Lumajang - Siapa yang bakal berpikir jika limbah dari Jagung atau Janggel Jagung, dapat dimanfaatkan sebagai media tanam Jamur. Karang Taruna Desa Karanganom, Kecamatan Pasrujambe berkreasi, mampu membuat limbah Janggel Jagung menjadi media tanam budidaya Jamur.
Janggel Jagung pada umumnya hanya dianggap limbah yang banyak difungsikan sebagai kayu bakar. Bermodalkan internet Karang Taruna Desa Karanganom, Kecamatan Pasrujambe mampu mengubah limbah Janggel Jagung menjadi bahan komoditas yang bernilai.
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
Karang Taruna yang beranggotakan 22 pemuda tersebut, digawangi oleh Hendro Beta Irawan, seorang guru disalah satu sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Pasrujambe. Dia menjelaskan jika mulanya, jenuh melihat melimpahnya limbah Janggel Jagung di lingkunganya, yang tidak mampu ditermanfaatkan.
"Saya coba-caba cari di internet mas informasinya, selain itu juga pernah kampung sebelah buat tapi tidak diteruskan,"katanya saat ditemui Lumajangsatu.com di tempat budidaya Jamur Janggelnya, Dusun Tambak Rejo Timur, Desa Karanganom, Kecamatan Pasrujambe, Selasa(08/11/2020).
Pertama kali mencoba dia dan rekan karang tarunanya mengalami kegagalan, hal tersebut diakibatkan proses pembuatan dan peracikan yang masih buta.
"Masih tidak tau peracikanya, karena otodidak dan tumbuhnya sampai 3 minggu lebih, awal kita konsumsi sendiri,"ujarnya.
Menurutnya proses budidaya Jamur Janggel tidak sulit, hanya membutuhkan ketelatenan dan ketekunan serta di iringi kesabaran.
"karena tiap hari dirawat, panenya juga tiap hari,"jelasnya.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Proses budidaya Jamur Janggel diawali dari penyediaan lubang kisaran kedalaman 40 cm, dengan lebar sesuai keinginan. Setelah itu Janggel Jagung ditebar hingga 20 Cm lubang dan diatasnya dikasi Bekatul, Pupuk Urea dan Ragi Tape. Hingga kembali dilapisi Janggel Jagung dan ditutup dengan plastik serta dilakukan penyiraman pagi sore selama 3 hari.
"Ukuran lubang 5x1 itu mas takaranya 2 kilo Bekatul, Satu kilo pupuk dan ragi 1 pak setengah ragi,"jelasnya.
Namun pada hari berikutnya penyiraman dilakukan dua hari atau tiga hari sekali. Hal itu dilakukan untuk menjaga tingkat kelembaban media tanam.
Dalam jangka waktu 15 hari, Jamur Janggel sudah memasuki masa panen. Panen Jamur Janggel Jagung dilakukan tiap hari setelah panen pertama yang bertahan hingga usia 1 bulan 10 hari.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Hendro menjelaskan jika selama ini dia kuwalahan melayani pesanan pembeli yang datang dari lingkungan sekitarnya. Dirinya pun kini terus melakukan pelebaran wilayah budidaya jamur, dengan rekan karang tarunanya. (Oky/ls/red)
"1 ons kita jual 5000 mas, dan satu kilonya 40 ribu, kita rata-rata satu hari memanen 1 kilo setengah mas,"katanya.
Dia bersama Karang Tarunanya memiliki cita-cita untuk menciptakan olahan industri jamur krispi Janggel, namun dia terkendala dengan tidak adanya mesin pengering.
"Kita berusaha mas, ini saja kami dari iuran modalnya. Semoga perlahan mampu,"pungkasnya.
Editor : Redaksi