Pendidikan Dan Kesehatan

Dinas Pariwisata Tidak Serius Melindungi Penemuan Candi Kunir

Lumajang(lumajangsatu.com)- Setelah penemuan candi/arca, sabtu (12/06/2013) lalu, Dinas pariwisata Kabupaten Lumajang tidak melanjutkan pencarian candi-candi yang diduga masih banyak yang terkubur. Pasalnya di lokasi penemuan Desa Kedungmoro Kecamatn Kunir Kabupaten Lumajang masih berlangsung pengerjaan produksi batu bata, Rabu (04/06/2014). Sulaiman, salah satu petugas pembuat batu bata mengaku, tidak ada konfirmasi lebih lanjut dari Dinas Pariwisata Lumajang terkait lokasi penemuan Arca Betari Durga. "Tidak ada kelanjutan ini mas dari pemerintah, jadi ya saya lanjutkan pembuatan batu bata sebab ini adalah pekerjaan saya," ungkapnya saat dikonfirmasi lumajangsatu.com sekitar pukul 08.00 WIB. Padahal pemilik lahan penemuan candi sudah ikhlas mau menjual lahannya kalau pemerintah mau membeli untuk kepentingan pelestarian benda bersejarah itu. "Kalau harganya cocok ya saya jual mas," ujar Supriyadi warga asal Desa Kedungmoro. Dalam rangka pelestarian benda-benda bersejarah, SMAN Kunir membuat tiruan arca betari Durga dalam mengikuti pameran penddikan di Gedung Sujono Jl. Alun-alun Lumajang, senin-selasa (2-3/05/2014) kemaren. "Ini semua adalah tiruannya mas, karena candi-candi itu berada di kawasan SMAN Kunir," ujar Yunita salah satu siswi SMAN Kunir. Sementara Kepala Dinas Pariwisata Lumajang, Drs.Gawat Sudarmanto belum bisa dikonfirmasi. "Waduh Bapak masih rapat mas, dan gak tahu kapan selesainya," ujar salah satu karyawan Dinas Pariwisata dan Seni Budaya. SMAN Kunir berharap, Dinas pariwisata Lumajang melanjutkan pencarian dan penelitian terkait lokasi penemuan candi-candi di Kunir itu. "Ya harus dilanjutkan mas, karena tidak menutup kemungkinan disana masih banyak candi/arca yang belum ditemukan dalam rangka memperluas pengetahuan masyarakat Lumajang dengan sejarah kotanya"tambah Yunita. (Mad/red)

Putra Sampoerna Fondation (PSF) Gelar Pameran Pendidikan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Putra Sampoerna Fondation (PSF) dan PT.HM Sampoerna Tbk. bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Gelar Pameran pendidikan dan Education Sharing Network di Gedung Sujono Jl.Alun-alun Selatan Lumajang, Senin (02/06/2014). Anang Uji Dwiyanto, ketua panitia kegiatan mengaku, Kegiatan yang diikuti oleh 5 SMA di antaranya SMAN 1 Lumajang, SMAN 2 Lumajang, SMAN 3 Lumajang, SMAN Kunir dan SMAN Klakah serta 4 SMKN diantaranya SMKN 1 Lumajang, SMKN 2 Lumajang, SMKN Klakah, dan SMKN Tempursari berjalan meriah. "Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyukseskan acara pameran ini sehingga berjalan lancar," ungkapnya. Kegiatan pameran pendidikan itu dibuka langsung oleh Wakil Bupati Lumajang, H.As'at Malik. Beliau mengaku sangat senang dapat bekerjasama dengan PSF demi meningkatkan kualitas pendidikan di Lumajang. "Saya senang PSF berkenan bekerjasama dengan kami, semoga kerjasama ini dapat dilanjutkan, dan dilanjutkan," ujar orang no.2 di Kabupaten Lumajang itu saat sambutan. Aditya Dharma, Program Leader PSF mengaku, target dari kegiatan Pameran itu agar pendidikan di lumajang meningkat serta dalam rangka membantu penerapan kurikulum 2013 yang lebih mengerucut pada kebutuhan serta potensi wilayah tertentu. " Targetnya membuat pembelajaran itu lebih bermakna sesuai dengan kebutuhan wilayahnya masing-masing," ungkap pria tinggi putih itu pada lumajangsatu.com.(Mad/red)

Mbah Citro: Minta 01 Juni dijadikan Hari Libur Nasional

Lumajang(lumajangsatu.com)- 01 Juni 1945 (Jumat Wage) lahirnya pancasila, sebagai ideologi bangsa Indonesia harus diperingati dengan menjadikan hari libur Nasional, Sabtu (31/05/2014). Mbah Citro, penjaga gunung lemongan Desa Papringan Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang mengatakan, Pancasila adalah ideologi bangsa dan harus diperingati setiap tahunnya dengan menjadikan tanggal 01 juni sebagai hari libur nasional. "Saya sudah berulang kali meminta agar tanggal 01 juni dijadikan hari libur nasional," ungkap pahlawan Pembela Tanah Air (PETA) pada sejumlah wartawan. Permintaan Pahlawan Pembela Tanah Air (PETA) tidak pernah digubris oleh Pemerintah sehingga sering terjadi bencana alamdi Indonesia. " Gunung Kelud itu, juga merupakan tegurannya," tendasnya.   Pancasila merupakan ideologi yang harus di peringati dan diamalkan sengan seksama agar pondasi bangsa Indonesia lebih kokoh. "Harus di amalkan," tambahnya dengan nada marah karena permintaannya tak digubris. Mbah Citro berharap kepada Presiden yang  jadi agar menjadikan tanggal 01 juni sebagai hari libur Nasional (Tanggal Merah). "Kepada Presiden yang baru, jangan lupa hari lahirnya Pancasila dijadikan sebagai tanggal merah," mintanya.(Mad/red)

Sambut Pasar Bebas ASEAN, PP Bustanul Ulum dirikan SMK Kesehatan dan TKJ

Lumajang(lumajangsatu.com)- Pondok Pesantren (PP) Bustanul Ulum 2 jalan doktren no.26 Krai Yosowilangun Lumajang, terus berbenah dengan meyiapkan manusia cerdas dan handal dengan mendirikan SMK Kesehatan dan Tehnik Komputer Jaringa (TKJ). Abdul Mughits Naufal, ketua yayasan PP Bustanul Ulum biro pendidikan mengungkapkan yayasannya dalam waktu dekat akan mendirikan SMK dalam menjawab tantangan zaman. "Targetnya tahun 2015 kami akan mendirikan SMK Kesehatan dan TKJ," ujarnya pada lumajangsatu.com saat dikonfirmasi di kediamannya, Selasa (27/05/14) sekitar pukul 02.00 WIB. Niat mendirikan SMK baru oleh yayasan Bustanul Ulum itu juga untuk menyiapkan siswa-siswinya menjadi manusia yang cerdas dan handal dengan skil yang dibutuhkan zaman kedepannya. "2015 besok kan ada perjanjian Pasar bebas mas, jadi kita tidak akan tinggal diam menyikapi hal itu," tambah Pengurus Ansor Cabang Lumajang itu. Lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan PP. Bustanul Ulum saat ini ada, RA Bustanul Ulum, MTs Bustanul Ulum, MA Bustanul Ulum, dan STAI Bustanul Ulum. Ketua yayasan biro pendidikan itu menegaskan MA/SLTA Bustanul Ulum akan tetap jalan."MA nya jalan, dan SMK juga harus jalan," tegasnya.(Mad/red)

Pengumuman Ujian di Lumajang, 17 Siswa Tidak Lulus

Lumajang(lumajangsatu.com)- Sebanyak 17 siswa di Lumajang tidak lulus dalam Ujian Nasional tahun 2014. 3 siswa dari SMA, 6 SMK dan 8 MA Negeri/Swasta. "Ada 17 siswa yang tidak lulus dalam Ujian Nasional tahun ini mas," ujar Winhatno Hari Surya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, Selasa (20/05/2014) Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah siswa yang tidak lulus lebih banyak tahun 2014, namun secara prosentase lebih kecil tahun ini. Jika di prosentase jumlah kelulusan mencapai 99,80 persen dan yang tidak lulus hanya 0,20 persen. "Kalau dipresentase 99,80 persen lulus dari 8.199 pelajar yang ikut dalan ujian akhir, jadi yang tidak lulus hanya 0,20 persen," paparnya. Lebih lajut Winhatno menjelasakan tidak ada ujian susulan bagi siswa yang tidak lulus. Sehingga bagi mereka yang gagal lulus, bisa ikut ujian kejar paket C, dimana gelombang kedua akan dilakukan bulan agustus. "Tidak ada ujian susulan, yang berkenan bisa ikut ujian paket C, jika tidak terpaksa harus mengulang dari tahun ajaran baru," paparnya. Ia meminta kepada para siswa yang tidak lulus untuk tidak larut dalam kesedihan. Begitu juga yang lulus jangan sampai merayakan dengan berlebihan apalagi melakukan aksi corat coret. "Kita ambil hikmahnya saja," terangnya. Dari pantauan di SMA Negeri 1 Lumajang, pengumuman kelulusan dilakukan di musholla sekolah. Para siswa juga dilarang untuk memakai seragam putih abu-abu, untuk menghindari aksi corat-coret. "Kita perintahkan siswa-siswi untuk memakai seragam khas SMA 1 atau batik, sehingga tidak akan dicoret-coret," ungkap Nanang Maulana Khoron Yusuf, Bidang Kesiswaan SMAN 1 Lumajang. Disinggung tentang kelulusan dari 258 siswa yang mengikuti ujian semuanya lulus 100 persen. Disamping itu, siswa SMAN 1 masuk 10 besar se-Kabupaten, peringkat 6 IPA dan peringkat 7 IPS. " Alhamdulillah lulus semua," pungkasnya.(Yd/red)

Lestarikan Seni Jaran Kencak

Lumajang(lumajangsatu.com)- Pemuda Peduli Untuk Sejarah dan Budaya Lumajang (PALU SERAYA) dan Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit Timur (MPPMP Timur) gelar diskusi "Pengenalan Seni Tradisional Jaran Kencak" di Warkem jl. Gajah Mada No.02 Lumajang, Sabtu (17/05/2014). Peserta diskusi sangat antusias mengikuti acara yang dilaksanakan oleh PALU SERAYA itu, pasalnya seni kuda kencak yang dijadikan sebagai icon Kabupaten lumajang pada Harjalu 2013 kemaren tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. "Jika jaran kencak merupakan icon kabupaten Lumajang, Pemerintah harus membuat aturan yang jelas, agar gambar dan patung icon Lumajang itu semuanya sama." ujar Aak Abdillah Al Kudus ketua paguyuban jaran kencak kabupaten Lumajang. Mansyur Hidayat, pegiat sejarah Lumajang mempertanyakan, keseriusan Pemkab dalam menjadikan jaran kencak sebagai icon Lumajang. "Harjalu 2013 kemaren, menjadikan jaran kencak sebagai icon Lumajang, itu serius atau tidak?". Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang berjanji akan segera menindak lanjuti usulan dari peserta diskusi terkait budaya-budaya asli Lumajang dan akan mengkoordinasikan dengan Diknas untuk menjadikannya sebagai program ekstrakurikuler di sekolah-sekolah. "Kami akan segera menggodok, dan insyaallah akan dimasukkan sebagai program muatan lokal,"ungkap Eko Poernomo Sidhi perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang. Ketua paguyuban jaran kencak Lumajang, berharap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Diknas untuk mendatangkan kuda kencak ke sekolah-sekolah agar para siswa-siswi Lumajang tahu dengan budaya yang selama ini tidak mendapat perhatian dari Pemerintah daerah.(Mad/red)

Perlukah Kampus Negeri di Lumajang...?

Lumajang(lumajangsatu.com)- Belum lama ini, Bupati Sjahrazad Masdar mewacanakan pendirian sebuah perguruan tinggi negeri di Lumajang. Dengan langkah cepat, terbentuk Kelompok Kerja (Pokja) untuk mendirikan perguruan tinggi yang rencananya bernama Akademi Komunitas Negeri Lumajang (AKNL). Pokja ini diisi oleh pentolan-pentolan pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang. Lobi ke Kementerian Pendidikan Nasional sedang dilakukan. Meminta petunjuk Presiden sudah dilaksanakan. Demi tujuan ‘mulia’ berdirinya kampus negeri kebanggaan warga Lumajang. Obsesi mendirikan sebuah kampus negeri seolah menjadi jawaban untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di kabupaten yang berada di bawah lereng Gunung Semeru itu. Keberadaan AKNL diharapkan bisa melahirkan intelektual-intelektual muda sebagai tulang punggung pembangunan di Kabupaten Lumajang. Tetapi apakah benar pendirian sebuah perguruan tinggi negeri menjadi jawaban akan minimnya SDM yang mumpuni di Lumajang? Seberapa mendesakkah kebutuhan SDM sehingga solusinya adalah berdiri tegaknya bangunan kampus berlabel negeri dengan segala perangkatnya? Tidak adakah jawaban lain yang jauh lebih relevan dan bisa menjadi jalan keluar bagi pengembangan SDM di Lumajang? Sebelum menginisiasi pendirian sebuah perguruan tinggi negeri, ada baiknya para pemangku kebijakan di Kabupaten Lumajang mempertimbangkan sejumlah hal. Pertama, kemampuan anggaran daerah. Kita semua mafhum, bahwa pengelolaan sebuah kampus negeri akan banyak ditopang anggaran pemerintah pusat (APBN). Namun, dalam proses pendirian sebuah kampus baru, tidak tertutup kemungkinan juga akan menguras anggaran belanja daerah. Kemungkinan inilah yang perlu dipertimbangkan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang sebelum melanjutkan rencananya mendirikan sebuah perguruan tinggi negeri. Jangan sampai keuangan daerah kemudian terkuras untuk sekadar mendirikan kampus negeri sehingga mengabaikan program-program pendidikan lainnya yang mungkin saja lebih prospektif. Kedua, prospek perguruan tinggi negeri di sebuah kabupaten kecil dan selama ini belum dikenal sebagai sentrum pendidikan di Indonesia belumlah terlalu positif. Lulusan-lulusan sekolah menengah atas dari berbagai daerah tentu saja akan lebih mempertimbangkan melanjutkan studi di daerah-daerah yang lebih dikenal sebagai kota pendidikan dengan kampus-kampus negeri yang lebih ternama. Sudah dapat ditebak, kecenderungan adik-adik lulusan SMA pasti akan menuliskan kampus-kampus ternama di luar Lumajang sebagai pilihan pertama. Jika pun harus memilih AKNL, mereka akan menempatkannya pada pilihan ke dua, bahkan ke tiga. Baiklah, mungkin akan ada yang berargumen bahwa AKNL bukanlah proyek jangka pendek, melainkan mempertimbangkan prospek yang lebih positif dalam jangka panjang. Boleh jadi, dalam 5 (lima) tahun pertama, AKNL kurang begitu diminati oleh lulusan SMA, termasuk sekolah-sekolah di Lumajang tetapi dalam jangka panjang, melalui pengelolaan pendidikan yang serius dengan manajemen pemasaran yang serius pula, AKNL akan tumbuh menjadi perguruan tinggi yang bisa bersaing dengan kampus negeri di daerah lain, paling tidak kampus negeri di daerah tetangga: Universitas Jember. Namun, argumentasi ini juga bisa dimentahkan dengan menganalisis perkembangan perguruan tinggi di daerah lain yang berjalan relatif stagnan. Yang terjadi justru, lulusan kampus ternama di kota-kota besar tetap menjadi pemenang dan menguasai pos-pos strategis di pemerintahan dan perusahaan-perusahaan swasta. Satu Kampung Sepuluh Sarjana Daripada sibuk melakukan lobi untuk mendirikan perguruan tinggi negeri, ada baiknya Bupati dan para birokrat pendidikan di Kabupaten Lumajang mengalihkan konsentrasi mereka untuk pengembangan sumberdaya manusia dengan memperluas cakupan beasiswa pendidikan tinggi kepada anak-anak muda terbaik di daerah ini. Saya belum mengetahui seberapa besar anggaran yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah kampus negeri. Tapi yang jelas anggaran yang harus disiapkan tidak lah sedikit. Akan lebih baik dan memberi manfaat jika anggaran tersebut dialokasikan untuk meningkatkan jumlah penerima beasiswa pendidikan tinggi. Masukan saya, berikanlah beasiswa kepada lulusan terbaik dari SMA-SMA di Lumajang untuk bisa kuliah di kampus-kampus negeri ternama. Bila perlu, kirim juga sebagian kecil (jika anggarannya terbatas) dari mereka untuk mengenyam pendidikan di luar negeri. Kenapa harus kampus negeri ternama atau perguruan tinggi luar negeri? Berdasarkan analisis sederhana, lulusan dari kampus-kampus itu cenderung lebih mudah memenangkan persaingan dan menguasai pos-pos strategis di pusat dan daerah. Jika program ini sudah dilakukan, perbanyak dan perluas cakupannya dengan target jurusan yang spesifik. Dengan mempertimbangkan potensi daerah, target jurusan yang spefisik itu semisal: pertanian, peternakan, dan perikanan. Jika mau diperluas, perlu juga memasukkan seni kriya sebagai jurusan yang spesifik. Program pemberian beasiswa ini dapat diberi label semisal “Satu Kampung, Sepuluh (atau seratus?) Sarjana.” Agar program ini tepat sasaran, Pemkab bisa mengikat penerima beasiswa dengan perjanjian selepas kuliah harus pulang kampung dan melakukan pemberdayaan di lingkungannya. Program ini memang tidak bisa memberikan manfaat dalam jangka pendek. Tetapi dalam jangka panjang, Lumajang akan mendapatkan manfaat besar dengan efek berantai pengurangan angka pengangguran. Wallahu a’lam

Meski Hujan, Ribuan Warga Hadiri Perngajian Umum H.Thoriq Di Isi Dai KH. Asat dan Gus Aad

Lumajang(Lumajangsatu.com) -  Perngajian umum yang diadakan H. Thoriq  dengan menghadirkan KH. As'at Malik (Wabup Lumajang) dan KH.  Aad Ainurussalam (Ngaji Blususkan JTV) untuk Memperingati tahun baru Islam 1435 Hijjriyah, berlangsung meriah, Kamis(28/11) malam . Pengajian ini untuk meningkatkan imam, taqwa dan membangunan Ukhuwah Islamiyah masyarakat Lumajangt. Pengajian yang awalnya di guyur hujan dan gerimis, tidak menyurutkan warga dan pengunjung untuk datang ke acar pengajian di Jl. Kyai Ilyas dan Kyai Muksin. Bahkan, sejumlah warga dari Kecamatan Sumber Suko, Tempeh, Tekung dan Sukodono hadir. H. Thoriq mengatakan, dengan mengelar pengajian untuk meningkatkan pengetahuan umat islam di Lumajang dalam keagamaan. Selain itu, bisa mempererat kerukunan antar umat beragama di Lumajang. "Tahun baru islam kurang mendapat greget untuk dirayakan seperti tahun baru, saya ingin anak muda dan masyarakat Lumajang , khususnya muslim merayakan tahun baru islam dengan meriah," ungkapnya. "Kalau da'inya KH. As'at dan Gus Aad, materinya bagus untuk menebalkan keimanan masyarakat dan menjalin ukhuwah islamiyah," ujar Farid, salah satu warga.(yan/red)

Eman...!!! Dana Jamkesmas dan Jamkesda Lumajang Tak Terserap Maksimal

Lumajang(lumajangsatu.com)- Peyerapan dana jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) dan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) masih kurang maksimal. Pasalnya, dana yang kembali ke kas daerah dari jamkesmas dan jamkesda hampir 50 persen. Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Lumajang, H. Bukasan SP.d, MM meminta agar rumah sakit pemerintah dalam hal ini RS. Dr. Haryoto sebenarnya bisa bekerjasama dengan rumah sakit lain (swasta) yang ada di Kabupaten Lumajang.  Dengan begitu, serapan dananya bisa maksimal, yang dibarengi meningkatnya layanan kesehatan ke masyarakat. Berikut tidak lagi terjadi ungkapan 'eman' karena dana harus kembali hampir 50 persen Ketika rumah sakit pemerintah menyatakan sudah penuh untuk pelayanan masyarakat yang berhak atas dana Jamkesmas dan Jamkesda, rumah sakit pemerintah bisa memberi rujukan kepada pasien yang berhak mendapat layanan dana tersebut untuk berobat ke rumah sakit lain (swasta). Dari pengamatan Komisi B DPRD terungkap, banyak sebab mengapa masyarakat yang sesungguhnya tidak mampu namun memilih rumah sakit swasta, walaupun resiko harus mengeluarkan dana sendiri. "Masyarakat sebenarnya ingin memaksimalkan peran rumah sakit untuk mendapatkan layanan, namun jika pihak rumah sakit tidak mampu mengcover semua pasien yang datang, maka harus ada langkah lain," paparnya, Selasa (26/11/2013). Dijelaskan oleh Bukasan, kerjasama ini memang perlu dilakukan. Agar dana Jamkesmas dan Jamkesda bisa terserap. Buktinya, kata Bukasan, daerah lain sudah bisa melakukan kerjasama antara rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit lain yang ada di daerah itu. Sebenarnya, dana yang tersedia untuk Jamkesmas dan Jamkesda jumlahnya cukup besar, dan seharusnya dana yang besar itu bisa terserap untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2012 lalu, dana tersebut masih tersisa dalam jumlah yang cukup besar hampir mencapai 50 persennya, karena banyaknya masyarakat yang menggunakan rumah sakit swasta jika layanan di rumah sakit milik pemerintah dalam kondisi penuh.(Yd/red)

Keluyuran di Alun-alun, Belasan Siswa SMA Katolik Lumajang Diangkut Mobil Satpol PP

Lumajang(lumajangsatu.com)- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Lumajang kembali menggelandang belasan pelajar yang kedapatan berkeliaran dialun-alun saat jam pelajaran berlangusng. Belasan pelajar yang diketahui sebagai siswa Yayasan SMA Katolik Sugiyo Pranoto langsung diangkut petugas satpol PP menggunakan mobil. "12 siswa ini tadi diamankan oleh petugas satpol PP yang ada di alun-alun, namun mereka tidak bolos akan tetapi dipulangkan lebih awal oleh para gurunya," ujar Sofyan staf penyidikan Satpol PP Lumajang, kepada sejumlah wartawan, Senin (25/11/2013) Menurutnya, saat diperiksa dikantor satpol PP belasan siswa tersebut diketahui dipulangkan awal, karena para guru ada agenda ngelayat mantan guru yang meninggal dunia. Setelah diberi penjelasan, jika berkeliaran saat jam pelajaran apalagi ditempat keramaian seperti alun-alun para pelajar pasti akan diamankn oleh satpol PP. "Ya kita beri penjelasan jika ingin main, jangan pakai seragam sekolah, apalagi saat jam pelajaran kalau tidak kita tertibkan dilihat masyarakat pasti akan ada persepsi yang macam-macam, satpol mebiarkan lah," paparnya. Selama ini, satpol PP sering mendapat aduan dari sekolah agar membantu mengamankan siswanya, jika berkeliaran saat jam sekolah. Para siswa, kata sofyan biasanya menggunakan alasan dipulangkan awal oleh sekolah. "Kita sering mendapatkan pengaduan oleh sekolah untuk menertibkan siswanya yang bolos, seperti banyak di jembatan perak Piket Nol," terangnya. Sementara itu, Agus salah satu Guru SMA Katolik Sugiyo Pranoto membenarkan bahwa siswanya dipulangkan lebih awal karena para guru ada agenda ngelayat mantan guru yang meninggal. Ia menegaskan bahwa siswanya tidak bolos atau lari dari kelas saat jam pelajaran berlangsung. "Kami tegaskan ya, siswa kami tidak bolos tapi karena dipulangkan lebih awal," akunya. Ia menjelaskan, para siswa yang diamankan rata-rata adalah siswa panti asuhan yang biasanya dijemput oleh mobil. Karena dipulangkan lebih awal, maka para siswa berjalan menuju mobil jemputan yanga ada di gereja baratnya alun-alun. "Mereka sedang menuju mobil jemputan yang ada di gereja," pungkasnya.(Yd/red)