Mahasiswa ITB Widya Gama Lumajang Edukasi Warga Sumberejo Kelola Limbah Veneer Jadi Longcore
Lumajang – Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Widya Gama Lumajang yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Dusun Rejosari, Desa Sumberejo, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Rabu (27/8). Kegiatan tersebut berfokus pada edukasi pengoptimalisasian limbah veneer menjadi produk longcore berkualitas.
Program ini mengusung tema “Pengoptimalisasian dan Pengelolaan Limbah Veneer” dan mendapat sambutan antusias dari warga serta pekerja lokal. Mahasiswa hadir sebagai fasilitator untuk belajar sekaligus membantu meningkatkan efektivitas pengelolaan limbah veneer yang selama ini sudah dilakukan masyarakat setempat.

Limbah veneer, yang merupakan sisa produksi industri kayu berupa lembaran tipis, selama ini kerap dianggap tidak berguna. Namun dengan teknik tertentu, limbah ini bisa diolah menjadi longcore, yakni papan inti yang banyak digunakan dalam industri plywood dan mebel.
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa berinteraksi langsung dengan para pekerja lokal untuk mempelajari tahapan pengolahan mulai dari proses sortasi, pengeringan, penyambungan, hingga pengepresan. Meski dilakukan secara manual, produk longcore yang dihasilkan tetap memiliki nilai jual.
Untuk memperkuat pemahaman masyarakat, kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari ITB Widya Gama Lumajang, Slamet Sampurno. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan standar kualitas longcore yang diterima industri.
“Longcore yang baik dilihat dari beberapa aspek. Pertama, pinggiran harus rapi agar memudahkan finishing. Kedua, isiannya padat tanpa lubang untuk menopang kekuatan papan. Ketiga, permukaan harus rata agar mudah dilapisi veneer finishing,” jelas Slamet.
Menurutnya, meskipun bahan bakunya berasal dari limbah, jika dikelola dengan benar longcore mampu memiliki nilai jual tinggi dan menjadi pilihan utama dalam industri plywood. Ia menambahkan, mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami sisi teknis, tetapi juga mampu menyampaikan ilmu tersebut dengan cara sederhana agar mudah dipahami masyarakat.
Kegiatan berjalan secara interaktif. Mahasiswa tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga mencoba langsung beberapa tahapan, mulai dari menyusun potongan veneer, mengoleskan lem, hingga melakukan pengepresan.
Salah satu mahasiswa KKN, Fatan Brilly, mengaku banyak mendapat pengalaman dari kegiatan tersebut. “Kami datang bukan untuk mengubah proses yang sudah ada, tapi membantu mengoptimalkan. Dengan bimbingan narasumber dan kerjasama para pekerja, kami tahu bahwa potensi limbah veneer sangat besar jika dikelola dengan baik,” ujarnya.
Selain itu, Slamet juga memberikan masukan teknis sederhana bagi pekerja, seperti pentingnya pengelompokan veneer berdasarkan ketebalan dan kelembapan, serta penyimpanan yang tepat agar veneer tidak cepat rusak. Bahkan sisa-sisa kecil yang tidak bisa dijadikan longcore disarankan dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan atau bahan bakar alternatif.
Program KKN ini turut didampingi Dosen Pembimbing Lapangan, Kartika Ayu Kinanti, SE., MM. Ia menilai kegiatan tersebut menjadi bentuk nyata kolaborasi antara mahasiswa, narasumber, dan masyarakat.
“Mahasiswa tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga langsung dari lingkungan nyata. Dengan pendekatan partisipatif, mereka bisa belajar dari warga, sekaligus memberikan wawasan baru yang bermanfaat,” terang Kartika.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa ITB Widya Gama Lumajang berharap Desa Sumberejo dapat menjadi contoh desa yang berhasil mengelola limbah industri menjadi produk bernilai tinggi. Selain mendukung penguatan ekonomi masyarakat, program ini juga sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular dan upaya pengurangan limbah lingkungan.
Editor : Harry Purwanto