Jadi Wisata Pemancingan, Bupati As'at Ajak Warga Jaga Kebersihan Kali Asem

Penulis : lumajangsatu.com -
Jadi Wisata Pemancingan, Bupati As'at Ajak Warga Jaga Kebersihan Kali Asem
Ratusan warga memenuhi bantaran sungai Kali Asem

Lumajang (lumajangsatu.com) - Mulai awal tahun 2018, wajah Kali Asem berubah, khususnya di kawasan jembatan Gambiran. Puluhan warga memanfaatkan dam yang baru dibangun sebagai wisata pemancingan. Mulai pagi, siang dan sore hari, masyarakat datang dari berbagai penjuru Kabupaten Lumajang.

Sebelum jadi wisata pemancingan, kawasan jembatan Gambiran terlihat sangat kumuh dan penuh sampah. Namun, setelah pembangunan tanggul dan dam sungai selesai, kini kali Asem berubah wajah. Terlebih pada malam hari, pemandangannya terlihat indah dengan kerlipnya lampu pelampung kail para pemancing yang berjajar.

Bupati Lumajang, Drs. H. As,at, M. Ag., menyambut gembira dan mendukung grup facebook TA-AL (Tongkrongan Arek-arek Lumajang) yang peduli terhadap kelestarian lingkungan kawasan Kali Asem. "Gagasan cerdas ini harus didukung, demi kelestarian lingkungan," ujar Bupati.

Bupati juga hadir di kawasan itu, pada Jum’at sore (19/01) dengan menebar ribuan lele ke dalam sungai. Meski hujan tak menyurutkan aktifitas para pemancing di sekitar jembatan Kali Asem Gambiran.
Penebaran lele yang dipancing warga bertujuan untuk menjaga lingkungan dan kebersihan sungai.

Hal itu juga bertujuan untuk mengajarkan masyarakat, bahwa kebersihan sungai sangat penting untuk kelestarian ekosistem air. Selama ini, sebagian masyarakat, membuang sampah rumah tangga di sungai. Sehingga, menjadikan pemandangan di kawasan itu, terlihat tidak sedap.

Kawasan sekitar dam Gambiran akan dijadikan pusat pemancingan yang murah-meriah bagi masyarakat. Sekaligus menciptakan obyek wisata baru yang sangat diminati warga masyarakat. Bupati berpesan kepada masyarakat, agar tidak membuang sampah sembarangan di sungai.

"Sampahe pun dibuang teng kali, bersih sanget diingoni iwak lan saget dipancingi maleh (sampahnya jangan sampai dibuang di sungai, kalau bersih bisa ternak ikan dan bisa dipancing kembali)," jelasnya.

Taufik Ismail Admin Grup Facebook TA-AL menyatakan kegiatan itu merupakan ide TA-AL yang meminta bantuan kepada Dinas Perikanan Kabupaten Lumajang yaitu ikan lele 1 kwintal. Rencanaya pada bulan Februari Dinas Perikanan akan memberikan kembali bantuan melalui pihak TA-AL berupa ikan lele, nila, mujaer, dan tawes sebanyak 1 kwintal.

Untuk keberlanjutan menjadikan kawasan sekitar jembatan Gambiran sebagai pusat pemancingan yang murah-meriah, ke depan bukan hanya ikan dewasa yang ditebar. Namun, juga akan ditebarkan bibit ikan.

Sungai kali asem, khususnya kawasan Jembatan Gambiran dan sekitarnya menjadi tumpuan masyarakat sekitarnya. Karena, air sumur warga, sanngat bergantung pada keberadaan Dam Gambiran. Selama Dam Jebol, dan masih dalam proses perbaikan, sumur-sumur warga banyak yang kehabisan air. Itu sebabnya, kelestarian lingkungan di kawasan tersebut harus dijaga bersama.

"Kalau banyak yang mancing, ada orang yang mau buang sampah ke sungai jadi malu. Kita juga teriaki jika ada warga yang akan membuang sampah ke sungai," pungkasnya. (Yd/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).