Ditahan Kota Malang, Tim Sepak Bola Popda Lumajang Gagal Move On

Penulis : lumajangsatu.com -
Ditahan Kota Malang, Tim Sepak Bola Popda Lumajang Gagal Move On

Lumajang(lumajangsatu.com) - Tim sepak bola Pra Pekan Olah Raga Pelajar Daerah (POPDA) Lumajang ditahan imbang tim Kota Lumajang dengan skor 1-1 di Stadion Dipenogoro Banyuwangi, Kamis(21/07). Lumajang tidak lolos ke babak utama, karena kalah agregat gol.

Kota Malang berhasil mengunduli Probolinggo 9-0 dan Lumajang hanya mampu menang 4-1. "Kita tidak lolos, tetapi ada cara curang dari official kota Malang memukul penyerang kita Yusron," ungkap Coach Atim.

Atim mengungkapkan, jalanya pertandingan sangat seru dan jual beli serangan. Namun, kota Malang yang diperkuat anak-anak SSB Asifa Malang mampu bermain baik. "Kita kalah beruntung, tapi saya sudah ajukan keberatan tertulis di PP," paparnya.

Kegagalan tim sepak bola Lumajang, juga terjadi di tim Basket dan tim Voli Putra.(ls/red)

 

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.