Kuliner Lumajang

Sejarah Nikmatnya Bakso Lumajang

lumajangsatu.com
Ilustrasi Bakso.

Lumajang (lumajangsatu.com) - Untuk kuliner yang satu ini, lidah masyarakat Lumajang sudah tak asing lagi. Bakso seakan menjadi makanan nomer dua bagi warga kaki Gunung Semeru.

Dalam sejarahnya disaring berbagai sumber dari penelusuran tim Lumajangsatu.com, Selasa (14/8/2018). Bakso berasal dari negeri Tiongkok (China) yang dibawa saudagar ke Nusantara. Namun, dalam perkembanganya melalui akulturasi kuliner Indonesia, bakso mengalami perubahan citra rasa.

Baca juga: Lezatnya..! Bakso Barokah Karanganom Jadi Buruan Warga Lumajang

Bakso sendiri adalah olahan daging dengan cara digiling. Di Indonesia, Bakso terbuat dari daging sapi, kambing, ikan dan ayam dicampur tepung tapioca serta bumbu asli nusntara. Disajikan saat panas dicampur bihun, mie, gobis, tahu dan berbagai olahan lainya.

Bakso di Indonesia dikenal dan tumbuh di Solo dan Malang. Tak salah bila, banyak sekali para pejual bakso sering menyebut 2 daerah itu untuk sebagai salah satu referensi resepnya.

Di Lumajang, Bakso ternyata dikenalkan oleh warga Lumajang berasal dari Magetan yang merantau berjualan. Semua tersebar diberbagai tempat di Kota Lumajang sekitar tahun 70-an.

Dari sejumlah informasi dihimpun tim redaksi Lumajangsatu.com, Bakso sebelum tahun 70-an hanya dibuat oleh kalangan Tionghoa disaat merayakan hari rayanya. Setelah kedatangan, orang Mangetan kemudian bakso mulai bisa dinikmati warga Lumajang.

"Dulu saya merantau ke Lumajang tahun 70-an,  jualan di jalan Brantas dekat Kuburan Jogoyudan," ujar Pak Dance (70).

Lanjut dia, sejumlah temannya yang juga merantau di Lumajang juga banyak jualan di Pasar, Plaza dan Staisun kota. "Kita menyebar sebagai orang Magetan jualan bakso di Lumajang waktu itu," terangnya.

Baca juga: Nikmatnya Steak Bakso di Labruk Lor

Para pedangan ini, kemudian mencocokan citra rasa Bakso dengan lidah orang Lumajang yang lebih suka asin sedap. Masukan dari para pembeli, menjadikan citra rasa Bakso Lumajang menjadi paten dan disukai berbagai kalangan.

"Dulu itu, kita banyak masukan dari pelanggan, kurang asin, kurang sedap dan mienya kurang banyak, pokoknya banyak. Tapi senang, kita seperti saudara dengan pelanggan," ceritanya.

Awalnya, Bakso menjadi jajanan dijual pakai gerobak keliling dari kampung ke kampung. Biasanya para penjaja menjual pada sore hari hingga tengah malam.

Di Lumajang Bakso yang masih Legendaris bisa ditemui Yakni, Bakso Pak Dance, Bakso Cak Gito, Bakso Solo. Para pedagang bakso sudah semakin banyak dan disetiap pelosok desa ada yang berjualan.

Baca juga: Ini Dia Bakso Balungan Firoh yang Murah, Apa Sih Bedanya?

Banyak cerita dan testimoni bagi warga pedatang hingga menetap di Lumajang. Bakso kaki Gunung Semeru memiliki citra rasa berbeda dengan bakso daerah lainya.

Bahkan, ada pendatang atau wisatawan yang mencoba Bakso buatan orang Lumajang dikenal sedap, gurih dan pas dilidah. Tak jarang Bakso Lumajang jadi buruan para pelancong untuk menikmatinya.

Jika hari raya idul fitri, ketika banyak orang Lumajang mudik. Kebanyaknya banyak yang menyerbu lapak-lapak pedagang Bakso. (ls/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru