Lumajang (lumajangsatu.com) - Tidak ada perjuangan yang sia-sia. Inilah yang dilakukan oleh Abdul Karim (42) Pemuda Desa Sidomulyo Kecamatan Pronojiwo untuk menjadikan tempat tinggalnya dikunjungi wisatawan.
Ditahun 2016, gara-gara potret seorang fotografer dan para pecinta alam sebuah air terjun alam di sungai perbatasan Malang-Lumajang. Sejak itu, foto keindahan alam Lumajang selatan jadi viral dan perhatian banyak pihak.
Baca juga: Ini Besaran Tiket Masuk Wisata Tumpak Sewu Semeru Lumajang Bagi Wisatawan Lokal dan Manca Negara
Desa yang awalnya adem ayem tiba-tiba jadi jujukan. Wisata Goa Tetes yang awalnya sepi, jadi jalur menuju bawah air terjun yang pernah di potret oleh kolonial Belanda.
Karim yang awalnya berbisnis akseroris mobil tergerak untuk menjadikan salah satu potensi alamnya jadi tujuan wisata. "Saya bersama warga dan pemuda mempunyai inisiasi untuk dikembangkan," papar Bang Dul sapaan pemuda ramah itu.
Meskipun belum memiliki pengetahuan soal kepariwisataan, Karim bersama warga bergerak untuk mencari tempat yang layak untuk melihat panorama alam itu. Pasalnya, untuk melihat keindahan karunia ilahi sangat bahaya dari hulu dan dasar sungai air terjun.
"Waktu itu, hanya ada jalan setapak menunju lokasi panorma sekarang," jelasnya.
Baca juga: Kesepakatan Bersama Tiket Masuk Tumpak Sewu Semeru Lumajang 100 Ribu Per Wisatawan
Mendapat dukungan dari Pemerintah Desa, Kecamatan dan Kabupaten, Karim membulatkan tekad menjadikan Air Terjun Tumpak Sewu menjadi salah satu alternartif wisata selaian Goa Tetes.
"Berkat dukungan para wisatawan dan mengunggah foto tumpak sewu, terus jadi viral dan jujukan," kenanganya.
Karim mengaku dukungan warga sekitar Air Terjun khususnya Sidomulyo mampu menjadikan destinasi unggulan Jawa Timur. Bahkan, banyak turis manca negara yang mau datang dan menikamti.
Baca juga: Penarikan Tiket di Jalur Sungai Tumpak Sewu Lumajang Sudah Dilarang PU SDA Jawa Timur
"Dari itu, saya baru tahu Wisata Berbasis Masyarakat tetap mengedepankan kelestarian lingkungan, tanpa mengubah wajah desa," jelasnya.
Kini Karim bersama warga dan pemuda desa terus berinovasi untuk memberikan pelayanan pada pengunjung. Pasalnya, puluhan biro perjalanan luar negara sudah memasarkan Tumpak Sewu. (ls/red)
Editor : Redaksi