Kreatifitas

Parade Drumband Jadi Ikon Perayaan Harjalu ke-770 Lumajang

avatar Indana Zulfa
  • URL berhasil dicopy
Salah satu penampilan peserta drumband
Salah satu penampilan peserta drumband

Lumajang – Irama drumband menggema di Jalan Ahmad Yani, timur Stadion Semeru, Sabtu (20/12/2025). Bukan sekadar parade seni, denting perkusi itu menandai dimulainya Parade Drumband Kabupaten Lumajang Tahun 2025 yang secara resmi dilepas Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, dalam rangka Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-770.

 

Di hadapan peserta dan masyarakat, Agus menegaskan bahwa drumband merupakan medium strategis dalam membangun pendidikan karakter anak sejak dini. Disiplin, ketegasan, kerja sama, dan kreativitas, menurutnya, tumbuh melalui proses latihan yang panjang dan kebersamaan yang terbangun di setiap barisan.

 

“Drumband bukan sekadar lomba atau tontonan. Di dalamnya ada proses pembentukan karakter anak—belajar disiplin, kebersamaan, dan keberanian mengekspresikan diri melalui seni dan olahraga,” kata Agus.

 

Ia mengapresiasi peran guru, pelatih, serta orang tua yang konsisten mendampingi anak-anak dalam proses latihan. Tak lupa, penghargaan disampaikan kepada Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Kabupaten Lumajang yang telah menginisiasi Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Drumband sebagai ruang aktualisasi bakat generasi muda.

 

Menurut Agus, keberhasilan pendidikan karakter tidak bisa dilepaskan dari kolaborasi semua pihak. Mengutip falsafah Jawa Timur *Jer Basuki Mawa Beya*, ia menekankan bahwa setiap capaian membutuhkan pengorbanan, komitmen, dan kerja bersama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.

 

“Pendidikan karakter tidak lahir secara instan. Ia dibangun melalui proses panjang yang membutuhkan dukungan dan kesabaran semua pihak,” ujarnya.

 

Kejurkab Drumband Kabupaten Lumajang 2025 diikuti oleh 36 peserta dari jenjang TK, SD/MI, hingga SMP, serta satu peserta kehormatan, Marching Band Gita Wira Bhakti yang seluruh personelnya merupakan aparatur sipil negara (ASN). Ajang ini tidak hanya menjadi kompetisi, tetapi juga ruang apresiasi dan pembelajaran kolektif bagi anak-anak.

 

Agus pun mengajak seluruh peserta menikmati proses, menghormati keputusan dewan juri, dan menjadikan pengalaman ini sebagai bagian dari perjalanan pembentukan karakter.

 

“Nikmati kemeriahan Harjalu ke-770 dan tampilkan kreativitas terbaik kalian. Semoga kegiatan ini menjadi bekal berharga bagi masa depan anak-anak Lumajang,” tutupnya (Red).