Lumajang - Terduga maling ditangkap massa di Dusun Kembangan Desa Tekung Kecamatan Tekung hingga babak belur. Pria berinisial AZ kondisinya sekarang babak belur dan harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang.
Menurut informasi dari pemilik rumah melalui anaknya, bahwa saat itu terduga melemparkan batu krikil keatas rumahnya. Sehingga pemilik rumah keluar dan mencari sumber pelemparan batu krikil tersebut.
Baca juga: Menyala: STKIP PGRI Lumajang Sukses Gelar Dies Natalis Ke-39
Tak lama kemudian disamping rumahnya kelihatan bayangan orang dan akhirnya dikejar sambil teriak maling. Kemudian dilakukan pengejaran dibantu oleh masyarakat sekitar hingga pria tersebut ditangkap.
"Karena ada yang melempar ke atap rumah kemudian kami cari sumbernya dan berakhir di massa itu " kata Yuni Kamis, (4/1/2024)
Pihak pemilik rumah menduga bahwa pria tersebut akan mengambil sepeda motornya. Padahal saat diamankan terduga tidak mengambil barang apapun dari pemilik rumah.
Kasat Reskrim Polres Lumajang AKP Achmad Rohim mengatakan bahwa saat pengamanan terduga pihaknya tidak mengamankan barang bukti berupa sepeda motor. Pihaknya juga masih kesulitan untuk mendapatkan keterangan dari terduga karena dalam perwatan tim medis.
Baca juga: Jelang Nataru Ribuan Miras Serta Knalpot Brong Dimusnahkan Polres Lumajang
Sedangkan informasi dari masyarakat kejadian ini bukanlah maling sepeda motor namun ada kaitannya dengan hubungan asmara. Namun pihak kepolisian masih belum bisa memastikan motif apa dibalik ini.
"Kami masih mendalami, terduga juga merupakan residivis" kata AKP Rohim Jumat, (5/1/2024).
Dari beredarnya video terduga maling motor yang dimassa viral, komentar dibanjiri oleh warganet penuh pro dan kontra. Divideo tersebut juga ada salah satu pihak desa ikut melakukan hakim sendiri. "Kalau benar itu maling ya gpp, jika salah berarti termasuk penganiayaan" tulis salah satu komentar warganet @zakariyaah1210
Baca juga: Pasca Duel Carok Polisi Razia Ratusan Botol Miras di Pasirian Lumajang
Hingga berita ini diturunkan dari pihak korban belum ada laporan(Ind/red).
Editor : Redaksi