Lumajang - Ratusan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Lumajang menggelar aksi di depan kantor Pemkab. Para mahasiswa tergabung dalam gerakan Monumen Perlawanan Lumajang.
Para mahasiswa menyampaikan aspirasi isu-isu nasional dan juga lokasi. Antara lain menolak keniaikan harga BBM, menuntut penyetabilan harga bahan pokok seperti minyak goreng yang saat ini sudah jadi barang mahal.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
"Kita meminta aspirasi kami disampikan kepada pemerintah pusat," ujar Ahmad Taufiq Hidayatullah, Ketua PC PMII Kabupaten Lumajang, Selasa (12/04/2022).
Disamping itu, mahasiswa juga menyuarakan jeritan hati petani yang sulit dapat pupuk bersubsidi. Jika ada pupuk, harganya sangat mahal dan tidak sebanding dengan harga hasil penen yang selalu murah setiap kali para petani panen. Jalan rusak, carut marut tambang pasir juga disuarkan oleh mahasiswa.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
"Harga pupuk mahal, tak sebanding dengan harga jualgabah petani. Mereka yang kita sebuat pejuang pangan selalu tertindas," pungkasnya.
Aksi mahasiswa dimulai pukual 15.00 wib dengan titik kumpul Pendopo Arya Wiraraja Lumajang. Massa kemudian berjalan kaki menuju kantor Pemkab dan ingin menemui Kapolres Lumajang, Bupati dan Ketua DPRD.
Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang
Mahasiswa mengaku sudah mengirikan surat kepada tiga instansi tersebut bahwa mahasiswa akan menyampikan aspirasinya secara terbuka. Ketua DPRD atau perwakilan dari DPRD tidak terlihat, mahasiswa hanya ditemuka Kapolres AKBPDewa Putu Eka Darmawan dan Bupati Lumajang Thoriqul Haq.(Yd/red)
Editor : Redaksi