Wisata Internasional
Duel Bupati di Perbatasan Berakhir Damai: Tumpak Sewu Jadi Simbol Kolaborasi

Lumajang – Di tengah derasnya air terjun Tumpak Sewu yang memecah keheningan perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, terjadi momen langka yang penuh makna. Kamis pagi (22/5/2025), dua bupati bertemu bukan untuk berdebat, melainkan merajut kesepakatan strategis mengelola surga alam yang selama ini menjadi rebutan.
Pertemuan di kantor Pemerintah Kabupaten Malang itu bukan sekadar formalitas birokrasi. Ada semangat kolaborasi yang nyata, seolah ingin menantang ego sektoral yang selama ini menghambat potensi Tumpak Sewu. Dengan tegas, Bupati Lumajang Indah Amperawati menyatakan, “Tumpak Sewu adalah anugerah Tuhan. Meski sebagian besar wilayahnya ada di Malang, pemandangan terbaik dinikmati dari Lumajang. Ini bukan soal siapa punya, tapi bagaimana berbagi dan mengelola bersama.”
Pernyataan ini menggugat keras cara lama yang sering memisahkan pengelolaan berdasarkan garis batas administratif, yang justru merugikan potensi besar wisata dan citra daerah. Lebih dari sekadar pengelolaan teknis, kolaborasi ini menegaskan tanggung jawab moral untuk menjaga kekayaan alam demi kemajuan bersama.
Salah satu isu paling mendesak adalah praktik pungutan tiket ganda yang marak di kawasan dasar air terjun. Beban ini tidak hanya merugikan wisatawan, tapi juga mencoreng nama baik pariwisata nasional. Bupati Indah tegas menyatakan, “Jika dibiarkan, konflik ini akan terus merusak citra Tumpak Sewu yang sudah mendunia.”
Respon Bupati Malang Sanusi tak kalah tegas. Ia mengakui adanya tekanan hukum terkait bangunan ilegal di area sungai dan sudah mengambil langkah pembongkaran sebagai bentuk keseriusan menata ulang kawasan dengan prosedur hukum yang ketat. “Kami siap bekerja sama, tetapi pengelolaan harus sesuai aturan dari PU SDA Provinsi Jawa Timur,” ujarnya.
Rapat yang dihadiri Forkopimda dan sejumlah pejabat terkait ini menjadi titik balik. Tidak ada lagi ruang bagi pendekatan parsial dan ego daerah sempit. Ini adalah pesan tegas: alam bukan wilayah klaim, melainkan amanah yang harus dirawat bersama.
Tumpak Sewu bukan sekadar air terjun. Ia adalah simbol harmonisasi manusia dan alam. Dan hari ini, dua kabupaten memberi pelajaran penting: tanpa kolaborasi nyata, anugerah alam sebesar ini hanya jadi ladang konflik yang merugikan semua pihak (Ind/red).
Editor : Redaksi