Candipuro (Lumajangsatu.com) - Wiwid Deki Selvian yang akrab dipanggil JOS,Lahir di Lumajang, 21 Juli 1975. Bapak tiga anak dan istridari Ika Yuliana mewarnai bangkitnya dunia perfilman indie di Kaki Gunung Semeru. Meski tinggal di Desa Jarit ,200 m utara pemandian, kecamatan Candipuro tak menyurutkan untuk berkreatifitas di dunia film untuk bisa menembus pasar Nasional.
Keberhasilan merintis perfilman Lokal sebuah cita-cita. karyanya sudah ada beberapa film yang telah dibuat , salah satu yang terkenal yaitu "Pagebluk dan Legenda Gedhong Putri".
Baca juga: Masuk Hari Tenang Pilkada, Alat Peraga Kampanye di Lumajang Langsung Dibersihkan
Membuat JOS terus terdorong untuk membuat film yang mengangkat cerita dari tanah kelahirannya sendiri. Dia sebenarnya sudah terjun dibidang Film Lokal dimulai tahun 2009.
BACA JUGA : Vera Karina dari Model Terjun ke Dunia Film Ingin go Nasional
Dari membentuk komunitas perfilmanawalnya dari nama Komunitas HFL (House Film Lumajang), Pohong Cinema, dan CANTAS (Candi Kreatifitas). Dari pergantian nama tersebut telah memproduksi 5 film yaitu Tragedi Pagebluk Lumajang, Tragedi Bencana Bondeli, Cela yang Tersisa, Pertempuran Gladak Abang dan Legenda Gedhong Putri
"Sebelumnya tidak berfikir untuk membuat film , saya sadar diri soalnya tidak menempuh dunia pendidikan tentang perfilman ,pendidikan saja hanya lulusan SMA Negri Pasirian namun saya bisa membuat film ini dari belajar otodidak " Ujar Pria yang hobby olahraga tersebut.
Baca juga: Denny Caknan Sukses Menghibur Pendukung Paslon 02 Indah-Yudha di Stadion Semeru Lumajang
Laki-laki bertubuh mungil ini berusia 43,, tertarik mengangkat kearifan lokal budaya melalui penggarapan film terutama dikhususkan untuk wilayahnya sendiri guna memperkenalkan kepada generasi muda bahwa Lumajang kaya akan budayanya.
“Harus bisa bersaing dengan film lainnya, dan saya ingin lebih memperkenalkan Lumajang, karena Lumajang itu sebenarnya sangat unik dan banyak banget yang menarik dari sini. Bukan hanya saya yang merasa gitu, orang luar kota pun yang sudah pernah ke Lumajang semuanya bilang gitu, jadi memang bagus banget untuk mengangkat Lumajang di film,” kata Jos yang bertindak sebagai pimpinan Produksi.
BACA JUGA : Warga Difabel Lumajang Meriahkan Karnaval Desa Tukum
Dia mengatakan, memunculkan ide film Legenda Gedhong Putri karena Tarian Gedhong Putri sudah viral di Blitar dan menjadi penyaji terspekta, dari situlah berinisiatif untuk mengangkat layar lebarnya.
Baca juga: Gus Rivqy DPR RI PKB Tekankan Pentingnya Jaga Keharmonisan Sosial Masyarakat Lumajang
“Harapan saya ini bisa mengangkat nama Lumajang, lebih-lebih nanti pada akhirnya adalah sektor pariwisata, karena pariwisata adalah masa depan kita. Kita ini antara Bali dan Yogyakarta, masih dilewati terus, padahal di tengah ini banyak sesuatu yang gak ada di Bali, gak ada di Yogyakarta, Jadi dalam jangka panjang sebenarnya ini adalah mengangkat dunia pariwisata kita,” lanjutnya.
Kesibukannya selain menerima job shooting, dokumentasi photo dia juga membuka warung kopi kecil-kecilan. Disamping itu dia berharap generasi muda Lumajang mengetahui sejarah kotanya , baik itu peninggalan sejarah atau tokoh-tokoh kepahlawanan yang dulu pernah berjuang untuk Lumajang ,demi membela merah putih.
"Makanya saya dan teman- teman sepakat untuk terus berkarya mengangkat kearifan lokal dan sejarah Lumajang" Pungkasnya. (ind/red)
Editor : Redaksi