Lumajang(lumajangsatu.com) - Usai dilakukan pemagaran di Jalan tengah Tempat Pemakaman Umum Kelurahan Jogoyudan oleh pemerintah. Ternyata, sekarang menjadi sorga para pelaku aksi kejahatan jalanan seperti Begal dan Jambret. Informasi yang masuk ke Lumajangsatu.com, sudah beberapa kali terjadi percobaan aksi kejahatan di Jalan Tengah Makam Jogoyudan. Bahkan, aksi perampasan motor sudah pernah terjadi dan penjambretan sudah terjadi dengan korban dijatuhkan ke dalam got. "Sekarang lewat di jalan tengah Makam Jogoyudan bukan ngeri takut hatu, tapi takut sama begal dan jambret," ujar Satumi, salah satu warga Jogoyudan. Aksi pelaku kejahatan yang diicar di jalan tengah dari informasi yang dari warga, pengendara motor mio, vega, Jupiter dan Vixion yang paling diincar. Aksi pelaku tidak diketahui kapan beraksi. "Kadang siang, pagi, sore, habis magrib dan isya'," ujar Saman, warga lainya. Aksi kejahatan di Jalan Tengah Makam Jogoyudan sudah menjadi momok bagi pengendara motor baik wanita dan pelajar. Masyarakat berharap, ada pemantau bagi petugas di kawasan Makam Jogoyudan.(ls/red)
Hukum Dan Kriminal
Awas! Pencurian Bermodus Pecah Kaca Mobil Mulai Terjadi di Lumajang
Lumajang (lumajangsatu.com) - Pencurian dengan modus memecah kaca mobil mulai terjadi di Lumajang, Hariyono Satriyo Pambudi(38) warga Jember menjadi korban modus pencurian yang terbilang masih baru di Lumajang tersebut, ketika memakirkan mobilnya di Jl. Panjaitan, Citrodiwangsan, kamis sore (5/3). Korban bersama temannya ketika kejadian sedang makan di warung bamboo, memarkir mobilnya di sebelah timur warung, setelah hendak pulang korban mengetahui kaca mobil sebelah kiri pecah. Alhasil tas warna hitam yang berisi surat nikah, rekening tabungan (Danamon, BNI, BCA, dan Mandiri), KTP, dan ID Card Adira Finance yang ia letakkan diatas jok depan raib digondol maling. Korban yang mengetahui kejadian tersebut langsung melapor ke Polres Lumajang, kerugian yang dialami korban ditafsir senilai Rp. 1.500.000,-. Kini kasus ini masih ditangani Polres Lumajang untuk proses lebih lanjut. "Kasus ini masih kami proses lebih lanjut," ujar Kasubag Humas Polres Lumajang, AKP Sugianto.(r1/red)
Baru Kenal, Slamet Warga Dawuhan Wetan Gelapkan Sepeda Motor Vario Temannya
Lumajang(lumajangsatu.com)- Berhati-hatilah dengan orang yang baru anda kenal, jika tidak ingin bernasib seperti seperti Rakhmad Hadi F, warga jalan Veteran Kelurahan Tompokersan. Korban nyaris kehilangan sepeda motornya, Nopol N 3835 ZY yang dipinjam oleh Slamet warga desa Dawuhan Wetan Kecamatan Rowokangkung. "Kita berhasil meringkus tersangka penipuan atau penggelapan sepeda motor milik Hadi warga jalan Veteran," ujar AKP Heri Sugiono Kasat Reskrim Polres Lumajang kepada lumajangsatu.com, Jum'at (06/03/2015). Modus yang dilakukan oleh tersangka Slamet dengan berpura-pura meminjam sepeda motor milik korban untuk membeli pulsa. Namun, pelaku tidak kembali hingga cukup lama hingga membuat korban curiga. "Saat kembali, pelaku ini bilang bahwa sepeda motor milik korban ditilang polisi dan ditahan di kantor lalulintas," terang Heri. Karena curiga, korban kemudian mengecek kebenaran informasi yang disampaikan oleh pelaku. Namun, seepda motor milik korban tidak ada di kantor polisi, dan korban akhirnya melapor kepada pihak kepolisian. "Setelah kita tangkap tersangka ini, akhirnya diketahui bahwa sepeda motor milik korban sudah disewakan oleh pelaku dengan harga satu juta," paparnya. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatnnya, pelaku saat ini sudah meringkuk di jeruji besi.(Yd/red)
Enam Pemuda Tengah Pesta Miras, Polisi Sita 30 Botol Arak Jawa
Lumajang(lumajangsatu.com)- Sejumlah pemuda warga Desa Keting Kecamatan Kencong Jember, tertangkap basah saat berpesta miras jenis arak jawa dirumah Didik (24) tersangka pengedar pil setan oleh jajaran Reskoba Polres Lumajang, Rabu (04/03/2015). Kejadian itu bermula, setelah petugas berhasil mengamankan dua tersangka pengedar pil koplo jenis trex, disebuah warung makan di Desa Kunir Kecamatan Kunir Lumajang. Saat petugas hendak menggeledah rumah tersangka Didik, polisi malah menemukan sejumlah pemuda tengah berpesta miras di ruang tamunya. "Ini dia, masih muda sudah pesta minum-minuman keras," ungkap Kasat Reskoba Polres Lumajang padasejumlah awak media. Tak tanggung-tanggung, petugas langsung meminta salah satu pemuad itu untuk menunjukkan tempat membelinya miras yang terletak di Desa Yosowilangun Kecamatan Yosowilangun. Sesampainya dirumah Suyono (49) penjual miras jenis arak jawa ini tak bisa berkutik saat petugas menggeledah dan menemukan 30 botol miras. "Ini merupakan hasil pengembangan dari penangkapan terhadap dua tersangka pengedar trex itu," papar AKP Priyo Purwanto. Untuk menekan peredaran miras itu di wilayah hukum Polres Lumajang, selanjutnya polisi langsung mengamankan dan membawanya ke Mapolres Lumajang. "Barang-barang ini akan kita akamankan ke kantor mas, agar tidak lagi diedarkan," tambahnya. (Mad/red)
Sat Reskoba Polres Lumajang Grebek 2 Pengedar Pil Setan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Jajaran Sat Reskoba Polres Lumajang kembali berhasil meringkus 2 orang pemuda pengedar narkoba jenis Trex di sebuah warung makan Desa Kunir Kecamatan Kunir Lumajang saat hendak menunggu pembelinya datang, Rabu (04/03/2015). Penangkapan terhadap 2 orang tersangka pengedar narkoba itu berawal dari penyidikan polisi sejak beberapa jam sebelumnya, Polisi yang membuntuti tersangka dari Alun-Alun Kecamatan Kencong Lumajang. Sesampainya di sebuah warung makan, Polisi lantas langsung menyergapnya dan menggledah saku, dompet dan jok sepeda tersangka, alhasil Polisi berhasil menemukan 2 box pil koplo jenis trex sejumlah 2000 butir. Kami berhasil menangkap kedua tersangka ini di warung makan, dengan bb pil trex sebanyak 2000 butir, ungkap Kasat Reskoba Polres Lumajang AKP Priyo Purwanto. Lebih lanjut ia mangatakan, pihaknya akan terus mengembangkan kasus  ini guna menangkap jaringan narkoba yang selama ini meresahkan masyarakat. Kami masih akan terus lakukan pengembangan, tambahnya. (Mad/red)
Dua Pelajar Asal Randuagung Spesialis Maling Motor Masjid
Lumajang(lumajangsatu.com)- Jajaran Reskrim Polres Lumajang dibantu jajaran polsek jajaran berhasil menangkap dua pelaku maling sepeda motor spesialis masjid. MZH (18) dan A (16) warga dusun Losan Desa/Kecamatan Randuagung diringkus polisi setelah mencuri motor di masjid Al-Azhar Desa Karanganom Kecamatan Pasrujambe. "Kita berhasil tangkap dua pelaku maling motor spesialis masjid yang masih dibawah umur MZA dan A warga desa Randuagung hari Jum'at lalu," ujar AKP Heri Sugiono SH,. MH Kasat Reskrim Polres Lumajang kepada lumajangsatu.com, Senin (02/03/2015). Dari hasil pengembangan kepada dua tersangka itu, ternyata meski masih belia dan masih duduk dibangku sekolah, para pelaku telah beraksi di 7 titik. Dimana, targetanya adalah sepeda motor yang diparkir dihalaman masjid. "Meski masih duduk dibangku sekolah SMK dan STM, keduanya ternyata spesialis maling motor yang diparkir di masjid," terangnya. Modus yang dilakukan oleh tersangka dengan berpura-pura ikut sholat berjama'ah. Setelah semua jama'ah sholat, salah satu pelaku kemudian turun terlebih dahulu dan mengambil sepeda motor yang diperkir dihalaman masjid. "Modusnya kedua tersangka ini ikut sholat jama'ah, setelah semua sholat baru salah satu pelaku turun terlebih dahulu untuk mengambil motor yang diparkir," paparnya. Hari Sugiono meminta kepada para pengurus atau takmir Masjid agar memasang himbauan atau tulisan rawan maling motor. Takmir juga disarankan menyediakan pengamananan masjid dan menutup pintu saat sholat berjama'ah. "Kita minta takmir masjid memasang himbauan rawan maling motor dan sediakan pengamanan di masjid," pungkasnya.(Yd/red)
Duuh... Baru 18 Tahun Pemuda Randuagung Sudah Berani Nyuri Motor di Pasrujambe
Lumajang(lumajangsatu.com)- Jajaran polsek Pasrujambe bersama Polres Lumajang berhasil mengungkap dan menangkap satu tersangka pelaku meling sepeda motor. Inisial MZH (18), pelajar SMK warga dusun Leson Desa/ Kecamatan Randuagung ditangkap polisi dan warga karena mencuri sepda motor Vario nopol N 4393 z miik Nur Hasim yang diparkir di halaman masjid Al-Azhar Desa Karangnom. "Kita berhasil ungkap satu pelaku maling motor di halaman masjid al-Azhar desa Karanganom Jum'at kemaren," ujar AKP Heri Sugiono Kasat Reskrim Polres Lumajang kepada lumajangsatu.com, Sabtu (28/02/2015). Modus yang dilakukan pelaku bersama temannya ikut melakukan sholat isya' berjama'ah di masjid al-Azhar. Setelah selesai sholat, salah satu pelaku mengambil sepeda korban dan satu teman pelaku membawa sepedanya pelaku sediri. "Modusnya ini dua pelaku ikut sholat isya', setelah selesai sholat akhirnya satu pelaku mengambil motor milik korban dan pelaku lain membawa sepedanya sendiri," terangnya. Warga yang melihat kejadian tersebut akhirnya mengejar pelaku dan berhasil menangkap satu tersangka dan juga mengamankan sepeda motor milik pelaku serta sepeda milik korban. Sedangkan satu pelaku berhasil melarikan diri dan masih dalam pengejaran polisi. "Satu pelaku berhasil ditangkap dan langsung diamankan dikantor polisi untuk menghindari amuk masa," tambahnya.(Yd/red)
Kejahatan Kerah Putih, Berbahaya Tapi Pelaku Dihukum Ringan
Lumajang(lumajangsatu.com) - Kejahatan kerah putih merujuk pada kejahatan yang umumnya dilakukan di dunia bisnis atau birokrasi. Jenis kejahatan semacam itu diantaranya termasuk penggelapan, penipuan, atau korupsi. Ahli kriminologi dan sosiologi, Edwin Sutherland, menciptakan istilah ini dalam sebuah pidato pada tahun 1939. Sutherland mengemukakan bahwa orang lebih cenderung untuk melakukan kejahatan ketika mereka dikelilingi oleh orang yang memiliki perilaku kriminal. Seorang kriminal kerah putih dianggap memiliki peluang kecil melakukan kejahatan lain, sehingga pengadilan cenderung menjatuhkan hukuman lebih ringan dari kejahatan yang melibatkan kekerasan. Saat ini, definisi kejahatan kerah putih juga merujuk kepada status sosial ekonomi dari orang yang melakukan kejahatan. Seseorang dari kelas menengah atau atas ketika melakukan kejahatan cenderung dianggap melakukan kejahatan kerah putih. Namun, jika kejahatan itu melibatkan kekerasan julukan kerah putih akan sirna meskipun dilakukan oleh golongan kelas atas. Terdapat kecenderungan kejahatan kerah putih dihukum lebih ringan dibanding kejahatan dengan kekerasan seperti perampokan atau pembunuhan. Namun, kejahatan kerah putih seperti penggelapan atau pencurian dana perusahaan sebenarnya membahayakan (merugikan) lebih banyak orang.Kejahatan kerah putih cenderung terjadi di antara mereka yang memiliki kelas sosial ekonomi tinggi. Hal ini akan menguntungkan bagi para kriminal kerah putih, sebab mereka bisa menyewa pengacara handal untuk membela dan meringankan hukuman mereka.Umumnya, penjahat kerah putih juga ditempatkan dalam sebuah penjara dengan keamanan minimum. Lingkungan seperti itu menawarkan kebebasan yang lebih besar sehingga para tahanan kerah putih berpotensi tetap menikmati berbagai fasilitas meskipun berada di dalam penjara. Meskipun nampaknya tidak terdapat korban secara langsung, kejahatan kerah putih seperti korupsi berpotensi merugikan lebih banyak orang sekaligus menimbulkan kerugian jangka panjang.(amazine/red)
Inilah Gaya Hidup Penjahat Begal
Lumajang(lumajangsatu.com) - Aksi kejahatan dari pencuri meningkat menjadi pembunuh dan dikenal dengan sebutan begal. Ternyata, ada gaya hidup para begal yang mempengaruhi yakni, Wanita dan Judi. Kenapa para pelaku kejahatan selalu dihubungkan dengan Wanita dan Judi. Hal ini disampaikan para mantan pelaku kejahatan atau dikenal dengan residivis. "Biasanya mereka melakukan aksi kejahatan demi uang untuk wanita dan judi, itu gaya hidup didunia hitam," jelas Saman panggilan pouplernya, mantan bromocora asal Sampang-Madura. Gaya hidup suka wanita dan judi sudah menjadi bagian dari para pelaku kriminalitas. Biasanya para pelaku kejahatan suka dengan Judi, bila kalah akan melakukan kejahatan. " kalah Judi memang bisa membuat nekat, seperti lagu bang Rhoma Irama," jelas pria yang keluar masuk penjara 5 kali itu. Kenapa pelaku kriminalitas suka dengan Wanita, biasanya mereka sering ke ekslokalisasi. Mereka suka terlena dengan rayuan penjaja seks atau bahkan suka dengan seorang wanita janda. "Wanita, jadi pelaku kejahatan itu suka gonta ganti pasangan, kalau jatuh cinta, apapun diberikan pada si wanita," jelasnya. Lika-liku pelaku kejahatan banyak faktor, awalnya dari kemiskinan, mereka ingin mengubah hidup secara singkat. Bahkan ada yang jatuh miskin lalu membuat kejahatan.(ls/red)
Sosiolog : Begal Disebabkan Kemiskinan dan Pendidikan Rendah
Jakarta(lumajangsatu.com) - Memberantas pembegalan yang marak terjadi di kawasan Jabodetabek dan Lumajang tidak hanya dengan menangkap para pelaku kejahatan. Namun, harus dilihat apa akar permasalahan dari perilaku kejahatan yang sedang meresahkan masyarakat tersebut. Menurut Sosiolog Musni Umar, dalam memberantas atau menghilangkan pembegalan pemerintah harus memecahkan akar masalah yang terjadi. Dikarenakan pelaku tindakan pembegalan yang rata-rata anak muda tersebut ialah anak muda yang tidak memiliki pekerjaan tetapi berkeinginan memiliki sesuatu barang. "Jadi yang terpenting ialah memecahkan akar masalah dan akar masalahnya itu kemiskinan. Pelaku yang rata-rata anak muda tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka ingin memiliki kendaraan namun tidak memiliki kemampuan untuk membeli," ujar Musni dilansir detikcom, Sabtu (28/2/2015). Musni menuturkan, selain masalah kemiskinan yang tidak kalah penting ialah kurangnya pendidikan akhlak dan agama yang diterima anak-anak kurang mampu tersebut. Hal hasil mereka hanya memikirkan bagaimana untuk mendapatkan uang. "Peran orang tua juga menjadi faktor penting dalam mendidik dan memberikan pelajaran akhlak terhadap anak-anak mereka. Namun, permasalahannya di masyarakat bawah mereka tidak terlalu memikirkan itu dikarenakan untuk persoalan hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sudah berat," ujar Musni. Musni menambahkan, selain itu pihak kepolisian sebaiknya jangan hanya menangkap dan memberikan hukuman. Melainkan, harus diberikan semangat kembali untuk mereka berubah dan mencari pekerjaan yang lebih baik. "Karena masalahnya ialah masalah perut, kita tidak bisa mengandalkan polisi karena jika ditangkapun tidak bisa mengurangi. Sebaiknya, ditumbuhkan kesadaran bangkit untuk bekerja. Selain itu, tokoh-tokoh masyarakat dan pemerintah yang diberi tanggungjawab oleh negara harus segera memikirkan bagaimana cara merubah para pembegal ini menjadi lebih baik," tutup Musni.(dtc/red)