Pura Mandara Giri Semeru Agung Gelar Piodalan

Penulis : lumajangsatu.com -
Pura Mandara Giri Semeru Agung Gelar Piodalan
Ribuan umat Hindu bersembahyang di Pura Madara Giri Semeru Agung-Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Mulai tanggal 28 Juni-09 Juli 2018, Pura Mandara Giri Semeru Agung di Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang melaksankan upacara Piodalan (Puja Wali Krama). Ribuan umat Hindu dari seluruh Indoensia datang ke pura di kaki Gunung Semeru itu.

Wira Dharma, Ketua Pemuda Hindu Dharma Lumajang menyatakan pelaksanaan upcara berjalan lancar. Puncak Karya atau pembukaan dilaksanakan tanggal 28 Juni 2018 yang dihadiri oleh ribuan umat Hindu.

"Berjalan lancar mas, Piodalan dilangsungkan mulai tanggal 28 Juni-09 Juli 2018," ujar Wira, Jum'at (29/06/2018).

Dalam Piodalan yang digelar setiap tahun, semua umat Hindu yang akan menggelar sembahyang akan dijadwal. Yang paling banyak memag dari Bali, yang hampir setiap hari ada penjadwalannya.

"Setiap hari dijadwal masing-masing Kabupaten mas, yang paling banyak memang dari Bali," jelasnya.

Meski sedang menggelar upacara Piodalan, Pura Madara Giri tetap dibuka untuk umum. Wisatawan yang datang bisa masuk dengan mematuhi aturan pura.

"Tetap kita buka untuk wisatawan mas, tapi memang ada beberap area yang tidak bisa dikunjungi. Pengunjung tetap harus mematuhi aturan pura," pungkasnya.
Agni A. Megatrah, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata menyatakan bahwa Pura Madara Giri salah satu wisata religi yang di miliki Lumajang. Setiap tahun, ribuan umat Hindu pasti datang ke Senduro untuk bersembahyang.

"Ini adalah wisata religi unggulan Lumajang. Kerukunan antar umat beragama di Senduro menjadi penopang Pura Madara Giri Semeru Agung jadi wisata yang diminati," tuturnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).