Warga Tak Perlu Panik

Waspada Serangan Omicron, di Lumajang Akan Banyak Orang Sakit

Penulis : lumajangsatu.com -
Waspada Serangan Omicron, di Lumajang Akan Banyak Orang Sakit
dr. Bayu Wibowo IGN, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

 

Lumajang - Dalam beberapa hari terakhir terjadi peningkatan kasus konfirmasi covid 19 varian omicron. Diprediksikan, puncak persebaran akhir Feberuari hingga bulan Maret 2022.

dr. Bayu Wibowo IGN, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang menyatakan, selama 3 minggu diprediksikan akan banyak orang sakit. Gejalanya panas, pilek, meriang, nyeri-nyeri dan lainnya.

Meski penyebarannya lebih cepat dari pada varian delta, namun varian omicron gejalanya lebih ringan. "Jadi yang masuk ke rumah sakit hanya 30 persen dibandingkan varian delta," jelas Bayu, Rabu (16/02/2022).

Jika mengalami gejala-gejala panas, maka warga diminta untuk melakukan isoliasi mandiri, istirahat, makan yang bernutrisi dan olahraga ringan. Jika ingin tahu apakah positif atau tidak, maka bisa swab di Puskesmas.

"Jangan panik, jika ada gejala-gejal panas dan lainnya, lakukan isolasi mandiri dan istirahat," terangnya.

Bagi lansia atau yang memiliki penyakit komorbit seperti gula darah, jantung dan lainnya, diharapkan lebih waspada. Jika bisa, selama puncak persebaran covid varian omicron, warga yang memiliki penyakit komorbit membatasi kegiatan di luar rumah.

"Saat puncak penyebaran covid varian omicron, kita harus meningkatkan protokolkesehatan," pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Hikmah Kehidupan

Masjid Pilar Peradaban Islam

Lumajang - Dalam sejarah panjang peradaban Islam, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kebangkitan intelektual, sosial, dan politik. Masjid-masjid besar seperti Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Qarawiyyin di Maroko telah menjadi saksi bagaimana Islam membangun masyarakat yang berbudaya tinggi, berbasis ilmu pengetahuan, serta penuh nilai-nilai kemanusiaan. Masjid bukan hanya simbol spiritualitas, tetapi juga motor penggerak perubahan sosial. Lalu, bagaimana masjid di masa kini dapat tetap berperan sebagai pilar peradaban dalam dinamika masyarakat modern?