Inilah Skuad Inti PSIL Junior di Piala Soeratin

Penulis : lumajangsatu.com -
Inilah Skuad Inti PSIL Junior di Piala Soeratin

Lumajang(lumajangsatu.com) - Terjun di Piala Soertin Cup 2016, Skuad PSIL Muda akan memakai skema 4-2-3-1 dalam menghadapi lawannya. Striker tunggal akan diisi oleh Yusron, siswa MAN Lumajang.

"Skema ini sangat cocok dan skuad yang ada, sangat mumpuni," terang Atim, Pelatih PSIL Muda, Sabtu(30/7).

Lanjut dia, untuk 3 gelandang akan diisi oleh Kukuh, Adam dan Juang. Ketiga gelandang serang ini untuk merusak dan menghancurkan pertahanan lawan.

"Kemudian gelandang serang ini di topang oleh dua gelandang bertahan yakni, Lukman dan Rafii sang kapten," jelasnya.

Sedangkan untuk 4 back bertahan ada jejeran Oki, Reza, Sofi dan Ridho. Dua back sayap akan membantu penyerangan secara cepat, bila dibutuhkan. "Dua back ini memiliki kemampuan yang cepat naik dan turun," terang pria yang juga Kasi Olah Raga di Kantor Pemuda dan Olah Raga itu.(ls/red)

 

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.