Lumajang – Kabupaten Lumajang terus memulihkan akses vital pascabencana banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut pada 19 September 2025. Salah satu titik krusial pemulihan adalah pembangunan Jembatan Curah Maling–Curah Kebo di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, yang kini progresnya telah mencapai 78,27 persen.
Baca juga: Pasca Semeru, Pemprov Jatim Fokuskan Pemulihan Ekonomi Warga Lumajang
Jembatan ini menjadi infrastruktur strategis yang kembali membuka akses transportasi utama warga setelah sebelumnya terputus akibat bencana. Bagi masyarakat setempat, keberadaan jembatan bukan sekadar bangunan fisik, melainkan nadi kehidupan yang menghubungkan aktivitas ekonomi, pendidikan, dan distribusi hasil pertanian.
Pasca rusaknya jembatan, warga terpaksa menempuh jalur alternatif dengan waktu tempuh dua hingga tiga kali lebih lama. Distribusi kebutuhan pokok tersendat, sementara aktivitas pertanian dan pendidikan ikut terganggu.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau langsung lokasi pembangunan jembatan tersebut pada Jumat (12/12/2025). Dalam kunjungannya, Khofifah memastikan proses rekonstruksi berjalan cepat dengan memanfaatkan jembatan bailey, struktur baja pra-fabrikasi yang dinilai efisien dan kokoh.
“Yang biasanya memakan waktu lama adalah fondasi dan beronjong. Sekarang fondasinya sudah selesai, tinggal penyelesaian sedikit beronjong,” kata Khofifah.
Menurutnya, metode konstruksi ini memungkinkan percepatan pembangunan tanpa mengurangi kekuatan struktur, sehingga akses vital masyarakat dapat segera dipulihkan. Dengan capaian mendekati 80 persen, Gubernur optimistis jembatan dapat rampung sesuai target.
“InsyaAllah, jembatan ini akan selesai tepat waktu dan segera bisa digunakan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Lumajang Indah Amperawati menegaskan bahwa jembatan Curah Maling–Curah Kebo merupakan pintu masuk pemulihan kehidupan warga pascabencana.
Baca juga: Operasi Gabungan Polres Lumajang, 17 Pengunjung Hiburan Malam Tes Urine
“Setelah jembatan ini selesai, petani bisa kembali mengirim hasil panen dengan aman, pelaku usaha menyalurkan dagangan, dan pelajar memiliki akses yang lancar ke sekolah,” ujar Bupati yang akrab disapa Bunda Indah.
Bagi warga Desa Kandangan dan sekitarnya, pembangunan jembatan ini membawa harapan baru. Sebelumnya, mereka harus melewati jalan alternatif berbatu dan rawan longsor yang menghambat aktivitas ekonomi serta pendidikan.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan percepatan pembangunan jembatan merupakan bagian dari komitmen menjaga kesejahteraan masyarakat pascabencana. Rekonstruksi ini tidak hanya berdampak pada pemulihan infrastruktur, tetapi juga menjadi investasi sosial-ekonomi bagi masyarakat Lumajang.
Baca juga: Jaga Masyarakat, Lumajang Tegaskan Komitmen Hentikan Rokok Ilegal
“Jembatan ini bukan hanya penghubung wilayah, tetapi penghubung harapan dan kesempatan warga Lumajang untuk kembali bergerak, bekerja, dan belajar dengan aman,” tambah Bunda Indah.
Dengan rampungnya jembatan, roda perekonomian Lumajang diperkirakan kembali berputar. Jalur distribusi logistik menjadi lebih lancar, mobilitas warga meningkat, dan aktivitas ekonomi di pasar desa hingga sektor perkebunan kembali menggeliat.
Pemulihan Jembatan Curah Maling–Curah Kebo menjadi bukti sinergi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemkab Lumajang, dan masyarakat lokal dalam menghadirkan solusi cepat dan efektif pascabencana.
“Ini membuktikan bahwa Lumajang tangguh, masyarakatnya berdaya, dan kolaborasi dengan pemerintah mampu menghadirkan perubahan nyata,” pungkas Bunda Indah (Red).
Editor : Redaksi