Lumajang(lumajangsatu.com)- Hal yang sangat dikhawatirkan oleh para Relawan Laskar hijau pada saat dilakukan pembakaran hutan oleh Perhutani beberapa waktu yang lalu, akhirnya benar-benar terjadi. Pasalnya, Ratusan hektar kawasan di Hutan Lindung Gunung Lemongan terbakar, Sabtu (05/10/2013). Hamparan ilalang yang meranggas berkobar karena tersulut api. Akibatnya, ribuan pohon yang ditanam tahun lalu oleh para relawan Laskar Hijau dan elemen masyarakat lain turut terbakar, karena rembetan api dari hamparan ilalang yang kering tersebut. "Ribuan pohon yang ditanam tahun lalu oleh relawan lingkungan ikut hangus," Ujar A'ak Abdulah Al-kudus, Koordinator Laskar Hijau Klakah. Kebakaran diketahui oleh 3 orang relawan Laskar Hijau yang sedang bertugas menjaga Posko Laskar Hijau di Gunung Lemongan pada sekitar jam 10.00 WIB, tak lama setelah ada rombongan dari Perhutani yang memasang patok di sekitar posko Laskar Hijau. “Setelah orang perhutani meninggalkan posko, kami berencana turun, tapi ternyata kami melihat kobaran api di bukit belakang posko” Ujar Duyum salah satu relawan Laskar Hijau. Akhirnya tanpa pikir panjang tiga orang relawan tersebut naik dan melakukan upaya pemadaman dengan alat seadanya setelah sebelumnya mengabari para relawan yang lain. Namun karena apinya terlalu besar, sedangkan peralatan yang dimiliki sangat terbatas, api gagal dijinakkan bahkan terus merembet ke atas dan menghanguskan hamparan ilalang yang kering kerontang. “Apinya terlalu besar, kami tidak mampu memadamkannya” Kata Surya yang memimpin upaya pemadaman saat itu. Laskar Hijau segera menghubungi Kapolsek Klakah, BPBD Lumajang dan juga pihak Perhutani untuk mendapatkan bantuan guna melakukan pemadaman api yang kian membesar tersebut. Tapi mungkin karena tidak adanya alat yang memadai, sehingga tidak bisa dilakukan tindakan apapun oleh pihak-pihak yang telah dihubungi tersebut. “Memang tindakan pemadaman yang logis hanya melalui udara, karena medannya sulit dijangkau oleh mobil PMK” tutur A’ak. Belum bisa diprediksikan berapa kerugian yang dialami oleh Laskar Hijau karena kejadian ini. Yang pasti ada ribuan tanaman bambu petung hitam, mente, mangga dan lain-lain yang menjadi korban dari ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab ini. Sampai berita ini diturunkan api di Gunung Lemongan terus membara dan merambat tak terkendali.(Yd/red)
Jatim
Pecinta Alam MAPASHI Lumajang Siap Demo Perhutani Bersama Laskar Hijau
Lumajang(lumajangsatu.com)- Puluhan Pecinta Alam yang tergabung dalam MAPASHI STKIP-STIT MUHAMMADIYAH LUMAJANG mengaku siap untuk turun jalan, mengutuk penebangan dan pembakaran hutan di lereng Gunung lemongan yang dilakukan oleh Perhutani. Para Pecinta Alam akan bergabung bersama Lasakr Hijau Klakah dan elemen aktivis yang lainnya, guna melakukan Aksi demo pada hari Senin, Tanggal Oktober 2013, di kantor Perhutani Lumajang. Menurut Arief Prasetyo, Ketua Mapashi Lumajang, pihaknya bersama elemen Pecinta ALam yang lainya akan turun jalan mengutuk keras apa yang dilakukan oleh perhutani, yang mengakibatkan matinya sejumlah pohon yang diatanam oleh para aktivis, untuk menjaga kelestarian lingkunagn Gunung lemongan. Mapashi kata Arief, sudah beberapa kali melakukan kegiatan penghijauan di Lereng Lemongan. "Kami merasa kaget ketika mendapatkan kabar dari Laskar Hijau tentang perbuatan perhutani," Ujarnya, Sabtu (05/10/2013). Selaku pihak yang terlibat langsung dengan aktifitas penghijauan lereng Lemongan ia merasa sakit hati, karena dengan seenaknya pohon-pohon yang ditanam dibumi hanguskan. Padahal, para pecinta alam dengan susah payah merawat agar tanaman-tanaman tersebut bisa hidup. "Jangankan dirusak oleh manusia, kita menanam pohon dipinggir rumah terus dirusak oleh ayam kita merasa sakit hati, apalagi ini," Terang Arief, sedikit memerah rona wajahnya. Ia pun sangat menyesalkan apa yang dilakukan oleh perhutanai tersebut. Seharusnya, perhutani tidak melakukan penebangan hutan diarea yang menjadi penyangga hajat hidup orang banyak itu. Sebab, jika dtebangi akan berdampak pada ekosistem dan kelesatarian sumber mata air disekitar gunung Lemonagan. "Kan masih banyak lahan-lahan yang laian, tidak perlu lahan dilereng Gunung Lemongan lah," Pungkasnya.(Yd/red)
Kebakaran Hutan dan Ilalang di Lereng Gunung Lemongan Kembali Terjadi
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kebakaran ilalang di lereng Gunung Lemongan kembali terjadi, sekitar jam 11 siang, Sabtu (05/10/2013). Informasi tersebut diperoleh dari para aktivis lingkungan Laskar Hijau, yang memantau langsung kebekaran diarea lereng Gunung Lemongan. Menurut A'ak Abdullah AL-kudus, area ilalang yang terbakar berada diatas lokasi lahan yang ditebang oleh perhutani beberapa waktu lalu. Meski belum diketahui penyebab pastinya, namun Laskar Hijau mengira ada para pihak yang sengaja melakukan pembakaran. "KIta belum tahu penyebabnya, namun kami duga ada yang sengaja," terangnya. Melihat kondisi cuaca dan angin yang yang cukup kencang, kemungkian kebakaran akan terus merembet, dilokasi lahan yang sudah dibersihkan ilalangnya dari tanaman konservasi, yang ditanam para aktivisi. Aktivis laskar hijau juga mulai naik, untuk melihat seberapa luas lahan yang sedang terbakar. "Melihat cuacanya pasti akan merembet sangat luas," Ujar A'ak. Pihaknya juga telah mengabarkan kepada sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang. Harapannya, agar ada penaggulangan dari BPBD, sehingga kebakaran tidak akan masuk dalam kawasan yang lainnya. Dikonfirmasi terpisah, Rochani Kepala BPBD mengaku belum mendapatkan informasi terjadinya kebakaran hutan dilereng Gunung lemongan. Pihaknya akan melakukan pengecekan adanya kebakaran tersebut, jika memang terjadi maka BPBD akan melakukan koordinasi dengan pihak kehutanan. "Kita belum dapat kabarnya ya mas, coba saya cek dulu ke teman-teman," Ungkap Rochani, saat dihubungi lumajangsatu.com.(Yd/red)
Hati-hati Kejahatan Cybercrime Dengan Modus Belanja Online, di Facebook
Lumajang(lumajangstau.com)- Jangan mudah percaya dengan model pembelian Online melelui media sosial seperti Facebook atau Twitter, jika tidak ingin kecewa. Pasalnya, banyak orang yang tertipu, karena sudah mentransfer sejumlah uang, namun barang yang dipesan tidak kunjung datang. Hal itu yang pernah dirasakan Rafid Rhomadoni, Warga Desa/kecamatan Gadingrejo Kecamatan Kota Pasuruan, Jawa Timur yang harus merelakan uangnya Rp 3,5 juta raib, karena menjadi korban kejahatan dunia maya atau Cybercrime. Kronogisnya bermula saat Ia memesan laptop satellite Thoshiba L645, Tanggal 24 September 2013, melelui media sosial Fecebook dengan nama akun makmur celluer. Namun, hingga saat ini barang yang dipesan belum kunjung datang dan akhirnya dirinya sadar bahwa telah menjadi korban Cybercrime. "Akun Facebooknya bernama makmur celluler," Terang Rafid, kepada lumajangsatu.com memelui pesan BBM-nya, Kamis (03/10/2013). Merasa ditipu, ia kemudian menelfon mabes Polri, melalui call Center 110 dengen menyampaikan nomor rekening, nomor telefon dan alamat Facebook. Namun hingga kini belum ada kabar, apakah alamat FB, rekening dan nomor telefon telah ditelusuri atau tidak. Tak hanya itu, Ia juga melaporkan kepada Polres Kota pasuruan, namun hanya akan ditampung saja. Sehingga, ia tidak menindak lanjuti laporannya itu. "Kami sudah lapor kepolisi, agar tidak ada korban yang lainnya," jelasnya. Hingga kini, nomor telefon yang ia hubungi masih aktif ketika dihubungi. Ia juga menyebarkan alamat Facebook yang melakukan penipuan, agar yang orang lain tidak tertipu juga. "Pokoknya jangan percaya dengan belanja-belanja Online wes, jika tidak jelas atau tidak kenal dengan orangnya," Pungkasnya.(Yd/red)
Habiskan Ratusan Juta Uang Rakyat, Air Macur Wonorejo Tak Berfungsi
Lumajang(lumajangsatu.com)- Proyek ait mancur dipertigaan Wonorejo, banyak disorot dan disesalkan oleh warga. Pasalnya, proyek yang menghabiskan ratusan juta uang rakayt tidak berfungsi dengan baik. Sehingga, tidak menambah indah taman kota, malah menambah kesan tidak ada perawatan dari dinas pengelola. "Itu eman, airnya tidak mancur, seharusnya sangat bagus jika airnya keluar mas," Ujar Rahman, salah seorang warga yang melintas di pertigaan Wonorejo kepada lumajangsatu.com, Kamis (03/10/2013). Lanjut dia, keberadaan air mancur sangat bagus, guna mempercantik wajah Kabupaten Lumajang. Dengan catatan, dirawat dan dipelihara dengan baik, bukan malah digeletakan tanpa ada perawatan. "Tidak hanya bisa membuat saja, tapi harus bisa merawat jangan sampai kelihatan jelek, kumuh dan seakan hanya menghabiskan anggaran," Terangnya. Pertiggaan Wonorejo memang pintu gerbang masuk Kota Lumajang dari arah Probolinggo. Jika pintu masuknya sudah carut marut, maka kesan Lumajang bagi masyarakat yang berkunjung atau sekedar melintas, pasti akan negatif. Jika tidak dirawat dengan benar, mending dibongkar dan dinas yang merencanakan harus ganti rugi, karena merencanakan hal yang tidak ada manfaatnya. "Bongkar saja kalau tidak ada manfaatnya dan yang merencanakan harus ganti rugi," Imbuhnya. Warga menilai, dari pada tidak berguna untuk keindahan Lumajang, seharusnya tidak dibangun dan anggarannya bisa dialihkan kepada hal-hal yang lebih penting. Seperti perbaikan infrastruktur jalan, yang saat ini masih banyak kerusakan. "Jangan hanya bisa menghabiskan anggaran sedangkan hasilnya tidak maksimal," Pungkasnya.(Yd/red)
Perhutani Juga Rusak Pohon Yang Ditanam Kapolres dan Yonif 527 Lumajang, di Lemongan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Aktivis Laskar Hijau mengutuk keras pengrusakan dan pembakaran tanaman konservasi yang berada di kawasan lereng Gunung Lemongan Kabupaten Lumajang. Pasalnya, menurut Koordinator Laskar Hijau A'ak Abdullah AL-Kudus, Perhutani II Probolinggo, telah membuat kesepakatan tidak akan menebang pohon yang berada di lereng Guneung Lemongan. Namun, pada kenyataanya hampir selama sebulan terkahir, perhutani melakukan penebangan dengan membabi buta yang mengakibatkan rusak dan matinya ribuan pohon konservasi yang ditanam oleh berbagai elemen di Lumajang. Tak hanya itu, perhutani juga membakar lahan yang rawan terjadi kebakaran, akibatnya berdampak pada matinya pohon konservasi. "Perhutani telah menginggkari kesepakatan yang kita buat, untuk bersama-sama melakukan pelestarian lingkungan di lereng Gunueng Lemongan," Ujar A'ak, Koordinato Laskar Hijau, Kamis (03/10/2013). Siang tadi, dari pihak perhutani telah meminta ma'af, namun hal itu tidaklah cukup. Pehutani harus berhenti menebang phon dan berjanji ikut menjaga lahan konservasi. Pohon-pohon yang ditanam Kapolres Lumajang, Yonif 527 Lumajang juga hangus terbakar. "Tidak cukup hanya mina ma'af saja, karena perhutani telah melecehkan upaya pelestarian lingkungan yang digagas oleh berbagai elemen di Lumajang," Terangnya. Jika nantinya perhutani tidak bersedia untuk menghentikan penebangan pohon di lereng Gunung Lemongan, maka lebih baik perhutani dibubarkan, Karena hanya menyumbang keruskan alam saja. Pihaknya kata A'ak pada hari Senin 07 Oktober mengundang seluruh elemen yang peduli dengan lingkungan, untuk ikut berdemo di Kantor Perhutani Lumajang, diselatan Rumah Sakit Dr Hariyoto Lumajang.(Yd/red)
Lumajang Raih Piala WTN ke 9, Persoalan Parkir Masih Jadi Kendala
Lumajang(lumajangsatu.com)- Prestasi membanggakan kembali diraih Kabupaten Lumajang. Pasalnya, untuk kali ke 9, Lumajang kembali mendapatkan penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN). "Kami berterima kasih kepada seluruh masyarakat Lumajang, rekan-rena pers, para petugas yang telah ikut mensukseskan Kabupaten Lumajang mendapatkan piala WTN," Ujar BEP Winarno, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang, Kamis (03/10/2013). Menurutnya, piala WTN kali ini adalah piala yang kesembilan kalinya. Sedangkan piala WTN yang berurutan sebanyak 8 kali. Pada piala WTN yang ke lima, Lumajang telah mendapatkan Piala WTN utama higga ke delapan kalinya, karena Lumajang bisa mempertahankan Piala WTN. "Sejak penghargaan WTN yang ke 5, Lumajang telah mendapatkan WTN Utama," Jelasnya. Dalam penilaian Piala WTN dilakukan beberapa tahap. Mulai dari tim pusat yang turun ke Lumajang, daerah lain yang melakukan penilaian di Lumajang dan beberpa penilaian yang lainya. "Ada penilaian silang dengan kabupaten yang lain yang menjadi wakil Jatim ikut dalam piala WTN," Tambahnya. Yang menjadi persoalan kata Winarno, hanya persoalan parkir yang ada di jalan PB Sudirman. Sebab, masyarakat masih kurang begitu mematuhi rambu larangan parkir diruas jalan sebelah timur. Ia juga meminta kepada masyarakat, agar bisa memarkir kendaraannya diruas jalan sebelah barat, meski toko yang dituju ada disebelah timur. "Kita minta kesadaran masyarakat untuk memarkir diruas sebelah barat," Harapnya. Disamping itu, bagi para pemilik toko dan dunia usaha, jika akan membuat pertokoan agar menyiapkan lahan parkir, minimal untuk kendaraan roda dua. Bagi para karyawan pertokoan, diharapakan memarkir kendaraannya ditempat yang telah ditentukan dan tidak memarkir di tempat yang dilarang. "KIta ingin menyajikan Piala WTN yang sesuai realita sebenarnya, bukan karena ada rekayasa karena ada penilaian WTN," Imbuh pria berambut putih ini. Saat penilaian WTN, petugas mencoba untuk menertibkan parkir di jalan PB Sudirman. Hasilnya cukup bagus, kendaraan bisa tertata dengan rapi, namun hanya bertahan empat hari saja. "Kita minta masyarakat patuh saja mas," Pungkanya. Wakil Bupati As'at Malik dan kepala Dinas Perhubungan Lumajang menerima langsung piala WTN yang diberikan langsung Menteri Perhubungan di Hotel Shangrila, Surabaya.(Yd/red)
Macam Kumbang Turun Gunung, TNBTS Akan Cari Penyebabnya
Lumajang(lumajangsatu.com)- Setlah tidak bisa dilumpuhkan denga bius, akhirnya macan Kumbang Semeru yang turun gunung dan masuk ke rumah, Mulyadi (50), Warga Dusun Sumber Desa Sentul Kecamatan Sumbersuko dan menerkam 3 korban, akhirnya di tembak mati oleh aparat kepolsian. Taman Nasional Bromo Tengger (TNBTS) akan melakukan kajian dan penelitian terhadap hewan konservasinya masuk ke pemukiman warga. Ayu Dewi Utari Kepala TNBTS mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan, hewan kumbang yang menghuni Hutan TNBTS harus keluar dari wilayah konservasi disebabkan karena mencari mangsa atau ada hal yang lainnya. Sebab, macan kumbang keluar dari kawasan hutan melewati 4 desa hingga masuk ke rumah warga. "Cari mangsa kok keluar sampek jauh, kemungkinan saja karena kesasar" ungkapnya. Ia menjelasakan, cara hidup hewan kumbang tidak berkelompok, tetapi hidup sendiri dalam mencari makan. Dengan melewati 4 desa, diluar dugaan. Biasanya, macan kumbang hanya mecari buruan didesa pinggir hutan TNBTS. "Ini yang masih tanda tanya bagi kami," jelas Ayu. TNBTS juga tidak mengetahui populasi macan kumbang di hutan Semeru. Pasalnya, hewan kumbang pola hidupnya berpindah-pindah, sehingga sulit untuk bisa terdeteksi "Jenis macan di Semeru didata kami, ada Kumbang dan Tutul, ini hewan konservasi," pungkasnya.(Yd/red)
Akhirnya Sang Macan Kumbang Semeru, Tumbang Diterjang Timah Panas
Lumajang(lumajangsatu.com)- Setelah tidak bisa dilumpuhakn dengan tembak bius, akhirnya sang macan Kumbang Semeru yang masuk ke rumah warga Desa Sentul Kecamatan Sumbersuko dilumpuhkan dengan cara ditembak oleh aparat kepolisian dengan senjata api jenis SN. Tak hanya itu, saat hendak dilumpuhkan oleh dua petugas Taman Safari Indonesia (TSI) dan personil polisi malah menjadi korban. AKBP Singgamata SIK, kapolres Lumajang yang memimpin langsung pelumpuhan macan kumbang Semeru dengan menggunakan senpi, dikarenakan sebelumnya menerkam 3 orang. Situasi dan kondisi rumah dimasuki macan kumbang juga sudah tidak memungkinkan, karena ribuan orang tumpah ruah untuk melihat prosesi penangkap. "Karena sudah ada 3 korban, maka kami harus melumpuhkannya. Selain itu, massa yang ingin melihat juga sulit dkendalikan," ungkapnya. Dari pantauan, proses penembakan macan oleh aparat polisi didampingi Kapolres AKBP Singgamata, Dandim 0821, Letkol Inf Akhyari, Kepala TNBTS, Ayu Dewi Utari dan Asper Perhutani Senduro, Munir. Petugas juga, menyiapkan kotak peti untuk evakuasi macan kumbang. Usai ditembak mati, macan kumbang dimasukan ke dalam kota peti. "Jadi macan kumbang ditembak mati, karena ada korban dan sesuai protap," ungkap Ayu Dewi Utari. TNBTS akan membawa macan kumbang yang mati ke Taman Safari Indonesia Pasuruan untuk dilakukan otopsi dan perawatan.(Yd/red)
Akhirnya Tanah RSUD Dr Hariyoto, Resmi Jadi Aset Pemkab Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Setelah kepemilikan Tanah RSUD Dr Hariyoto oleh ahli waris pemilik tanah, dan pemerintah daerah diminta untuk membayar oleh pengadilan, akhirnya seluruh pembayaran telah dilunasi. Hal itu diungkapkan oleh Mansur Hasan, Kabag Hukum Pemkab Lumajang, Rabu (02/10/2013). Menurutnya, pemerintah telah diundang oleh Pengadilan untuk melakukan penandatangan berita acara, bersama ahli waris terkait dengan pelunasan pembayaran ganti rugi tanah rumah sakit. Dengan penadatanganan itu, maka tanah RSUD sudah tidak ada konflik lagi. "Dengan penandatangan berita acara pembayaran itu, maka tanah RSUD Hariyoto sudah tidak ada persoalan dan resmi menjadi aset pemerintah Lumajang," Ujar Mansur Hasan kepada lumajangsatu.com. Penandatanganan pembayaran untuk tahap terakhir itu dilakukan oleh Pemerintah daerah yang dilakuakn oleh bagian Hukum, para ahli waris dan saksi-saki. Seperti diketahui, pemrintah digugat oleh ahli waris pemilik tanah rumah sakit, dan akhirnya pemerintah harus membayarkan ganti rugi kepada para akhli waris. "Kan dibayarkan dua tahap ya, kalau nominlanya sekitar 5 Milyar, kalau tidak salah ya, sekitar itu," Pungkasnya.(Yd/red)