Jakarta(lumajangsatu.com) - Malam tahun baru terasa getir bagi 26 ribu fasilitator Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM) Mandiri. Resmi hari ini mereka diberhentikan. Menghadapi 2015, mereka menjadi penggagguran. "Ini ada surat dari Kemendagri yang menyebutkan fasilitator PNPM Mandiri diberhentikan," jelas Fasilitator PNPM Mandiri Kabupaten Bekasi, Ujang Aliyuddin dilansir dari detik.com, Rabu (31/12/2014). Menurut Ujang, para fasilitator ini menerima pemberitahuan pada 29 Desember lalu dari Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD)."Jadi informasinya anggaran tidak masuk ke APBN," urai Ujang. Namun konon kabarnya, terkait masalah Dirjen PMD yang tak mau pindah ke Kementerian Pemberdayaan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Selama ini Dirjen PMD ada di bawah Kemendagri. Anggaran PNPM tak ada lagi di Kemendagri, tetapi di Kementerian Daerah Tertinggal. "Kami juga mendengar rumor itu," tambah dia. Para fasilitator PNPM diminta melakukan serah terima program ke Satker PNPM pada hari ini. "Kami semua shock, padahal untuk 2015 sudah ada program," terang Aliyudin. 26 Ribu fasilitator PNPM ini kini menjadi pengganguran. Mereka pun tak tahu harus mengadu kemana. "Kami ada rencana untuk menanyakan nasib kami, kalau tidak kabarnya teman-teman mau berunjuk rasa ke Jakarta menuntut keadilan," tutup dia.(detik.com/ls/red)
Indeks Berita
Tahun 2015, Saatnya Bersatu Jadi Terbaik Rek!
Tahun 2015 sebagai tahun baru, harus menjadi awal bagi kita semua sebagai masyarakat Lumajang untuk semangat baru. Lumajang harus meninggalkan dan melupakan di masa tahun 2014 dan harus lebih baik ditahun 2015. Ada moto bijak "Hari Ini Harus Lebih Baik dari Hari Kemarin, Besok Haru Lebih Baik dari Hari ini". Jika sama saja dalam kualitas dari kemarin, hari ini dan esok sama saja dan termasuk orang yang merugi. Sebagai masyarakat Lumajang, semuanya jelas ingin lebih baik lagi dalam semua hal kehidupan. Tahun 2014 harus jadi pengalaman, bukan malah disesali. Manusia yang kuat tidak akan mengeluh kegagalan ditahun 2014, namun dijadikan pegangan hidup dan tidak gagal lagi di tahun 2015. Lumajang ditahun 2014 banyak sekali cerita dan pengalaman yang harus dijadikan pijakan, bukan dilakukan kembali. Sudah saatnya Lumajang lebih baik menuju masyarakat sejahtera dan bermartabat seperti yang inginkan dua tokoh yakni Sjharazad Masdar dan As'at Malik. "Tahun 2015 semua masyarakat Lumajang harus lebih baik, sejahtera dan bermartabat," ungkap Wabup As"at Malik. "Lumajang Harus lebih baik,jangan mundur, karena itu kegagalan," kata Kapolres Lumajang, AKBP Singgamata. Mari tahun 2015 sebagai langka maju, bukan mundur dari pesatnya kemajuan zaman. Lumajang tidak bisa dibangun oleh sekelompok orang atau golongan tertentu, tetapi kebersamaan dengan gotong royong yang disampikan Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno. Lumajangsatu yang mempunyai moto "Bersatu Jadi Terbaik", Lumajang akan maju bila semua elemen masyarakat bersatu. Lumajang jangan sampai terpecah belah dalam membangun. Ini terbukti dalam sejarah Lumajang, hanya dengan bersatu Lumajang bisa disegani oleh Kabupaten lainnya dalam pembangunan. Selamat tahun baru 2015, Lumajang pasti bisa menjadi Kabupaten yang masyarakatnya sejahtera dan bermartabat.(red)
STAPA Center Sosialisasi Mengurangi Pekerja Anak di Area Perkebunan Tembakau
Lumajang(lumajangsatu.com)- PT HM Sampoerna Tbk, melalui payung program Sampoerna Untuk Indonesia (SUI) bekerjasama dengan STAPA Center Bangil dan KBM Mutiara Mandiri Desa Jokarto Tempeh Lumajang menggelar seminar dengan tema “Peningkatan Pemenuhan Hak Anak Atas Pendidikan dalam Upaya Mengurangi Pekerja Anak di Area Pertanian Tembakau”. Seminar serupa dilaksanakan di empat area, yaitu Jember, Probolinggo, Jombang dan Rembang. "Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak keluarga petani tembakau agar lebih memperhatikan pentingnya pendidikan bagi anak-anak," ujar Da'im Ketua STAPA Center Lumajang, Selasa (30/12/2014). Semnetara itu, ini,”ungkap Eri Andriani mewakili Direktur Stapa Center menyatkan, pengalaman mendampingi para petani tembakau di 11 kabupaten selama empat tahun, STAPA menemukan bahwa petani menginginkan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Sekitar 80% petani yang kami damping berusia lebih dari 40 tahun dengan pendidikan setingkat sekolah dasar (SD). Harapannya, anak-anak mereka dapat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kendalanya adalah akses layanan pendidikan tingkat menengah, termasuk jarak dan biaya transportasi. Oleh karena itu, misi pemerintah untuk meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan dan memperluas keterjangkauan layanan pendidikan akan membantu merealisasi harapan petani. Dalam hal ini, STAPA Center terus mendorong kesadaran petani tentang pendidikan anak-anak ini. Sejak tahun 2011, STAPA Center bekerjasama dengan Sampoerna telah menyelenggarakan program pemberdayaan keluarga petani tembakau di 11 kabupaten di propinsi JawaTimur, Jawa tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Lampung. Hingga tahun 2014, program ini telah menjangkau lebih dari 2.700 petani. Komitmen yang dibangun dengan petani tembakau dalam Community Learning Group (CLG) /Kelompok Belajar Komunitas adalah untuk meningkatkan akses pendidikan anak-anak dan melarang mereka untuk terlibat dalam Kegiatan pertanian tembakau. Upaya ini dilakukan bertahap dengan mempertimbangkan kondisi budaya masyarakat. STAPA Center melatih petani tembakau yang bergabung dalam CLG untuk mensosialisasikan Agriculture Labor Practices / Praktik Tenaga Kerja Pertanian (ALP). Selain itu, CLG juga mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan dengan mengelolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis, membentuk kelompok usaha produktif dan menguatkan organisasi kelompok tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Dalam menjalankan program ini, CLG besama STAPA CENTER bermitra dengan SKPD terkait (Dinas Pertanian dan Kantor Perkebunan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan, dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi) di wilayah masing-masing. “Salah satu prinsip dasar ALP adalah pelarangan terhadap keterlibatan pekerja anak dalam praktek ketenagakerjaan di area pertaniantembakau. Inisiasi program ini merupakan perwujudan komitmen Sampoerna untuk berkontribusi terhadap masyarakat luas, salah satunya ialah dengan melakukan upaya pencegahan pekerja anak di area perkebunan tembakau," jelasnya. Pihaknya berharap kontribusi STAPA dapat mendorong pemerintah untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan bagi anak-anak keluarga petani tembakau, sehingga jumlah pekerja anak dapat terus berkurang. Sejak tahun 1999, Indonesia telah berkomitmen melakukan tindakan pengurangan dan penghapusan pekerja anak. Berdasarkan laporan yang digagas ILO bersama Bank Dunia, UNICEF dan Bappenas dalam Understanding Children Work (UCW) tahun 2012, jumlah pekerja anak di Indonesia berusia 7 – 14 tahun sebanyak 2,3 juta. "Sebanyak 58% anak-anak bekerja di sektor pertanian. Tingginya angka keterlibatan anak-anak dalam sektor pertanian ini memerlukan perhatian dari berbagai pihak mengingat pekerjaan di sektor pertanian memiliki risiko berbahaya bagi kesehatan anak berkaitan dengan penggunaan bahan kimia, mesin besar dan alat-alat berbahaya lainnya serta kondisi iklim yang ekstrim," ujar Taruli Aritonang, Manager Contribution & CSR PT HM Sampoerna Tbk.(Yd/red)
Jelang Tahun Baru 2015, Polres Lumajang Musnahkan Ribuan Botol Miras
Lumajang(lumajangsatu.com)- Diakhir tahun 2014 jajaran Polres Lumajang memusnahkan ribuan minuman keras berbagai merk baik tradisional maupuan pabrikan. Pemusnahan dilakukan di halamaman Mapolres Lumajang yang dihadiri oleh Muspida, Muspika dan sejumlah ormas seperti PMII, Banser, FKPPI dan lainnya. "Selama operasi lilin kita berhasil menyita sekitar 1.888 minuman keras, baik itu tradisional maupun pabrikan," ujar AKBP Singgamata S.IK Kapolres Lumajang kepada seluruh undangan yang hadir, Selasa (30/12/2014). Dengan pemusnahan tersebut diharapkan bisa memberikan sedikit sumbangsih untuk menyelamatkan generasi muda Lumajang dari bahaya miras. Sebab, jelang tahun baru dan malam tahun baru biasanya banyak yang menenggak miras, bahkan yang lebih parah lagi meminum miras oplosan. "Minimal kita bisa menyelamatkan 2.000 orang yang menenggak minuman dengan pemusnahan sekitar 1.000 miras itu," jelas Kapolres. Muhammad Hariyadi, Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Lumajang menyambut baik langkah yang dilakukan polisi itu. Pihaknya berharap bahwa pemusnahan dan razia miras tidak hanya dilakukan pada akhir tahun saja. "Kita berharap razia dan pemusnahan miras tidak dilakukan pada akhir tahun saja, namun bisa dilakukan secara berkelanjutan, jika perlu dilakukan setiap minggu dengan jumlah yang besar," ujar Arya panggilan akrabnya itu.(Yd/red/)
Kapolres Lumajang Minta Pemkab Cabut Perda Miras dan Cabut Ijin Toko Penjual Miras
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kapolres Lumajang akan mengirim surat rekomendasi agar Pemkab Lumajang tidak menerbitkan ijin penjualan miras. Pasalnya, razia miras yang dilakukan Polisi terkendala dengan sejumla gudang dan toko penjual miras yang memiliki ijin penjualan. "Razia kita terkendala dengan sejumlah toko yang memiliki jin penjualan miras. Oleh sebab itu, besok kita akan kirim surat kepada Pemkab Lumajang agar tidak lagi menerbitkan ijin peredaran miras di Lumajang," ujar AKBP Singgamata S.IK Kapolres Lumajang saat acara pemusnahan ribuan botol miras, Selasa (30/12/2014). Kapolres berharap Lumajang menjadi sebagian kecil dari beberapa daerah yang secara resmi melarang bentuk peredaran miras. Meski ada perdanya, Kapolres berharap Eksekutif dan Legislatif bisa mencabutnya karena ijin peredaran miras sama sekali tidak ada untungnya. "Saya berani berdebat dengan siapapun, bahwa miras itu sangat merugikan tidak ada manfaatnya sama sekali," tegas bapak dua anak itu. Sementara itu, Dr. Buntaran Suprayitno Sekda Lumajang menyatakan akan melihat keberadaan ijin-ijin miras itu. Pihaknya mengaku akan berkoordinasi dengen Legislatif untuk mencabut Perda Miras dan melarang peredaran miras. "KIta lihat dulu ya, apa itu Perda, Perbup atau lainnya kita akan lihat dulu," terang Buntaran kepada sejumlah wartawan.(Yd/red)
Tak Ada Pesta Kembang Api, Polisi Akan Tutup 7 Pintu Masuk Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kapolres Lumajang AKBP Singgamata S.IK menegaskan perayaan pergantian tahun tidak ada kegiatan di kota Lumajang. Oleh sebab itu, Kapolres meminta agar tidak ada konfoi sepeda motor menuju kota Lumajang. Setelah kita koordinasi dengan pak Wabup, tidak ada perayaan kembang api api lainnya di alun-alun Lumajang, ujar Singgamata kepada sejumlah wartawan, Selasa (30/12/2014). Pihak kepolisian meminta kepada Kecamatan dan desa agar menggelar perayaan pergantian tahun 2014-2015. Dengan demikian konsentrasi masyarakat tidak akan terfokus disatu titik saja. Kita minta di Kecamatan ada kegiatan malam tahun baru 2015, jelasnya. Pihak kepolisian juga merencananakn adanya car free night untuk seterilisasi alun-alun dari kendaraan. Nantinya, masyarakat yang akan menuju alun-alun harus jalan kaki. Kita pertimbangkan car free night, kita lihat perkembangannya dulu, jelas pria murah senyum itu. Jajaran kepolisian akan melakukan penghadangan di tujuh titik menuju kota Lumajang. Antara Lain dari wilayah utara, selatan timur dan barat. Kita akan hadang konfoi di tujuh titik pintu masuk Lumajang, terangnya. Dalam pengamanan tahun baru 2015, Polres akan menerjunkan 2/3 kekuatan dibantu dari TNI, Satpol PP dan Dishub.(Yd/red)
Lima Penumpang AirAsia QZ 8501 Pernah Berdomisili di Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Dua penumpang AirAsia yang hilang dipastikan adalah orang Lumajang Warga Dusun Kalibening, Desa Pronojiwi Kecamatan Pronojiwo. Dua penumpang itu merupakan kakak dan adik yakni Ferni Yofina Purnomo (21-01-1988) dan adiknya Kristina Aulia Purnomo (10-09-1994). KEduanya merupakan anak dari Bambang Purnomo alias Jun Hing. "Kita sudah mendapatkan informasi dari pak camat Pronojiwo, bahwa ada dua orang warga Lumajang menjadi penumpang pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak saat penerbangan Juanda-Singapura," ujar As'at Malik Plt Bupati Lumajang saat dihubungi lumajangsatu.com, Senin (29/12/2014). Disingung tentang simpang siur masih ada warga Lumajang selain kedua orang itu, As'at membenarkannya. Menurutnya, ada lima lagi penumpang AirAsia QZ8501 yang pernah berdomisili di Lumajang. Namun, dari data yanga ada, kelimanya sudah pindah ke Malang dan Surabaya. "Lima lagi penumpang memang pernah tinggal di Lumajang, namun saat ini sudah pindah ke Malang dan Surabaya. Sehingga yang positif beridentitas Lumajang hanya dua orang itu," tarangnya. Dari data yang berhasil dihimpun lumajangsatu.com dua diantara lima penumpang yang pernah berdomisili di Lumajang adalah Susandhini Liman atau biasa disebut Sansan dan Lany Aktaviana. Susan pernah berada di Lumajang di Toko Rukun dan saat ini masih memiliki saudara di Kecamatan Jatiroto. Sedangkan Lany merupakan warga jalan Panjaitan Desa Melawang Kecamatan Klakah. Lany merupakan perempuan kelahiran 1988 dari keturuan suku Tionghoa dari ayahnya dan suku Madura dari ibunya. Karena kedua orang tuanya berpisah, akhirnya Lany pindah ke Surabaya.(Yd/red)
Warga Lumajang Penumpang Air Asia, Wabup Terus Pantau Berita Lewat Media Massa
Lumajang(lumajangsatu.com) - Ada warganya menjadi korban pesawat Air Asia hilang. Plt Bupati Lumajang, As'at Malik ikut memantau perkembangan pencarian pesawat Air Asia QZ8501 melalui media massa. "Kita pantau terus perkembangan bagaimana pencarian lewat media massa online dan televisi," ujar As'at Malik kepada lumajangsatu.com, Senin(29/12). Menurut dia, dirinya sudah meminta BPBD dan Camat Pronojiwo melakukan koordinasi serta komunikasi dengan lintas intansi dalam informasi pencarian Air Asia. "Kami juga minta komunikasi dengan keluarga korban tidak putus," jelasnya. Wabup berharap BPBD terus melakukan koordiansi dan komunikasi dengan tim pencari seperti Basarnas di Bandara Juanda.(ls/red)
Tiga Korban Asal Lumajang Alumni SMPK dan SMAK
Lumajang(lumajangsatu.com) - 3 penumpang pesawat Air Asia asal Lumajang ternyata lulusa sekolah SMPK Bhara Widya Jalan Alun-Alun Timur dan SMAK Jalan Dipenogoro. Kabar keduanya diketahui dari teman sesama alumni saat masih sama-sama tercatat sebagai siswi di dua sekolah. "Mas mereka bertiga teman sekolah," kata Ninan NDC, pembaca lumajangsatu.com melalui pesan singkat di BBM. Dia mengaku kaget, bila temannya juga menjadi penumpang pesawat air Asia. Pasalnya, mereka teman dekat dan sering kumpul dimasa sekolah. "Kami juga masi menunggu informasinya," jelasnya. Ketiga korban lulusan SMPK dan SMAK yakni, Ferni, Lani dan Kristin merupakan sahabat dekat dan sering melakukan komunikasi lewat BBM. Kini para sahabatnya sedang menunggu kabar ketiganya sambil memantau media online dan televisi.(Yd/ls/red)
Tiga Penumpang Air Asia Lumajang Berencana Reunian SMPK
Lumajang(lumajangsatu.com) - 3 Penumpang pesawat Air Asia yang hilang di Bangka Belitung saat menuju ke Singapura. Ternyata, ada cerita dan keinginan dari ketiganya mengelar reunian bersama teman-temannya semasa sekolah di SMPK Bhara Widya di Jalan Alun-Alun Timur. "Mas, kami kaget, mereka menjadi penumpang pesawat Air Asia yang hilang kontak, padahal ketiganya hendak merencanakan reunian di SMPK," ujar Nina NDC kepada lumajangsatu.com melalui pesan BBM, Senin(29/12). Nina menceritakan melalui pesan BBM, komunikasi dengan 3 temannya Ferni, Lanni dan Kristin sering dilakukan. Bahkan, meski berjauhan tempat tinggal, komunikasi semasa sekola terus berlanjut. "Saya sama lanni dan ferni aktif BBM-an 5 bulan terakhir soal pekerjaan," ujar Nina. Kini Nina bersama sahabat lainya terus berkomunikasi untuk memantau berita pencarian pesawat air Asia yang hilang kontak di Bangka Belitung melalui media online dan televisi.(Yd/Ls/red)