Lumajang(lumajangsatu.com)- Kemarahan masyarakat di desa Papringan Kecamatan Klakah terhadap Perhutani terkait dengan kejelasan dana sharing rupanya sudah tidak bisa dibendung lagi. Setelah beberapa waktu yang lalu mereka mendatangi kantor Wakil Administratur Perhutani di Lumajang , sejak hari sabtu lalu masyarakat memasang spanduk yang bertuliskan “Sesuai dengan Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 682/KPTS/DIR/2009 tetang Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat dan Nomor 436/KPTS/DIR/2011 tentang Pedoman Berbagi Hasil Hutan Kayu, maka dengan ini kami peringatkan agar supaya Perhutani tidak melakukan aktifitas penanaman kembali sebelum dana sharing tahun 2012 dan 2013 diberikan kepada masyarakat”. isi spanduk yang dipasang di jalan utama menuju hutan Gunung Lemongan. Aksi yang dilakuka warga sangat beralasan, karena sampai detik ini Perhutani tidak kunjung memberikan dana sharing kepada masyarakat dari hasil pemanenan akasia yang sebesar 25 %, sebaliknya masyarakat mendengar bahwa Perhutani akan menanami kembali hutan produksi mereka sebelum dana sharing dicairkan. “Ini hak masyarakat yang ada di sini, Perhutani harus memberikannya karena aturannya memang seperti itu. Kalau Perhutani tidak mencairkannya berarti Perhutani telah melakukan tindak pidana penggelapan dan kami akan memperkarakan ini ke ranah hukum” tegas Ilal Hakim tokoh masyarakat di desa Papringan, Selasa (14/01/2014) Warga juga kesal dengan Perhutani karena untuk rencana penanaman yang akan datang Perhutani akan menanam sengon Albasia. Padahal selama ini Albasia merupakan tanaman rakyat yang ditanam di sela-sela tanaman pokok perhutani seperti Mahoni dan Akasia. “Kalau Perhutani tanam albasia lantas rakyat mau tanam apa?. Kalau begini caranya sama halnya rakyat disuruh mati” keluh Muhlisin salah satu petani hutan di desa Papringan. Kemarahan rakyat ini semakin sengit ketika mendengar bahwa untuk kedepan masyarakat tidak lagi boleh mengolah tanah di bawah tegakan atau menjadi pesanggem lagi, karena semua akan dikelola oleh Perhutani sendiri.(Yd/red)
Indeks Berita
Pemuda Gucialit Ingin Air Terjun Antrukan Pawon Jadi Wisata Andalan Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Tadak hanya memiliki pemadian alam dan hamparan pesisir pantai selatan, Lumajang juga memiliki puluhan air terjun dengan pemandangan alam yang sangat memukau. Namun, karena pengelolaan yang kurang maksimal maka potensi tersbut tidak begitu tergarap. Salah satu Kecamatan yang memiliki puluhan air terjun adalah Gucialit. Daerah yang berada disebelah barat kota Lumajang itu juga memiliki hamparan kebun teh dengan pemadangan yang menghijau. Salah satu air terjun adalah air terjun antrukan pawon yang berada di desa Kertowono kecamatan Gucialit. Antrukan atau air terjun ini menpunyai ketinggian sekitar 30 meter. Air terjun antrukan pawon memiliki bentuk yang unik, karena mirip tukung atau sarang pawon. Sejumlah pemuda yang peduli dengan potensi daerahnya mencoba mengenalkan kepada dunia luar. Melelui dunia sosial facebook, foto-foto antrukan pawon di uplaud di media sosial. Hasilnya, sejumlah orang penasaran dan datang ke antrukan tersebut. "Ini air terjun yang sangat indah dan masih alami," ujar Daniel pengunjung asal kota Jember, Selasa (14/01/2014). Sementara itu, para pemdua gucialit berharap agar potensi wisata yang ada didaerahnya bisa tergarap dengan maksimal. Para pemuda berharap campur tangan Pemerintah sehingga potensi wisata yang ada bisa segera dikenal dan semakin banyak pengunjung. "Saya warga asli kertowono sangat berharap agar air terjun ini bisa di jadi obyek wisata andalan kecamatan Gucialit selain kebun teh kertowono yang sudah banyak dikenal," ujar Siti, sa;lah satu Pemuda yang aktif meneglakan wisata daerahnya.(Yd/red)
Dari Puncak Gunung Wayang, Terlihat Indahnya Semeru dan Cekungan Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- kabupaten Lumajang yang berdampingan dengan Kabupaten Jember, Malang dan Probolinggo memiliki banyak tempat yang mempesona. Disamping Gunung Semeru, Gunung Lemongan Gunung Sawur, Lumajang juga memiliki Gunung Wayang berada di desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro. Dari atas gunung Wayang, terlihat jelas Gunung Semeru dan Lumajang yang mencekung seperti mangkok. Pesona akan memebuat orang tercengang, ketika gunung Semeru ketika malam hari mengeluarkan lava. Sedangkan pagi harinya, pengunjung akan disuguhi pemandangan matahari terbit dan hamparan sawah yang menghijau. Dari Lumajang ke arah gunung Wayang kira-kira membutuhkan waktu satu jam. Sedangkan dari kaki gunung Wayang pendaki hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Berada di puncak gunung wayang sangat cocok untuk pendaki pemula. "Cocok untuk pendaki pemula, karena medan tidak terlalu sulit hanya ditumbuhi dengan pohon bambu," ujar Sulton, salah satu pendaki yang menikmati indahnya puncak gunung Wayang, Senin (13/01/2014). Di kaki gunung Wayang, warga sekitar telah menyiapkan tempat parkir seharga 5 ribu rupiah setiap sepeda motor. Disamping itu, warga juga menyiapkan kayu bakar bagi mereka yang berniat untuk menyalakan api unggun saat malam. "Dibawah kita cukup bayar parkir, dan bagi pendaki yang ingin membuat api unggun, warga sudah menyipakan kayu kering," jelasnya. Disamping itu, bagi para pendaki juga disiapkan bibit pohon untuk ditanam di lereng atau puncak gunung Wayang. Sehingga, bagi para pendaki disamping bisa berwisata juga bisa ikut menjaga kelestarian alam. "Warga juga menyiapkan bibit pohon bagi para pendaki," pungkasnya.(Yd/red)
PAD Pariwisata Lumajang Lebih Besar Dibandingkan PAD Pasir
Lumajang(lumajangsatu.com)- Pasir Lumajang menjadi salah satu kebanggaan pemerintah untuk menunjang pemasukan pada sektor pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Lumajang. Namun, ternyata PAD sektor pasir sangat sedikit bahkan tidak mampu melampoi PAD Lumajang dari sektor wisata Lumajang. "PAD pasir galian C untuk 2013 tercapai Rp 2.110.590.000, dari target yang ditetapkan Rp 2.575.000.000," ujar Rochmaniah Kepala Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Lumajang, Sabtu (11/01/2014). Seperti halnya yang disampaikan Bupati Lumajang Sjahrazad Masdar, bahwa menurunnya hasil PAD dari sektor pasir akibat Gunung Semeru tidak lagi mengeluarkan pasir, Rochmaniah juga mengungkapakn hal yang sama. Menurutnya, banjir yang terjadi beberapa kali di sungai penghasil pasir ternyata tidak membawa pasir. "Meski sudah musim hujan, namun banjir yang terjadi tidak membawa pasir dari atas, sehingga bahan baku pasir menjadi sedikit," paparnya. Lanjut Rochmaniah, pada tahun 2013 persedian pasir yang berada disungai sudah menipis berbeda dengan tahun 2008-2009, dimana banjir yang terjadi banyak sekali membawa material pasir. DPKAD berpatokan menipisnya persedian pasir disungai, didsarkan pada semakin menurunnya setoran pajak dari 23 pengusaha tambang pasir galian C. "Bomingnya pasir galian C terjadi pada tahun 2008-2009, saat ini semakin menurun, terbukti dari setoran pajak 23 pengusaha pasir yang masuk ke kas daerah hanya sejumlah itu," tambahnya. Sistem penyetoran pajak pada pasir galin C menggunakan self assessment, yakni pengusaha diberikan keleluasaan untuk menghitung pajaknya sendiri. Sistem ini akan merugikan daerah jika para pengusaha pasir nakal, dengan menghitung sedikit pajaknya, padahal pasir yang dikeluarkan sangat banyak. Sekedar iformasi, PAD pasir galian C lebih sedikit dibandingkan PAD dari sektor pariwisata. Dari data Kantor Pariwisata Seni dan Budaya yang saat ini sudah menjadi dinas, PAD wisata Lumajang mencapai 2,2 milyar lebih, dari target 2,1 milyar.(Yd/red)
Wisata Lumajang Akan Dikembangkan Kewilayah Kaki Gunung Semeru
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kantor Pariwisata Seni dan Budaya yang telah berubah menjadi Dinas, pada tahun 2013 berhasil memenuhi target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata yang dikelola Pemrintah. Bahkan, dari target 2,1 milyar Dinas Pariwsiata bisa melebihi target menjadi 2,2 milyar lebih. "Alhamdulillah target PAD dari sektor wisata tahun 2013 bisa tercapai, bahkan melebihi target yang ditetapkan," ujer Gawat Sudarmanto, Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Lumajang, Sabtu (11/01/2014). PAD yang dihasilkan sebesar itu berasal dari pemasukan wisata Selokambang, Water Park KWT, Segi tiga ranu Klakah, pantai TPI Tempursari, Pantai Bambang, Pantai Wotgalih dan gua tetes Pronojiwo. Pada tahun 2014 PAD pariwisata kembali dinaikkan menjadi 2,3 milyar. "Target PAD wisata dinaikkan tidak signifikan hanya sekitar 2,3 milyar," jelasnya. Gawat tidak berani menaikkan terllalu banyak karena pada tahun 2014 ada perbaikan total dipemandian alam Selokambang. Sehingga dikawatirkan akan menggangu jumlah pengunjung karena ada perbaikan. "2014 ada perbaikan di Selokambang, sehingga akan berdampak pada jumlah kunjungan," terangnya. Pada tahun 2014, pariwisata akan melakukan pengembangan tenpat wisata kewilayah Kecamatan Senduro keatas. Seperti diketahui, Lumajang memiliki Gunung Semeru, namun tidak menikmati PAD dari gunung semeru dari sektor wisatanya. "Kita akan kembangkan wisata Lumajang kewilayah barat, gunung Semeru dan puncak B 29 sebagai pengembangan objek wisata," pungkasnya.(Yd/red)
Bagi Hasil Pasir Besi Tak Sebanding Dengan Kerusakan Jalan di Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Ditengah aksi demo yang dilakukan warga dan mahasiswa Lumajang untuk mendesak perbaikan jalur Tempeh-Lumajang akibat truck pasir besi, ternyata PAD untuk kabupaten sangat sedikit. Dana bagi hasil dan royalnti yang dterima pemkab Lumajang haya Rp. 377.460.090. "Per-Desemeber 2013 dana bagi hasil dari pemerintah pusat untuk Lumajang mencapai Rp. 119.223.407 dan royalti untuk pasir besi Rp. 258.722.683," ujar Rochmaniyah Kepala Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Lumajang, Jum'at (10/01/2014) Lebih lanjut Rochmaniyah menjelaskan, pembagian dari tambang pasir besi dari pusat kedaerah dibagi menjadi empat bagian. Hasil untuk pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota penghasil dan pemerintah kabupaten/kota sekitar. Pembagian dari iuran tetap (landrent) untuk pemerintah pusat dari bagi hasil 20 persen, pemerintah provinsi 16 persen, Kabupaten/Kota penghasil 64 persen, sedangkan royalti dari landrent pemerintah pusat 20 persen, pemerintah provinsi 16 persen, Kabupaten/Kota penghasil 32 persen dan Pemerintah Kabupaten/Kota sekitar 32 persen. "Dari iuran tetap atau disebut dengan landrent Pemeritah Lumajang mendapatkan 64 persen bagi hasil dan 32 persen dari royalti tambang pasir besi," tambahnya. Uang yang disetorkan oleh pengusaha tambang akan langsung masuk ke kas Negara. Sehingga pemasukan dari tambang langsung bisa dicek di kas daerah. "Setoran dari pengusaha tambang langsung ke kas Negara," pungkasnya.(Yd/red)
Truck Tronton Dilarang Melintas Jalan Tempeh-Lumajang, Stockpile Pasir Besi Pindah ke JLT
Lumajang(lumajangsatu.com)- Selama perbaikan jalan Tempeh-Lumajang truck tronton dilarang melitas. Namun, Kamis malam ada saja sopir yang nekat menerobos meskipun sudah dijaga oleh warga, polisi, satpol PP dan Dinas Perhubungan. "Tadi malam itu bukan ditangkap mas, tapi warga mengingatkan sopir kenapa yang lain tidak lewat tapi kalian kok lewat, akhirnya kita turun untuk mengamankan lokasi takut terjadi sesuatu," ujar AKP Samirin, Kasatlantas Polres Lumajang, Jum'at (10/01/2014) Truck gandeng yang nekat menerobos berjumlah dua truck yang mana sopirnya adalah orang Tempeh sendiri. Melihat ada kesempatan untuk menerobos karena kondisi sepi akhirnya nekat untuk lewat. "Sopir trucknya orang tempeh sendiri," jelasnya. Dari pantauan lumajansatu.com, pasca dilarangnya truck besar melintas jalur Tempeh-Lumajang, sejumlah tempat pengepokan pasir besi (Stockpile) langsung berpindah kesejumlah titik. Salah satunya Stockpile berpindah di jalan lintas timur (JLT). Nampak aktifitas dump truck mengankut pasir dan diturunkan di Stuckpile. Sedangkan belasan truck tronton sudah mengantri untuk diisi dengan pasir besi.(Yd/red)
Besamaan Pileg dan Pilpres, 2014 di Lumajang Tidak Ada Pilkades
Lumajang(lumajangsatu.com)- Sejeumlah desa yang gegal mengelar Pilkades pada akhir tahun 2013, nampaknya kembali tertunda hingga tahun 2015. Pasalnya, edaran surat Kemendagri menyebutkan tahun 2014 tidak ada pemilihan karena bersamaan dengan Pileg dan pilpres. "Untuk desa yang belum menggelar pilkades kemaren, kita tunda hingga 2015 karena adanya surat edaran dari Kemendagri," ujar Arif Sukamdin Kabag Pemrintahan Desa Kabupaten Lumajang, Jum'at (10/01/2014). Disinggung tentang pengganti Kades, Arif menyebutkan pemerintah memiliki konsep kepala desa sementara. Yang terpenting tidak ada kekosongan pimpinan, sehingga pelayanan public tidak akan terganggu. "Pemerintah memiliki konsep Kades sementara, apa itu PJ Kades, PLH atau yang lainnya tergantung nanti," terangnya. Diberitakan sebelumnya, sejumlah desa seperti desa Kalidilem Kecamatan Randuagung sejumlah warga melakukan aksi menuntut segera digelar pilakdes. Namun, tetap gagal karena warga dikumpulkan di Kecamatan dan dijanjikan pilkades akan digelar pada awal tahun 2014.(Yd/red)
Resmi Ditahan KPK, Anas Terima Kasih Pak SBY Kado Tahun Baru 2014
Jakarta(lumajangsatu.com)- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Anas Urbaningrum setelah diperiksa sekira lima jam diperiksa penyidik. "Hari ini saya menjalani pemeriksaan dan per jam 18.00 WIB saya dinyatakan ditahan. Ini adalah hari yang bersejarah buat saya dan Insya Allah hari ini adalah bagian penting untuk saya menemukan keadilan dan kebenaran," ujar Anas di Kantor KPK, Jumat (10/01/2014). Dihadapan media, Anas mengucapkan terimakasih kepada sejumlah nama di antaranya adalah kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Di atas segalanya saya terimakasih yang besar kepada Pak SBY. Mudah-mudahan peristiwa ini punya arti, makna, dan menjadi hadiah tahun baru 2014," kata Anas. Tak lupa ia juga mengucapkan terimakasih pada Abraham Samad dan penyidik KPK. "Terimakasih Pak Abraham Samad. Terimakasih kepada para penyidik yang memeriksa yaitu Endang Karsa dan Bambang Sukoco. Terimakasih juga kepada tim penyelidik yang dipimpin Heri Moryanto," tuturnya.(Aktual.co)
Warga Desa Rojopolo Buka Paksa Pintu Ruangan Sekdes
Lumajang(lumajangsatu.com)- Puluhan warga desa Rojopolo Kecamatan Jatiroto membuka paksa pintu ruangan sekretaris desa Hasan Santuso. Aksi buka paksa tersebut buntut panjang dari Pilkades yang telah digelar. Jum'ah salah satu perwakilan warga menyatakan, pembukaan paksa dilakukan karena Hasan Santuso tidak menyerahkan kunci setelah mundur dari jabatan sekdes. Disamping itu, hasan juga dalam pilkades yang digelar beberapa waktu lalu kalah. "Kami curiga ada apa dengan ruangan Sekdes, karena yang bersangkutan tidak memberikannya kepada Kades Terpilih ibu Sukiyanti," ujar Jum'ah kepada sejumlah wartawan, Kamis (09/01/2014) Sebelumnya, warga telah melakukan nego dengan Hasan Santuso. Namun, yang bersangkutan berbelit-belit dan tak kunjung memberikan kunci. Warga akhirnya geram dan melakukan tindakan sendiri dengan membuka paksa pintu ruangan sekdes. "Kita sudah ngomong kepada pak Hasan namun tetap saja kuncinya tidak diberikan," jelasnya. Dari pantauan, sekitar 50 warga Rojopolo sekitar Jam 11.00 wib berkumpul di balaidesa. Warga denga menggunakan linggis langsung memebuka pintu ruangan sekdes. Meski sempat dicegah oleh Sukiyanti, kepala desa terpilih agar tidak mendongkel pintu, upaya tersebut gagal. Warga tetap melakukan pembukaan paksa pintu. Setelah mendongkel pintu akhirnya membubarkan diri.(Yd/red)