Tersebar di 7 Kecamatan

20 Ribu Warga Lumajang di 17 Desa Alami Krisis Air Bersih

lumajangsatu.com
Proses droping air bersih ke sejumlah wilayah di Lumajang yang alami kekeringan parah

Lumajang - Sebanyak 20.520 jiwa atau 5.898 kepala keluarga di Lumajang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih. Ribuan masyarakat Lumajang yang mengalami krisis air bersih tersebar di 17 Desa yang tersebar di 7 Kecamatan khususnya wilayah Lumajang bagian utara.

Di Kecamatan Ranuyoso ada 2 Desa, Klakah 3 Desa, Kecamatan Kedungjajang 2 Desa, Kecamatan Gucialit 5 desa, Kecamatan Padang 2 desa, Kecamatan Lumajang 2 desa dan Kecamatan Tempeh 1 desa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, mengambil langkah dengan melakukan droping air bersih ke sejumlah daerah terdampak kekeringan dan mengalami kekurangan air bersih.

Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan

"Kita sudah melakukan asesmen di wilayah-wilayah yang terdampak, terdapat 17 desa yang berada di 7 kecamatan, antara lain Kecamatan Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, Gucialit, Padang, Lumajang dan Kecamatan Tempeh. Dari 17 Desa tersebut, 1 Desa terdampak, yaitu Desa Pulo mengalami kekurangan air bersih karena air sumur warga habis Dampak dari banjir lahar gunung Semeru," ungkap Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Rabu (1/8/2024).

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono menjelaskan, 9 unit tangki air bersih kapasitas 5000 liter telah disiapkan untuk membantu melakukan droping air bersih di titik-titik yang sudah ditentukan setiap harinya dan gratis bagi masyarakat terdampak.

Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur menyebutkan, Hari Tanpa Hujan di wilayah Jawa Timur pada umumnya kriteria "Panjang". Namun, kriteria kekeringan ekstrim juga terjadi di beberapa kabupaten seperti Banyuwangi, Bangkalan, Blitar, Jember, Kediri, Pasuruan, Situbondo, Tulungagung dan juga termasuk Kabupaten Lumajang.

Selain itu, BMKG juga menyatakan bahwa Curah Hujan selama Dasarian I Bulan Agustus (1 - 10 Agustus 2024), Provinsi Jawa Timur diprakirakan (deterministik) pada umumnya kriteria rendah (< 50 mm).

Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang

Untuk itu, sesuai prakiraan bulanan BMKG bahwa selama Bulan Agustus, September dan Oktober 2024 prakiraan Curah Hujan di Jawa Timur termasuk di Kabupaten Lumajang adalah kriteria rendah hingga menengah.(Kom/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru