Ekonomi

OJK Punya daftar Investasi Bodong

OJK Jember : Masyarakat Harus Aktif Laporkan Investasi Ilegal

Lumajang (Lumajangsatu.com) - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) wilayah Jember Azilsyah Noerdin mengatakan sekarang ini masih marak masyarakat yang menjadi korban investasi ilegal atau investasi bodong. OJK ingin hadir sebagai pihak yang bisa memberikan edukasi kepada masyarakat agar terhindar dari iming-iming investasi bodong.

Idul Adha

Selep Daging Lumajang Meraup Berkah di Hari Raya Kurban

Tekung (Lumajangsatu.com)-Saat Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban pastinya identik dengan bagi-bagi daging Kurban, sehingga masyarakat tentu mendapatkan daging yang melimpah. Ternyata, menjadi berkah jasa giling (seleb) daging dan diburu warga terutama kaum hawa.Hal ini yang menguntungkan bagi selep daging seperti yang ada di Pasar Karangbendo. Imam Mashudi (35) salah satu karyawan selep mengungkapkan, dipredeksi seperti tahun-tahun sebelumnya, hingga dua minggu kedepan setepah Idul Adha dipastikan jasa giling miliknya akan ramai."Tiap habis lebaran sampai dua minggu kedepan selalu ramai, soal omset juga naik dua kali lipat dari hari biasa," ungkap Imam saat ditemuilumajangsatu.com, Jum'at(24/8/2018).Banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang ingin menghaluskan daging kurban, membuat selep daging antre. Salah satu warga, Asri Warga Karanglo (37) ibu rumah tangga yang ingin menggiling daging kurban ini mengatakan, ia datang dari pukul 13.00 dan itu masih harus mengantre."Dari pukul 13.00 sampai sekarang masih antre, ini mau nyelep daging untuk dibuat bakso biar tambah lama mengkonsumsinya," ungkapnya.Selain itu, dia mengatakan, lebih memilih menggiling dari pada dihaluskan sendiri agar lebih praktis. "Kalau bikin sendiri di rumah malah lebih repot, di sini kan praktisnya dari rumah bawa daging aja terus di sini diselepin udah termasuk bahannya juga, pulang-pulang tinggal nyetak aja, " katanya. (ind/red)

Idul Adha

Bumbu Daging Kurban Laris Manis Saat Hari Raya Idul Adha

Lumajang (Lumajangsatu.com)-Kuah sarat rempah masak dalam sebuah dandang besar itu menebarkan aroma yang memenuhi ruang dapur rumah milik Supri Astuti, 43 tahun, di Dusun Sekarwadung Desa Karangbendo Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang. Tutik, sapaan Supri Astuti, baru menyelesaikan bumbu rendaman bagi daging yang akan dimasak dengan cara satai (sate).Tercium bau rempah lantaran kuah dipenuhi daun salam, daun jeruk, ketumbar, bunga lawang atau pekak, hingga laos.Wangi kapulaga dan serai juga dominan. Juga ada kesan aroma cengkih di sana.“Biar bau daging seperti bau prengus itu bisa hilang," kata Tutik, Senin (12/8/2019).Dapur milik Tutik memproduksi sedikitnya 400 plastik bumbu rendaman daging hari ini. Produksi bumbu sebanyak ini untuk memenuhi permintaan bumbu beberapa hari ke depan.Pasalnya, kegiatan memasak daging berlangsung seiring pembagian daging kurban yang dilakukan massal pada musim Lebaran Haji di Hari Raya Idul Adha seperti sekarang ini. Industri rumahan milik Tutik pun kecipratan rezeki lantaran permintaan meningkat.Tutik menceritakan, dapur kecilnya pun menggenjot produksi bumbu mulai dari gule, tongseng, opor, rawon, bestik, sate, soto, hingga rica-rica. Bumbu rendang tentu saja yang paling laris di antara semua jenis bumbu. Ia memproduksi 4.000 bungkus plastik bumbu rendang untuk meladeni permintaan pasar musim Lebaran Haji ini.Satu bungkus bumbu rendang bikinannya bisa membumbui 1 kilogram daging. Bumbu tongseng juga tidak kalah banyak hingga 1.500 bungkus, menyusul kemudian bumbu untuk masakan sate.“Kami menjual sebanyak 10.000 bungkus bumbu di Idul Adha tahun ini, lebih banyak dibanding tahun lalu yang 7.000 bungkus,” kata Tutik.Harganya juga terjangkau. Satu kemasan bumbu Rp 5.000 per bungkus, disebar lima sales ke pasar tradisional. Setelah sampai di pasar orang menjualnya bisa sampai Rp 6.000 per bungkus. Kalau COD atau diantar sampai rumah maka harga bisa Rp 8.000 per bungkus.Tutik menekuni bisnis bumbu sejak 2004. Bahan baku dan racikan bumbu diyakini yang membuat produksinya semakin laris dan bertahan sampai sekarang.