Berkarya Dalam Keterbatasan

Kartini Ayu Penyair Internasional Kebanggaan Lumajang

lumajangsatu.com
Kartini ayu penyair Lumajang saat performance (kanan).

Lumajang - Segala bentuk proses kehidupan adalah alur cerita dari skenario tuhan. Cobaan hidup diberikan sesuai dengan tingkat keimanan dan kemampuan hambanya, serta di balik cobaan akan ada hikmahnya.

Perjalanan hidup Penyair Internasional asal Lumajang ini, dipenuhi dengan pilu, rintangan perjuangan hingga menghadiahkan inspirasi bagi orang lain.

Baca juga: Puisi : Duhai Pencuri

Kartini Ayu Wahyuningsih atau lebih dikenal dengan sapaan Mbak Kartini Ayu lahir di Jember, 10 April 1975. Lahir dari pasangan Lelur dan Tosimi, Kartini Ayu anak bungsu dari 6 bersaudara, Kartini besar dari keluarga TNI.

Ayahnya Lelur merupakan anggota TNI angkatan darat, bahkan Kartini Ayu lahir di lingkungan markas TNI AD YON 515 Tanggul Jember.

Kartini Ayu tumbuh dan besar di Lumajang, hal tersebut imbas dari penugasan sang ayah di Kodim 0821 Lumajang. Kartini mengenyam pendidikan di SD Negeri Kutorenon 1 Sukodono, SMP Negeri 2 Lumajang, SMEA Negeri Lumajang. Sempat ingin melanjutkan kuliah namun, Kartini Ayu harus bertarung dengan sakit Osteoporosis yang menyerangnya seusai tamat SMA.

Kehidupan Kartini Ayu penuh dengan perjuangan, tubuh Kartini memang kecil namun dia tak mengerucutkan cita-citanya untuk menjadi orang sukses yang kerjanya duduk berhadapan dengan komputer.

Namun tuhan menjawab doa Kartini Ayu dengan cara yang mengejutkan, Pasca lulus SMA, Kartini Ayu bergelut dengan Osteoporosis hingga menyebabkan organ tubuhnya tidak normal bahkan Kartini Ayu sempat di prediksi harus hidup berdampingan dengan kursi roda.

Kartini Ayu dari kecil dikenal sebagai anak yang penurut, sehingga menjadi anak kesayangan keluarganya. Namun lagi-lagi Kartini harus diuji oleh semesta, kedua orang tua Kartini dipanggil tuhan pada tahun 2014. Orang tua Kartini meninggalkan Kartini seorang diri, dengan keadaan yang masih sakit, Kartini masih harus menjalani terapi jalan, ketika ditinggal orang tuanya.

Dengan keadaan yang harus menuntutnya mandiri, Kartini yang malang mencurahkan kehidupanya pada bait-bait puisinya, sajak demi sajak melantunkan penanya pada realita pedih, kehidupan Kartini.

Hingga pada akhirnya Kartini mampu menerbitkan buku puisinya, yang ia tulis diatas ranjang karena sakit yang dideritanya. Buku itu berjudul Jingga Sebelum Terbenam, memiliki arti kehidupan dan kematian adalah miliknya, namun apapun keadaanya manusia harus mampu berbuat dan berkarya agar hidup tidak menjadi percuma, yaa warna jingga terbitnya matahari akan hilang tanpa cerita, jika tak melakukan apa.

Hingga pada akhirnya Kartini mampu bersanding sejajar dengan penyair-penyair dunia, Malaysia menjadi tempat pertama Kartini menginjakkan lantunan nada-nada kepedihan realita di Mancanegara.

Hingga kini Kartini sudah keliling nusantara, dia adalah Sastrawati Lumajang yang luar biasa. Tak jarang ketika Kartini membacakan puisi, air mata penonton jatuh dengan sendirinya. Sajak-sajaknya mengalir mengiringi realita, kini bait-bait pertentangan menjadi garis penanya, menyusul kebobrokan realita.

Cita-cita awal Kartini yang ingin kerja hanya duduk dikantor menghadap ke komputer, akhirnya dijawab oleh Tuhan. Kartini setiap hari, menghayati realita lalu ia tulis pada laptop maupun ponselnya.

2018 menjadi tahun yang paling indah dalam hidupnya, Kartini Ayu Wahyuningsih menikah dengan pria gagah perkasa asal Jakarta, Bagus Arya. Keluarga Kartini Ayu selalu diselimuti cinta, agenda-agenda Kartini keluar kota dan mancanegara siap didampingi suami tercinta. (Oky/ls/red)

*Data Diri:
Nama lengkap : Kartini Ayu Wahyuningsih
Profesi : penyair dan pengusaha
Lahir : Jember, 10 April 1975
Keluarga
Ayah : Lelur
Ibu : Tosimi
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Kutorenon 1 Sukodono Lumajang
2. SMP Negeri 2 Lumajang
3. SMEA Negeri Lumajang
Beberapa Karya Kartini Ayu Wahyuningsih
1. Cerpen berjudul “Duka di dalam Buku Harian” Tahun 2000
2. Puisi "Buatmu Abang Becak" ( DKL 2011),
3. Antologi Puisi "Genta Sukma" (DKL 2012)
4. Antologi Puisi tunggal berbahasa Jawa (geguritan) “Rengenge Sukma Perawan” Tahun 2013
5. Antologi Puisi tunggal “Jingga Sebelum Terbenam” tahun 2015
6. Bunga Rampai Puisi Empat Penyair Lumajang “Sungai, Bukit, dan Langit” Tahun 2015
7. Antologi Puisi Dua Penyair "RUJA'AN" Tahun 2017
8. Antologi Puisi "Tri Nayaka" Tahun 2017.
9. Antologi Puisi ASEAN "Hompimpah" Tahun 2017.
10. Antologi Puisi dan Cerpen ASEAN "Numera Bersayap" Tahun 2018
11. Antologi Puisi Numera ASEAN "Dandani Luka-luka Tanah Air" Tahun 2020
Saat ini Kartini Ayu sedang dalam proses penggarapan Antologi Puisi “Kartini Untuk Negeri" dan novel berjudul “Bidadari yang Terpingit”.

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru