Diduga Pandemi dan Tiket Mahal

Water Park Wonorejo Lumajang Sepi Pengunjung

Penulis : lumajangsatu.com -
Water Park Wonorejo Lumajang Sepi Pengunjung
Water Park Lumajang.

Kedungjajang - Sejak wabah virus corona merebak di seluruh dunia, segala aspek kehidupan berubah tak terkecuali Lumajang. Salah satu sektor yang paling terdampak adalah sektor pariwisata.

Adanya kebijakan physical distancing membuat masyarakat membatasi diri dalam menjalin sosial, masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah. Era new normal tak membuat masyarakat serta merta kembali beraktivitas normal. Water Part Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT), mengalami dampak signikan akibat pandemi.

Sempat ditutup 16 Maret sampai 28 Juli 2020, Water Part KWT dibuka kembali 29 Juli 2020. "Perbedaanya jauh mas, sebelum pandemi dan sekarang. Kalau dulu weekend habis 6 sampai 7 bendel tiket, sekarang weekend hanya 2 bendel maksimal,"Ungkap Suminah penjaga tiket Water Part saat ditemui Lumajangsatu.com dilokasi wisata, Sabtu(29/08/2020).

Ditanya terkait pengunjung dihari aktif, Ibu asal Desa Ranu Pakis Kecamatan Klakah tersebut mengungkapkan pengunjung sangat sepi. "Minim pengunjung, sekarang tidak sampai setengah bendel tiket mas, padahal satu bendelnya cuman isi 100 tiket kalau dulu paling sepi habis 4 bendel tiket,"ungkapnya.

Yulia Rahmawati petugas Water Part bagian medis mengungkapkan bahwa Water Part dibuka dengan melakukan protokol kesehatan dengan ketat. "Ada cek suhu sama wajib pakai masker,"ungkapnya.

Wanita 27 tahun tersebut mengungkapkan bahwa sebelumnya walaupun ditutup, petugas tetap masuk. "Masuk sesuai kebutuhan wisata, jadi Water Park walaupun ditutup dulu, tetap terawat," jelasnya..

Salah satu pengunjung, Sulastri asal Pasirian mengaku, dirinya berkunjung ke Water Park lantaran mengantar anaknya. Mengenai sepinya kunjungan diduga masih mahalnya harga tiket. "Mungkin tiketnya kemahalan," paparnya. (Oky/ls/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).