di pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-awar Kecamatan Pasirian. Melasti bagi umat Hindu adalah momentum untuk pembersihan diri (buana alit) dan pembersihan alam (buana agung). "Melasti bagi umat Hindu adalah momentum pembersihan diri dan alam sebelum kita menyambut upacara nyepi," ujar Wira Dharma, Ketua Perhimpunan Pemuda Hindu Dharma Indonesia Kabupaten Lumajang, Minggu (06/03/2016). Dengan pembersihan diri dan pembersihan alam diharapkan akan tercipta ketengan di Lumajang dan kesejahteraan bagi semua. Manusia harus menjaga alam, agar alam bisa memberikan kesejahteraan dan ketentraman sehingga tercipata rasa aman. "Semoga kita diberikan ketenangan dan juga kesejahteraan dengan upaca melasti ini," paparnya. Umat Hindu juga berharap pertambangan liar dipinggir pantai tidak akan terulang lagi. Sebab, bagi umat Hindu laut adalah sumber kekayaan bagi umat manusia, jika ditambang secara serakah maka akan rusak dan akan timbul bencana disana-sini. "Kami berharap tidak ada lagi pertambangan liar di pinggir panatai, karena laut bagi umat hindu dan warga Lumajang adalah kekayaan yang harus dijaga kelestarianya," paparnya. Dari pantauan lumajangsatu.com, upacara melasti diletakan di hutan watu pecak dan tidak ditaruh dipinggir pantai seperti tahuan sebelumnya. Sebab, kondisi pantai sudah rusak akibat pertambangan liar yang terjadi pada tahuan 2015. Usai mengelar upacara di hutan watu pecak, sesaji dari berbagai pura di Lumajang dilarung ke laut. Sedangkan sebagian lagi dibawa pulang untuk ditempatlan di masing-masing pura.(Yd/red)