Karapan Kerbau, Antara Tradisi, Hobi dan Gengsi
Lumajang (lumajangsatu.com) - Karapan Kerbau (kebo) yang digelar di Desa Banyuputih Kidul Kecamatan Jatiroto antara Tradisi, Hobi dan Gengsi. Betapa tidak, hadiah bagi para pemenang juga tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk merawat kerbau.
Edy, salah satu peserta dan pemilik kerbau karapan mengaku harus menyiapkan ratusan butir telur bebek untuk jamu kerbau sebelum bertanding. Sekali diminumkan, 50 butir telur, dicampur jahe dan kunci dan persiapannya dua bulan sebelum pertandingan.
"Telur satu kerbau bisa 300 butir mas, jadi karena hobi saja bukan karena hadiahnya. Hadiahnya terlalu kecil untuk biaya perawatannya," jelas Edy, Minggu (02/04/2017).
Hal senada juga disampaikan Syahrul, menurutnya antar pemilik kerbau juga menjaga gengsi. Jika selalu menang dalam pertandingan, maka harga jual kerbau bisa mahal, bisa sampai 50 juta pererkor.
"Kalau sering menang, peranakannya juga bisa mahal harganya mas. Biasanya jika sering menang kalau dijual bisa laku 50 juta perekor, namun rata-rata tidak dijual," jelasnya.
H. Husain, ketua panitia karapan kerbau mengaku kegitan tersebut untuk menyambut masa tanam padi oleh petani. Disamping itu, untuk mempereerat silaturrahim antar pemilik kerbau di Lumajang dan sudah jadi tradisi.
"Ini adalah tradisi petani disini mas, sehingga dijadikan ajang silaturrahim antar pemilik kerbau," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi