Lumajang(lumajangsatu.com)- Puluhan para pecinta alam yang tergabung dari berbagai elemen, Mapashi STKIP-STIT Muhammadiyah Lumajang, Vabfas Lumajang, PWG Gucilit, garis bebas Jember, Free lean Surabaya dan sejumlah elemen yang lainnya melakukan aksi bersih sampah Gunung Semeru, Lumajang. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk keprihatinan yang dlakukan oleh pecinta alam, pada banyaknya sampah-sampah yang ditingglakan oleh apara wisatawan pendaki Semeru yang tidak bertanggung jawab dengan kelestarian alam. Kegiatan bersih-besih sampah dilakukan selama empat hari, mulai 11-14 Oktober 2013. Menurut Arief salah satu peserta dalam kegiatan tersebut, aksi bersih sampah dimulai dari Ranu Kumbolo, Kali Mati, Arco Podho dan Puncak Semeru. Sungguh menyedihkan, sampah yang berhasil dikumpulkan mencapai puluhan kilogram. "Ada sekitar 15 karung plastik yang terisi sampah para wisatawan pendaki Semeru yang tidak bertanggung jawab dengan kelestarian alam Semeru," Ujar Arief. Rabu (16/10/2013) kapada lumajangsatu.com. Sampah-sampah yang telah terkumpul kemudian dibawa oleh para pecinta alam ke Pos Ranu Pane dan sebagian ditempatkan diranu Kumbolo kemudian dibawa oleh para porter. "Sebagian kita bawa turun, sebagian dibawa oleh para porter," Terangnya. Rata-rata sampah yang ditinggalkan oleh para pendaki berupa sampah plastik dan kaleng. Para pecinta alam yang peduli dengan Semeru meminta agar para pendaki tidak lagi meninggalkan sampahnya. Sehingga, alam Semeru bisa terjaga hingga ribuan tahun kedepan. "Kami akan terus melakukan aksi bersih sampah, agar para pendaki sadar bahwa meninggalkan sampah berakibat buruk pada alam," Pungkasnya.(Yd/red)
Indeks Berita
Kanparsenbud : Benda Cagar Budaya Bisa Dimiliki Secara Pribadi
Lumajang(lumajangsatu.com)-Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya di Lumajang sangat senang dengan keasadaran masyarakat akan melestarikan dan melindungan benda cagar budaya. Pasalnya, dilindungi dalam Undang-Undang RI No. 11 tahun 2010 tentang cagar budaya atas kepemilikan benda peninggalan sejarah yang kini bertebaran di Kabupaten Lumajang. Kakanparsenbud, Gawat Sudarmanto mengatakan, di UU RI No. 11 tahun 2011, untuk pemilikan dan penguasaan benda cagar budaya diatur dalam Bab IV di pasal 12. Dimana, benda cagar budaya bisa dimiliki secara pribadi, sepanjang tidak bertentangan dengan undangan-undangan dan memenuhi kebutuhan negara. "Dibab itu sudah diatur dengan jelas," ungkapnya. menurut dia, dengan banyaknya benda cagar budaya yang berserakan di wilayah Lumajang, bagi pemiliik secara pribadi bisa didaftarkan bila memiliki nilai budaya tinggi. Untuk menjaga benda cagar budaya, wajib sebagai masyarakat untuk mendaftarkan ke kanpanrsenbud dan diregistrasi. "Kita akan sesuaikan dengan undang-undang yang berlaga, sesuai dengan program pak Bupati, berdirinya museum sejarah daerah Lumajang," paparnya. Kanparsenbud berharap, bagi masyarakat yang menemukan benda cagar budaya atau peninggalan sejarah dilaporkan ke pemerintah atau aparat kepolisian setempat.(uji/red)
DPO Kembali, Teror Perampokan Marak dan Resahkan Warga Lumajang Selatan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi perampokan kembali marak di wilayah selatan Lumajang, seperti Kunir dan Pasirian, diendus oleh polisi sebagai pelaku-pelaku lama yang menjadi Daftar Pencarian orang (DPO). "itu pealu-pelaku lama yang mulai kembali," Ujar AKBP Singgamata SIK Kapolres Lumajang, Selasa (15/10/2013). Menurut Kapolres sejumlah DPO dari komplotan perampok yang kabur ke luar jawa, ditengarai sudah kembali lagi kewilayah Lumajang. Dampaknya, para pelaku mulai menebarkan keresahan di masyarakat dengan merampok sejumlah saudagar. "Ada 7 yang kabur dari 12 komplotan yang sebagin telah tertanggap 3 bulan yang lalu," Terang Kapolres kepada lumajangsatu.com. Polisi akan kembali menggalakkan penangkapan kepada para pelaku. Tim buser Polres Lumajang juga terus melakukan pengintaian terhadap para pelaku perampokan yang sudah meresahkan warga Lumajang. "Kita akan gallakan penangkapan," Jelasnya. Kapolres juga meminta kepada seluruh warga, untuk terus menggalakkan aksi perangi kejahatan dengan melakukan siskamling yang rutin. Dengan kegiatan ronda yang dilakukan oleh masyarakat, diharapkan bisa mempersempit ruang gerak dari para perampok untuk melakukan aksinya. "mari kita gallakan ronda dengan kentongan untuk memeprsempit ruang gerak pelaku," Pungkasnya. Seperti diberitakan seblumnya, aksi perampokan diwilayah selatan sangat marak. Namun, setelah polisi berhasil meringkus beberapa tersangka dan pelaku lain kabur ke luar pulau, aksi perampokan menghilang. Akan tetapi, belakangan ini aksi perampokan mulai marak lagi dan kembali meresahkan warga Lumajang selatan.(Yd/red)
Pemkab Lumajang Akan Gelar Takbir keliling Hari Raya Qurban 1434 H
Lumajang(lumajangsatu.com)- Pemeritah Kabupaten lumajang akan menggelar takbir keliling pada malam hari raya idul Adha 1434 H. Menurut Kabag Humas Pemkab, Edy Khusaini, seperti kegiatan rutinan setiap tahunya, Bupati dan jajaran Muspida akan menggelar takbir bersama di Masjid Agung Anas Machfudz. "Kegiatan rutin setiap tahunnya adalah takbir bersama di Masjid Agung Anas Machfudz,"Ujar Edy, Senin (14/10/2013). Kegiatan takbir bersama akan dimulai seusai sholat isyak. Sedangkan untuk kegiatan takbir keliling rencananya juga akan digelar. Fokus takbir keliling akan dipecah di dua titik. Ada yang bergerak kearah utara dan ada yang bergerak keselatan. "Rencananya juga kan ada takbir keliling," Tambahnya. Pada keesokan harinya, akan dilakukan Sholat Idul Adha bersama di masjid Agung. Usai Sholat dilakukan pemetongan hewan Qurban dialun-alun Lumajang. "Keeskoan harinya akan digelar sholat idul adha dan pemontongan hewan kurban," Jelasnya. Pemerintah menghimbaua kepada seluruh warga masyarakat yang akan melakukan kegiatan takbir agar tetap menjaga ketertiban, dan tidak keluar dari makna tambir sebagai syi'ar Agama.(Yd/red)
Amankan Takbir Keliling, Polres Lumajang kerahkan 2/3 Kekuatan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Jajaran Polres Lumajang akan menerjunkan 2/4 kekuatan untuk pengamanan malam takbir dan hari raya Idul Adha 1434 H. Pengamanan akan ditempatkan disejumlah titik keramaian dan toko-toko perbelanjaan. "Kita terjunkan 2/3 kekuatan atau sekitar 400 pesrsonel," Ujar AKBP Singgamata SIK, Kapolres Lumajang kepada lumajangsatu.com, Senin (14/10/2013). Menurutnya, seluruh kegiatan yang berhubungan dengan hari raya Qurban, akan mendapatkan pengamanan dari kepolisian. Pada malam takbirnya, kepolisian juga melakukan pengamanan dari kegiatan konfoi yang berpotensi menggangu kelancaran lalu lintas. "Informasinya akan ada konfoi, kita juga akan amankan agar tidak menggangu pengguna jalan atau aktifitas masyarakat yang lain," Terangnya. Kapolres meminta kepada seluruh masyarakat yang akan melakukan aktifitas konfoi untuk tetap menjaga ketertiban dan tidak ugal-ugalan dijalan. Polisi tentunya akan mengambil tidakan tegas jika ada konfoi yang berpotensi menggangu pengguna jalan yang lainnya. "Pengamanan dilakukan dengan semaksimal mungkin," Pungkasnya.(Yd/red)
Temukan Relief Candi Kunir, Pemkab Kirim Surat Ke BPCB Trowulan dan Balar Jogja
Lumajang(lumajangsatu.com)- Penemuan sejumlah artevak dalam bentuk relief Batara Dewi Durga dan relief kuda kencak di Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir menjadi perbincangan banyak kalangan. Baik di dunia nyata maupun didunia maya atau media sosial. Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Lumajang langsung mengambil langkah cepat, untuk melakukan penyelamatan pada benda-benda bersejarah tersebut. Pemerintah melakukan koordinasi dengan kepala Desa dan Polsek Setempat, guna melakukan pemasangan garis polisi pada lokasi penemuan. "Kita langsung koordinasi dengan kepala desa, polsek dan pemilik lahan untuk melakukan strerilisasi agar lokasi penemuan tidak lagi dilakukan penggalian," Ujar Gawat Sudarmato, Kepala Kantor Pariwisata Seni dan Budaya, Senin (14/10/2013). Selain melakukan seterilasasi dan sosialisasi kepada warga sekitar, pemerintah juga mengirim surat kepada Balai Arkeologi Jogja (Balar Jogja) dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, meminta agar ada penelitian. Namun, karena mulai sabtu hingga selasa libur bersama, maka surat secara resmi baru dikirim hari rabu. "Karena sabtu sampai Selasa libur panjang maka surat resmi baru dkirim hari Rabu, namun via Email surat sudah dikirim," Terang Gawat. Ia menambahkan, dengan upaya yang dilakukan pemerintah meminta agar Balar Jogja dan BPCB Trowulan meneliti sehingga bisa menguak sejarah temuan artevak tersebut. ia berharap kepada warga sekitar agar ikut menjaga lokasi penemuan dan melaporkan kepada pemerintah jika menemukan artevak yang lainnya.(Yd/red)
Perampok Sadis Kuras Harta dan Bunuh Kakek Umur 78 Tahun di Klakah
Lumajang(lumajangsatu.com)- Aksi kawanan perapok sadis kembali beraksi di wilayah Klakah, korbannya bernama Khomsari, Warga Desa Duren, Klakah. Tak hanya menguras harta benda korban, pelaku tega menghabisi korban yang sudah berumur 78 tahun dengan cara disekap dikamarnya. Warga dan tetangga korban langsung berhaburan datang dan memadati rumah korban, setelah mendengar aksi perampokan tersebut. Menurut warga, korban ditemukan sekitar jam 5 pagi, minggu (13/10/2013). Diketahui, korban tinggal sendirian dirumhnya yang besar itu. Pertama kali korban ditemukan oleh anaknya yang hendak menjenguk korban. Alangkah kagetnya, saat masuk rumah telah menemukan sang ayah, sudah meninggal dengan kondisi tertelungkup, kaki, tangan dan leher dalam kondisi terikat. "Kami dilapori warga bahwa ada perampokan, mendegar kabar itu kami langsung menghubungi polisi," Ujar Hanafi, Sekretaris Desa Duren, kepada sejumlah wartawan. Mendengar laporan adanya perampokan, polisi langsung menuju rumah korban, dan melakukan oleh tempat kejadian perkara. Dugaan sementara, kawanan perampok masuk kerumah melalui pintu samping timur. Perampok langsung menyekap korban didalam kamarnya. "Dugaan sementara kami, pelaku masuk kerumah melalui pintu samping timur," Ujar AKBP Singgamata SIK, yang memimpin lansgung oleh TKP. Namun, polisi masih belum bisa menyimpulkan kejadian tersebut sebagai aksi perampokan murni, atau ada motif lain yang dikemas seakan-akan ada perampokan. Polisi masih melakukan penyelidikan guna mengetahui motif tebunuhnya kakek Khomsari. "Kita masih lakukan penyelidikan apakah ini murni perampokan atau tidak," Terangnya. Dari rumah korban, didapati pelaku membawa sejumlah uang dan barang-barang elektronik. Guna kepentingan penyelidikan, mayat korban langsung dibawa kerumah sakit Dr Hariyoto untuk dilakukan outopsi.(Yd/red)
Pembuat Batu Bata Kedungmoro Temukan Bangunan Candi
Lumajang(lumajangsatu.com)-Seorang pembuat batu, bata, SUpriyadi (28) warga Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir menemukan sebuah candi disebuah lahan pertanian yang dijadikan tempat memproduksi batu bata. Penemuan bangunan cadi yang merupkan benda cagar budaya menjadi heboh dan tontonan pengunjung, Minggu(13/10). Penemuan candi ditemukan oleh Supriyadi, Sabtu(12/10) kemarin, akhirnya Berita dari mulut ke mulut itu kemudian di dengar sampai ke Polsek Kunir sehingga kemudian benda-benda purbakala tersebut di amankan ke Kantor Polsek Kunir. Supriyadi mengaku dirinya mengali tanah, karena kekurangan bahan untuk membuat batu merah. Ketika mengali itulah, banyak ditemukan batu bata memiliki ornamen berbagai bentuk. "Saya lapor polisi mas, khawatir itu benda sejarah," terangnya. Lokasi penemuan candi terus didatangi masyarakat untuk membenarkan kabar soal adanya benda cagar budaya. Sedangkan aparat desa dan kepolisian melakukan pengamanan dengan police line, khawatir ada pencurian sehingga merugikan Lumajang sebagai kawasan sejarah.(yan/red)
Inilah Sejumlah Temuan Di Candi Kunir, Ada Dewi Durga dan Relief Kuda Kencak
Lumajang(lumajangsatu.com)-Pembuat batu bata, Supriyadi (28) warga Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir, saat mengali menemukan struktur bangunan candi. Dia juga menemukan berbagai artefak kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi. Temuan benda-benda purbakala di desa Kedung Moro ini tergolong unik karena didapati adanya struktur batu bata merah yang ornamennya berupa: Pertama, relief perwujudan arca Betari Durga setinggi 46 cm dan lebar 21 cm yang di ukir di atas batu bata merah. Betari Durga sendiri dalam kepercayaan Hindu diyakini sebagai istri dari Betara Syiwa. Hal ini dapat diperkirakan bahwa struktur bangunan ini di perkirakan adalah tempat pemujaan yang berhubungan dengan aliran Syiwa. Hal ini diperkuat juga dengan letak daerah dimana candi ini ditemukan, dimana ada aliran sungai sejauh 100 meter dari lokasi temuan yang dapat diperkirakan sebagai penunjang untuk candi pemujaan. Kedua, ada relief arca kuda setinggi 18 cm dan lebar 25 cm yang lengkap dengan pelananya. Hal ini diperkirakan merupakan hiasan pelengkap dalam relief candi tersebut. Ketiga, ada relief genta setinggi 19 cm dan lebar 19 cm Genta sendiri merupakan alat kelengkapan upacara dalam ritual agama Hindu. Keempat, batu bata sebagai fondasi candi dengan panjang 35 cm dan tebal 25 cm. Sekretaris MPPM Timur, Lutfi Amerta mengatakan, temuan ini sangat bagus bagi Lumajang sebaga kawasan cagar budaya. Dengan adanya temuan ini, semakin memperkuat Lumajang adalah sebuah daerah kuno yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Setiap jengkal tanah di Lumajang banyak sekali peninggalan sejarah, terangnya.(yan/red)
MPPMT : Temuan Candi di Kunir Sangat Kuat Nilai Sejarah Ke-Lumajangan
Lumajang(lumajangsatu.com)-Temuan candi dan artefak kuno oleh, Supriyadi (28) pembuat batu bata warga Desa Kedungmoro Kecamatan Kunir. Aktivis Cagar Budaya, Masyarakat Peduli Peninggalan Majapahit Timur (MPPMT) penemuan tersebut dalam kajian sejarahnya bisa dikaitkan dengan toponim nama Desa dan Kecamatan. MPPM dapat menemukan beberapa penggalan-penggalan kosong yang sementara ini hilang dalam merangkai sejarah peradaban kerajaan Lamajang Tigang Juru yang dipimpin oleh Arya Wiraraja. Kerajaan besar sebagai penyeimbang kerajaan Majapahit yang eri bu kota di Arnon (Situs Biting sekarang) memang banyak meninggalkan bangunan-banguna yang bahannya terbuat dari batu bata merah. Demikian juga kepemimpinan Arya Wiraraja yang bernama muda Banyak wide tyang mempunyai arti “Brahmana yang cerdik” telah banyak meninggalkan bangunan pemujaan seperti yang ada di Candi Agung Kecamatan Randu Agung, maupun di Petilasan Menak Koncar, Situs Biting Kecamatan Sukodono. Untuk penemuan di struktur candi di Desa Kedung Moro ini, sejarahnya dapat kita telusuri dari sejarah desa setempat. Desa Kedung Moro sendiri pada mulanya merupakan suatu desa bernama Dor Gowok, yang kemudian dibagi menjadi 2 yang salah satunya adalah desa Kedung Moro. Desa Dor Gowok sendiri merupakan sebuah desa kuno yang dapat diketahui dari asal katanya. Dimana berasal dari kata Durgo atau Betari Durgo yang merupakan istri dari Dewa Syiwa yang arca perwujudannya dipahatkan dalam relief batu bata diatas. Tak jauh dari tempat ditemukannya struktur candi ini pada tahun 1980-an telah ditemukan sebuah Arca Lembu Andini yang merupakan kendaraan Dewa Syiwa dan merupakan suami dari Betari Durga. "Dari beberapa temuan yang ada ini dapat ditarik kesimpulan bahwa agama Hindu yang berkembang di Lamajang Tigang Juru adalah beraliran Syiwa. Hal ini diperkuat juga dengan kepercayaan suci terhadap gunung Semeru sebagai tempat Dewa Syiwa bertahta." Kata Mansur Hidayat, Ketua LSM MPPMT dan juga sejarawan Lumajang itu. Dalam Babad Negara Kertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1359 Masehi, wilayah Kunir yang sekarang menjadi Kecamatan tempat struktur bangunan yang diperkirakan candi ini ditemukan telah disebut sebagai tempat yang di singgahi oleh raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada dalam perjalanannya berkeliling daerah Lamajang. " Dalam Babad tersebut, daerah Kunir disebut sebagai tempat untuk mencapai daerah Sadeng yang merupakan pelabuhan besar kerajaan Lamajang Tigang Juru." ujar pria yang juga Penulis Buku Arya Wiraraja dan lamajang Tigang Juru. Dari bukti-bukti yang ada, beserta tinggalan-tinggalan yang ditemukan ini paling tidak semakin terkuak, bukti-bukti kekayaan peninggalan sejarah di kerajaan Lamajang Tigang Juru. Nah, sekarang terserah kepada Pemerintah dan jajaran yang berwenang, apakah peninggalan-peninggalan yang sangat berharga tersebut akan dijadikan sebagai inspirasi yang berharga atau menguap dan hilang begitu saja seperti ketika sebuah struktur candi di hancurkan dijadikan SD Inpres Kunir 01 pada tahun `1990-an maupun hilangnya benda-benda purbakala di kantor Pendidikan & Kebudayaan Kabupaten Lumajang pada tahun 1990-an. Masyarakat peduli Peninggalan Majapahit Timur, akan selalu melakukan inventarisasi tentang jumlah maupun kualitas benda-benda tersebut. Disamping itu juga akan dilakukan advokasi terhadap masyarakat sekitar sehingga mereka akan lebih paham untuk menghargai peninggalan-peninggaln bersejarah ttersebut. Dalam hal ini yang utama, bahwa para penemu benda-benda bersejarah tersebut harus diberi kompensasi yang setimpal sehingga masyarakat akan merasa lebih dihargai dan tentunya perawatan dan pelestarian benda tersebut ketika ada di tempat penyimpanan.(yan/red)