kesehatan lumajang

Orang Kampus di Lumajang Ingin Berperan Serta di Pembangunan

Lumajang(lumajangsatu.com) - Perguruan tinggi yang berada di Lumajang sangat ingin membantu pemerintah dalam sosialiasi program dan pembangunan. Bahkan, perguruan tinggi siap menjadi pembina satu desa dalam menyukseskan segala program pemerintah. "Kami tidak ingin hanya dibantu dana saja, tetapi membantu pemerintah juga," kata Samsul Hadi, Dosen IAIS Syarifudin, Wonorejo-Kedujajang. Menurut dia, dengan keterlibatan kampus dalam pembangunan merupakan langka sebagai peran serta terhadap masyarakat. Sehingga, program pemerintah bisa tepat sasaran dalam penyampaikan dan berjalan dengan baik. "Jadi kami siap, bila pemerintah membutuhkan," ungkapnya. Hal senada disampaikan, Eko Romadhon, Ketua/Rektor Universitas Lumajang (Unilu), bila kampus diajak dalam menyukseskan pemerintah, makan pembinaan pada masyarakat bisa dengan baik. Apalagi, pembangunan di Lumajang sangat tinggi partisipasi masyarakat. "Jadi kampus di Lumajang ikut membangun daerahnyam," ungkap pria yang juga Ketua Dewan Pendidikan Lumajang itu.   Sekedar diketahui kampus yang ada di Lumajang sebanyak 11 Penguruan Tinggi. (ls/red)

Alhamdulillah, Lumajang Masih Belum KLB Demam Berdarah Tapi Tetap Waspada

Surabaya(lumajangsatu.com) -Gubernur Jatim Soekarwo menegaskan, hingga saat ini ada 21 kabupaten/ kota di Jatim telah dinyatakan berstatus KLB Demam Berdarah. Sebelumnya, gubernur menetapkan 15 daerah di kabupaten/kota KLB Demam Berdarah, yakni Jombang, Banyuwangi, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Kediri, Sumenep, Pamekasan, Nganjuk, Trenggalek, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, Magetan, Ponorogo dan Lamongan. Hingga saat ini, bertambah enam kabupaten/kota lagi yang dinyatakan berstatus KLB, yakni Tulungagung, Kota Kediri, Kabupaten Pasuruan, Ngawi, Pacitan dan Bangkalan. Dinas Kesehatan Provinsi Jatim hingga hari ini mencatat total penderita Demam Berdarah di Jatim berjumlah 2.557 kasus sejak 1 Januari 2015. "Memang ada peningkatan sebanyak 155,3 persen dibandingkan bulan yang sama di tahun 2014. Pada bulan Januari 2014, jumlah penderita sebanyak 980 kasus," ujar Kadinkes Jatim Harsono kepada wartawan dilnasir dari beritajatim.com, Jumat (30/1/2015). Lima kabupaten/kota dengan jumlah penderita terbanyak adalah Sumenep (289 penderita), Jember (239), Pacitan (150) Jombang (136) dan Tulungagung (134). Sebanyak 49 orang di Jatim telah meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah selama bulan Januari ini. "Jumlah korban meninggal ini sebesar 1,9 persen dari total penderita di selama bulan Januari 2015. Meningkat 113 persen dibandingkan bulan yang sama di tahun 2014. Jumlah korban meninggal akibat demam berdarah di bulan Januari 2014 sebanyak hanya 4 orang," jelasnya. Sebanyak sembilan kabupaten/kota pada Januari 2015 ini mengalami tren kasus demam berdarah meningkat dibandingkan bulan Januari tahun 2014, yaitu Jember, Bondowoso, Surabaya, Sidoarjo, Sampang, Gresik, Kabupaten, Bojonegoro dan Kota Pasuruan. Gubernur Jatim Soekarwo, menganjurkan agar kepala daerah terkait yang telah dinyatakan KLB agar menangani persoalan demam berdarah seperti yang sudah diatur. "Sudah saya instruksikan langsung melalui surat dan kepala daerah wajib menanganinya dengan cara KLB," katanya. Gubernur berharap keaktifan masyarakat untuk mencegah ancaman nyamuk demam berdarah yang bisa menyerang siapa saja dan berapapun usianya. Pemberantasan sarang nyamuk (PSN), diyakini Gubernur, merupakan cara paling efektif untuk mencegah nyamuk 'Aedes Aegypti' berkembang biak, antara lain dengan gerakan 3M, yakni mengubur, menguras dan menutup.(beritajatim.com/red)

Anak Baru Lahir Butuh Susu, Fajar Pemuda Pasrujambe Nekat Edarkan Pil Koplo

Lumajang(lumajangsatu.com)- Mengaku terbelit kebutuhan ekonomi, Fajar Sodik (28) warga Desa Kloposawit kecamatan Candipuro nekat menjual pil Dextromethoporphan (dextro) dan pil Trihexiphenidyl (trex). Pelaku akhirnya ditangkap polisi dirumah istrinya di dusun Pakem Desa Jambearum Kecamatan Pasrujambe. "Kita berhasil tangkap pengedar pil dextro dan trex dengan barang bukti 661 pil warna kuning dan putih," ujar AKP Priyo Purwandito Kasat Reskoba Polres Lumajang kepada lumajangsatu.com, Jum'at (30/01/2015). Bersama tersangka Fajar, polisi juga menangkap kedua temannya yakni Dhimas Aprilianto dan Yusuf saat membeli bensin eceran. Keduanya juga sebagai pengedar pil terlarang tersebut. "Kita juga tangkap dua teman Fajar saat membeli bensin," paparnya. Saat ditanyakan polisi, Fajar mengaku nekat menjual pil anjing itu karena baru dipecat dari pekerjaanya. Fajar mengaku butuh banyak uang, karena istrinya baru melahirkan anak pertamanya sekitar 39 hari yang lalu. "Untuk biaya keluarga pak, istri saya baru melahirkan dapat 39 hari," terangnya. Fajar mengaku baru dapat tiga bulan bekerja sebagai pengedar pil haram itu. Fajar biasanya membeli pil terlarang itu dari bandarnya sebanyak 1000 butir dengan harga 1 juta rupiah. Setelah itu, Fajar dibantu temannya membungkus pil dextro dan trek menjadi bungkusan kecil. Setiap bungkus berisi 10 butir yang kemudian dijual seharga 25 ribu kepada para pelangganya yang rata-rata anak muda. "Jadi saya untung satu juta setengah mas dari seribu butir pil yang saya beli, biasanya seribu butir itu habis dalam waktu dau minggu," paparnya. Akibat perbuatannya, Fajar dan dua temannya meringkuk dijeruji besi dan diancam pasal 197 sub 196 Undang-Udanng RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.(Yd/red)

Kader Posyandu Guyub PSN, Desa Kutorenon Bebas Demam Berdarah

Lumajang(lumajangsatu.com)- Berkat kekompakan dari kader posyandu melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), Desa Kutorenon Kecamatan Sukododno menjadi desa yang bebas Demam Berdarah (DB). Bahkan, Desa Kutorenon mendaptakan penghargaan dari Pemprov Jatim sebagai desa PSN terbaik. "Kami bangga dengan para kader posyandu kami yang rajin melakukan PSN sehingga desa kami bisa memperoleh perghargaan desa PSN terbaik," ujar H. Faisal Rizal Kepala Desa Kutorenon kepada lumajangsatu.com, Jum'at (30/01/2015). PSN dilakukan para kader posyandu dibantu bidan dan perawat desa setiap hari sabtu dan minggu. Para kader datang dan melihat kerumah-rumah warga untuk melakukan PSN dan memberikan sosialisasi pentingnya menjaga kebersihan. "Iya kita juga dibantu bidan dan perawat desa. Sosialisasi untuk menjaga kebersihan juga terus dilakukan agar warga kami tetap sehat," paparnya. Sebelum digalakkan PSN, setiap musim penghujan pasti ada saja warga Kutorenon yang terkena DB. Namun, saat ini sudah tidak ada lagi laporan ada warga Kutorenon yang terserang DB. "Kami tetap meminta kepada warga untuk rajin memberantas sarang nyamuk, baik itu yang ada dikamar mandi, selokan atau genangan air disekitar rumah," pungkasnya.(Yd/red)

DPRD Setuju Urus Ijin di KPT Tak Perlu Miliki Kartu BPJS Ketenagakerjaan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Keluhan masyarakat tentang sulitnya mengurus ijin mendirikan bangunan (IMB) dan beberapa ijin usaha yang lainnya karena harus memiliki BPJS ketenagakerjaan direspon pemerintah. Komisi C DPRD Lumajang beserta Asisten Ekonomi Pembangunan (Ekbang), Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) melakukan rapat dengar pendapat. "Kita setuju jika pengurusan IMB dan ijin usaha yang lainnya di KPT tidak perlu memiliki kartu BPJS Ketenagakerjaan," ujar Suigsan ketua Komisi C DPRD Lumajang, Kamis (29/01/2015). DPRD menilai tidak ada korelasi dan cantolan hukum yang jelas MoU yang dilakukan BPJS dengan KPT yang mewajibkan setiap pengurus ijin harus memiliki kartu BPJS. Oleh sebab itu, pemerintah akan melakukan pemutusan MoU dengan BPJS, sehingga pengurusan ijin tidak lagi ribet. "Asisten telah melakukan koordinasi dengan Bupati dan menyetujui MoU dengan BPJS dicabut, sehingga pengurusan ijin di KPT tidak perlu memiliki kartu BPJS Ketenagakerjaan," terang politisi Golkar itu. Komisi C khawatir jika pengurusan ijin di KPT harus melengkapi kepemilikin kartu BPJS, maka target PAD dari pengurusan ijin akan berkurang. Sebab, masyarakat semakin malas untuk mengurus ijin usaha karena persyaratannya semakin ribet. "Jadi sudah dikembalikan seperti tahun-tahun sebelumnya, jika mengurus ijin di KPT tidak perlu memiliki BPJS ketenagakerjaan," pungkasnya.(Yd/red)

Pemerintah Janji Akan Fogging Seluruh Wilayah di Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Tekan mewabahnya demam berdarah, Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang lakukan fogging atau pengasapan ke rumah-rumah warga. Fogging pertama dilakukan di desa tempeh tengah kecamatan Tempeh Lumajang, Rabu (28/01/2015). Dinas kesehatan Kabupaten Lumajang, memilih desa tempeh tengah untuk dilakukan fogging pertamanya karena diwilayah tersebut positif terdapat korban demam berdarah. Menurut koordinator penindakan demam berdarah Dinas Kesehatan Lumajang, Cahyo Prayitno mengatakan pihaknya melakukan fogging di desa tempeh tengah ini lantaran didaerah ini positif terdapat korban demam berdarah. "Kita lakukan fogging ini melihat indikator wilayah tersebut jika ada korban demam berdarah baru kita lakukan fogging," paparnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Desa Tempeh Tengah Elok Hariningsih, pihaknya  mengiyakan didaerahnya terdapat korban demam berdarah yang didominasi oleh anak-anak. "Kebanyakan anak-anak, di bawah umur 10 tahun itu mas," paparnya. Lebih lanjut petugas Dinas Kesehatan Lumajang sendiri telah menyiapkan anggaran untuk dilakukan fogging kesetiap daerah di lumajang. "Alhamdulillah untuk tahun ini kita sudah menganggarkan untuk dilakukan fogging," tambahnya.(Mad/red)

Korban Demam Berdarah Meningakat 20 %

Lumajang(lumajangsatu.com)- Demam berdarah kerap kali menyerang saat musim hujan tiba, penderita penyakit demam berdarah bulan januari tahun 2015 meningkat hingga 20 % dibandingkan dengan bulan januari tahun lalu. Hal tersebut disampaikan oleh koordinator penindakan demam berdarah Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Cahyo Prayitno saat dikonfirmasi sejumlah awak media. "Kalau pada bulan januari meningkat mas, ketimbang januari tahun lalu hingga sekarang," ungkapnya. Hal tersebut didasarkan kepada data yang masuk ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, pada bulan januari tahun 2014 lalu korban terjangkit demam berdarah sejumlah 8 orang, sementara bulan januari tahun ini mencapai 11 orang. Pihaknya masih dapat berlega hati karena hingga saat ini semua korban demam berdarah berhasil diselamatkan. "Alhamdulillah untuk korban jiwa DB hingga saat ini masih belum ada meskipun pada tahun lalu tercatat ada 3 korban jiwa meninggal dunia akibat demam berdarah," lanjutnya. Sementara menurut salah satu orang tua korban penyakit demam  berdarah ini menyerang, saat anak-anak mereka bermain di areal genangan air. "Habis mancing di sungai mas pulangnya mual-mual disertai demam tinggi," ujar sriyanti orang tua korban demam berdarah. (Mad/red)

Awas.....! Demam Berdarah Mewahabah

Lumajang(lumajangsatu.com)- Meningkatnya curah hujan di wilayah Lumajang, tentu ancaman penyakit demam berdarah semakin mewabah. Sejak tanggal 01 Januari hingga sekarang tercatat ada sekitar 11 orang terjangkit demam berdarah, Rabu (28/01/2015). Sepertihalnya Alif (9) salah satu siswa sekolah dasar mengalami gejala demam berdarah sejak beberapa hari yang lalu, yang akhirnya di rujuk ke Rumah Sakit Dr. Haryoto Lumajang untuk mendapatkan perawatan medis. Mual-mual terus panas setelah saya bawa kepuskesmas ternyata diminta untuk dirujuk kesini mas, papar Sriyanti salah satu ibu korban demam berdarah saat dikonfirmasi lumajangsatu.com sambil menunjuk RSUD Dr. Haryoto Lumajang. Lebih lanjut ia menambahkan pihaknya kaget setelah terbukti bahwa anaknya positif terjangkit demam berdarah. Setelah tes dilab ternyata positif DB, lanjutnya. Sementara pihak Rumah Sakit Dr.Haryoto Lumajang membenarkan jika wabah penyakit demam berdarah sudah mulai menyerang, pasalnya sebagian besar korban demam berdarah adalah anak-anak. Biasalah yang terjangkitt DB ini mayoritas anak-anak, ungkap dr. Indrayudi. Pihaknya menghimbau agar masyarakat lumajang untuk lebih waspada dengan membiasakan 3 M Plus, yakni Menguras, Menutup dan Menngubur serta menggunakan alat pengusir nyamuk agar bahaya  demam berdarah dapat diminimalisir. Himbauan saya, agar masyarakat lebih waspada saja terhadap bahaya Demam Berdarah, ujarnya. (Mad/red)

Bismillah, NU Lumajang Selangkah Lagi Miliki Klinik Kesehatan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Harapan Warga NU Lumajang untuk memiliki tempat layanan kesehatan sudah nampak didepan mata. Pasalnya, Gedung NU Lumajang di jalan Musi nomor 9 lantai bawah akan menjadi Klinik Kesehatan NU Lumajang. "Alhamdulillh pembangunan fisik Klinik NU Lumajang sudah rampung, tinggal kita tunggu ijin operasional dari pemerintah keluar," ujar Samsul Huda M.Si kepada lumajangsatu.com, Kamis (22/01/2015). Untuk tenaga medisnya seperti perawat dan dokter yang akan bertugas di Kilinik NU sudah siap. Alat kelengkapan medis juga sudah siap, jika akhir bulan sudah turun ijinnya dari KPT maka awal Februari Klinik NU Lumajang akan bisa launching. "Tenaga medis, peralatan medis sudah siap, tinggal tunggu ijin keluar dari KPT dan kita akan segera launching," paparnya. Keberadaan Klinik NU Lumajang disambut baik oleh warga NU Lumajang. Pasalnya, jika NU memiiliki tempat layanan kesehtan, maka pengabdian NU kepada masyarakat akan semakin luas, bukan hanya keagamaan atau pendidikan saja. "Dengan memiliki layanan kesehatan, maka pelayanan NU kepada warga akan semakin luas tidak hanya keagamaan dan pendidikan saja," terang Imron salah satu warga NU Lumajang.(Yd/red)

Kondisi Kesehatan Bupati Masdar Tak Jelas, Fraksi NasDem Surati Ketua DPRD

Lumajang(lumajangsatu.com)- Belum jelasnya kondisi Bupati Lumajang Sjahrazad Masdar MA, membuat sejumlah fraksi di DPRD Lumajang mengambil langkah. Fraksi NasDem mengirim surat kepada ketua DPRD Lumajang agar mengambil langkah stategis. "Hari Kamis kemaren kita sudah kirim surat kepada pak ketua DPRD Lumajang agar mengambil langkah stategis terkait kondisi Bupati Lumajang," ujar H. Agus Suherman SH, ketua Fraksi NasDem kepada lumajangsatu.com, Jum'at (16/01/2015). Fraksi NasDem meminta ketua DPRD mengambil langkah sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 78 dan 79. DPRD diharapkan meminta keterangan dokter yang berwenang tentang kondisi kesehatan Bupati Masdar. "DPRD kita harapkan meminta keterangan kepada dokter yang berwenang terkait kondisi kesehatan Bupati Masdar," tambah Agus. Dengan kondisi Bupati yang tidak jelas, bahkan Fraksi NasDem tidak mengetahui kabarnya seperti apa, dikawatirkan akan mengganggu roda Pemerintahan dan pembangunan Lumajang. Dari catatan Fraksi NasDem, sejak bulan Nopember 2013 Bupati tidak pernah hadir dalam rapat Paripurna di DPRD. "Jika ini dibiarkan tanpa ada langkah dari DPRD, maka kami khawatir akan mengganggu jalannya roda pemerintahan dan pembangunan Lumajang,"  pungkasnya.(Yd/red)