Lumajang - Mendekati Hari Raya Idul Fitri yang ke tujuh atau disebut Riyoyo Pitu, banyak warga Lumajang yang mulai mencari janur ( daun kelapa muda) untuk membuat ketupat yang sudah menjadi tradisi ketika akhir lebaran datang. Seperti tampak di Pasar Buah Ranuyoso para pedagang sudah mulai menjajakan.
Tomar (46) salahsatu penjual janur mengatakan bahwa dirinya mulai mendapatkan banyak permintaan janur dari para pembeli sebagai bahan untuk membuat ketupat yang akan dihidangkan saat hari raya ke tujuh.
Baca juga: Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning
Menurutnya, janur dijual per ikat. Ikat besar, berisi 1.000 lembar janur dibanderol Rp300.000. "Kalau satu ikat janur kuning semua, harga mencapai Rp300.000. Tapi kalau campur janur hijau harganya di kisaran Rp150.000 lebih," ujarnya.
Dia mengatakan, saat lebaran banyak warga yang memasak opor ayam dan menu lainnya yang cocok disajikan bersama ketupat. Karena itu, permintaan janur untuk membuat selongsong ketupat meningkat tajam.
Akibat ramainya pedagang pasar jelang hari raya ketujuh personel Pos Pengamanan (Pospam) Wates Wetan melaksanakan kegiatan pengaturan arus lalulintas di pagi hari, antisipasi kepadatan arus lalulintas. Selain itu di pagi hari banyaknya para pedagang berjualan berada di pinggir jalan membuat kendaraan yang melintas sempat tersendat.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Kapospam Wates Wetan Iptu Imam Soepardi mengatakan untuk arus lalulintas hari ini sudah terpantau ramai lancar, mengingat hari ini adalah hari libur terakhir idul Fitri dan sudah mulai masuk kerja, dimungkinkan arus balik.
"Selain melaksanakan pengaturan arus lalulintas, kita juga menempatkan personel bersenjata, baik tertutup maupun terbuka, untuk melaksanakan pengamanan personil dan situasi Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) di sepanjang jalur mudik ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga berdialog dengan warga agar hati hati jika mau menyebrang di jalan karena arus lalu lintas sangat padat (Ind/hum/red).
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Editor : Redaksi