Lumajang(lumajangsatu.com)- Ditengah-tengah turunnya harga gula produksi Pabrik Gula di Lumajang, Masyarakat berinisiatif berjualan tebu di Jl.A.Yani Lumajang depan makam pahlawan dengan harga yang murah, Selasa (10/06/2014). H. Inisial penjual es sari tebu mengaku masih baru memulai berjualan sejak bulan Mei 2014 kemaren, sehingga ditengah turunnya harga gula tebu banyak dijual oleh petani dengan harga yang lebih tinggi. "Saya beli tebunya Rp.20.000/Bendel dari petani mas," ungkap pria yang namanya enggan disebutkan itu. Pembeli air sari tebu lumayan tinggi, sebab banyak masyarakat yang suka air tebu itu, namun kalau memakan tebunya secara langsung mereka merasa kesulitan. "Dari pada makan tebunya, mending saya beli es disini saja mas, lebih murah lebih banyak dan lebih nyaman," ujar Sarwono salah satu pelanggan es sari tebu. Sementara ide unik penjual air sari tebu itu mengaku senang karena bisa meraup penghasilan di atas Rp.20.000/Hari. "Alhamdulillah kadang rame mas," tambahnya.(Mad/red)
Ekonomi
Demi Sesuap Nasi, Misto Bertahan Menjadi Pedagang Sepeda Ontel
Lumajang(lumajangsatu.com)- Ditengah-tengah arus globalisasi dan gaya hidup yang serba mesin, masyarakat Desa Klakah Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang masih setia dengan profesinya sebagai bengkel sepeda ontel, selasa (10/06/2014). Misto, salah satu pedagang sepeda ontel mengaku, ia mencari sesuap nasi dengan berprofesi sebagai pedagang sepeda ontel selama 20 tahun. "Saya berjualan sepeda ontel ini sejak tahun 1995 mas," ungkap misto saat ditemui di tempat kerjanya di Jl.G.Ringgit Stand Pasar Klakah Lumajang. Pendapatan yang berhasil dikumpulkan misto relatif cukup untuk bertahan hidup dengan keluarganya, dalam seminggu kadang ia bisa menjual sebanyak 3-5 sepeda dengan harga yang berbeda. "Yang kecil saya jual Rp.125.000 kalau yang besar saya jual Rp.250.000," tambahnya. Sepeda ontel yang banyak diburu oleh masyarakat masih disominasi sepeda mini atau sepedanya anak-anak. Pasalnya sepeda itu digunakan untuk alat transportasi sekolah para siswa/i di Pedesaan Kecamatan Klakah dan Ranuyoso. "Yang banyak diburu masyarakat adalah sepeda mini mas, untuk kendaraan kesekolah sebab kalau bawa sepeda motor kalau didaerah sini rawan perampasan," ujarnya.(Mad/red)
Awal Musim, Harga Nangka Meroket
Lumajang(lumajangsatu.com)- Pedagang buah di sepanjang jalan Raya Klakah Desa Mlawang Kecamatan Klakah menjual nangka dengan harga tinggi. Pasalnya buah nangka yang dijual adalah buah nangka pertama dari musim tanun ini, Senin (09/06/2014). Nari, salah satu pedagang yang memasang stand jualan di sisi jalan Raya itu mengaku, buah nangka yang dijual dengan harga tinggi karena nangka masih langka. "Nangkanya langka mas, jadi mahal," ungkapnya. Harga nangka yang dijual oleh pedagang bervariasi, mulai dari Rp.50.000 sampai Rp.100.000/Buah. Namun kalau sudah banyak buah nangka yang masak, maka harga nangka pun menurun. "50 ribu yang kecil, kalau yang besar 100 ribu lebih mas. Tapi kalau pas musiman ada yang 10 ribu sampai 15 ribu/buah," tambah pria yang sudah 10 tahun berjualan. Bahrul, salah satu pengguna jalan yang hendak membeli mengaku, nangka yang dijual di jalan itu mahal. Padahal ia sangat menginginkan buah nangka untuk dijadikan oleh-oleh ke kerabatnya yang dirumah. "Padahal saya ingin beli nangka, tapi tidak jadi wes, mahal," ungkapnya. mereka berharap, pihak pemerintah daerah mematok harga yang pas untuk buah nangka sebab, nangka merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat. "Ya kalau nangkanya murah enak, soalnya saya suka sekali sama nangka," tambahnya.(Mad/red)
Petani di Lumajang Pusing, Pupuk Menghilang Dari Peredaran
Lumajang(lumajangsatu.com)- Para petani di Lumajang dibuat pusing dengan kalangkaan pupuk. Pasalnya, sudah hampir satu bulan keberadaan pupuk dikios penjual pupuk menghilang. "Kita bertanya kepada para penjual pupuk katanya tidak ada," ujar Suigsan salah satu petani tebu yang juga anggota DPRD Lumajang, Sabtu (31/05/2014). Kelangkaan pupuk membuat petani baik petani tebu dan holtikultura menjadi kebingugan. Jika menggunakan pupuk paket, yakni paket kimia dan pupuk organik dirasa sangat mahal karena sebagian pupuk yang dibeli tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman petani. "Kalu kita gunakan pupuk paket, maka pupuk organiknya tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman kita," jelasnya. Jika kondisi tersebut dibiarkan begitu saja oleh Pemrintah, maka para petani terancam gagal panen dan persediaan beras di Lumajang akan terancam menipis. Saat ini, petani sangat membutuhkan pupuk tersebut karena tanaman yang sudah ditanam oleh petani sudah masuk musim pemupukan. "Kalau seperti ini terus, pupuk langka saat tanaman masuk masa pemupukan maka para petani terancam gagal panen atau panennya tidak akan maksimal," jelasnya. Sementara itu, Paiman Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang pada awal bulan Mei menyatakan bahwa alokasi pupuk pada bulan Mei sudah mulai didroping kemasing-masing kios penjual pupuk resmi. "Pada awal bulan ini sudah di droping oleh distributor, itu berdasarkan informasi dari teman-teman yang ada di lapangan," terang Paiman. Meski sudah jelas-jelas membuat panik para petani karena pupuk menghilang dari pasaran, namun Pemirntah enggan dianggap keberadaan pupuk langka. Sebab, peredaran pupuk dan kuota pupuk sudah diatur melelui Surat Keputusan (SK) bupati. "Saya kira tidak langka ya, karena kuota pupuk sudah diatur SK bupati," jelasnya. Lebih lajut Paiman menjelaskan tentang mekanisme penyaluran pupuk hingga sampai kepada para petani. Pupuk akan disalurkan dari produsen kepada gudang penyanggah, kemudian disalurkan kepada distributor. Dari distributor kemudian disalurka kepada masing-masing kios penjual pupuk sesuai dengan jatah masing-masing. Paiman Juga yakin, kelangkaan pupuk tidak akan berpengaruh kepada penurunan panen padi di Lumajang. "Saya kira tidak ada permainan ya, karena proses pendistribusiannya sudah jelas," pungkasnya.(Yd/red)
Ingin Naik Haji, Petani Lumajang Tanam Sengon Laut
Lumajang(lumajangsatu.com)- Masyarakat pegunungan meliputi kecamatan kedungjajang, Klakah dan Ranuyoso lebih memilih bertani sengon. Pasalnya pohon sengon merupakan tanaman kayu yang menjanjikan dan dapat untuk tabungan masa depan. Badri (43), Salah satu warga Desa Sawaran Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang, mengaku, lebih memilih menanam sengon dari pada kayu yang lainnya. "Kalau sengon 5 tahun sudah bisa di panen mas," ujarnya pada lumajangsatu.com saat dikonfirmasi, sabtu (31/05/2014). Jenis Sengon Laut banyak diminati oleh masyarakat Lumajang, selain lebih kuat dibanding dengan jenis sengon tekek dan buto sengon laut juga lebih banyak manfaatnya. "Perawatannya juga tidak ruwet mas," tambahnya. Bertani sengon merupakan tabungan untuk bisa berangkat ke tanah suci bagi masyarakat pedesaan. "Rencananya untuk naik haji mas, ya semoga saja terkabulkan," tegasnya.(Mad/red)
Pemkab Tutup Mata, Tukang Becak di Lumajang Tak Berdaya
Lumajang(lumajangsatu.com)- Lima tahuhn terakhir, penumpang becak sepi. Para tukang becak mengeluh karena tidak mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah. Sadir (65) dan Slamet (63) dua pengguna becak yang ngepos di Jl. PB. Sudirman No.190 depan Toko Baju Baliko mengaku, pendapatannya selama lima tahun terakhir mengalami penurunan yang drastis, karena sepinya penumpang. "Lima tahun ini pendapatan kami menurun drastis," ungkap Sadir pria asal Desa Labruk pada lumajangsatu.com saat ditemui ditempatnya ngepos menunggu penumpang, Jumat (30/05/2014) sekitar pukul 13.00 WIB. Pendapatan rata-rata tukang becak di Lumajang berkisar Rp.25.000 sampai Rp.30.000/hari kalau penumpang rame, namun ketika penumpang sepi mereka kadang hanya bisa membawa pulang uang seberas Rp.8.000/hari. "Kalau rame sekitar 25-30 ribu/hari, namun kalau pas sepi kami hanya dapat 8 ribu/harinya mas, tambahnya. Sadir sudah lama menjadi tukang becak di Lumajang, selain itu sepulang dari kerja sadir sambil membawa celurit untuk mengambil rumput untuk makan ternaknya. "Saya sejak tahun 1971 mas, selain becak saya juga memelihara sapi dirumah," tandasnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Slamet, rekan sadir. Slamet mengaku selama lima tahun terakhir tidak mendapat bantuan apa-apa dari Pemerintah Daerah. "Kami tidak dikasih apa-apa mas dari pemerintah, padahal dulu ketika Pak Fauzi bupatinya tukang becak di Lumajang masih diberi 1 unit becak dan uang," sautnya. Tukang becak berharap Pemerintah Daerah juga berkenan memperhatikan warganya yang berprofesi sebagai tukang becak di Lumajang. "Kami dikasih apa gitu, bantuan perbaikanlah atau solusi agar penumpang kami tidak sepi lagi," harapnya. (Mad/red)
Gara-gara Pilpres, Petani Tebu Lumajang Galau
Lumajang(lumajangsatu.com)- Menghadapi Pilpres 09 Juli mendatang, Pemerintah import gula sehingga harga gula lokal murah sekitar Rp.8.250/Kg, Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) Lumajang, galau. Zainul Musthofa, salah satu anggota APTR mengaku galau dengan kondisi harga gula yang makin murah, pasalnya harga gula murah karena Pemerintah bulan mei 2014 mengimpor sebanyak 27.000 Ton gula. "Bulog bulan ini mengimpor 27.000 ton gula mas," ungkapnya saat ditemui dikediamannya, kamis (09/05/2014) sekitar pukul 11.20 WIB. PG Djatiroto yang beroperasi sekitar seminggu yang lalu diperkirakan akan mengalami kelebihan gula kalau tetap beroperasi dua bulan lagi, dan hasil gilingan gulanya akan dititipkan ke gudang PT.Kertas Leces Probolinggo. "Gudang PG Djatiroto sudah tidak muat mas, jika pabrik terus menggiling hingga 2 bulan lagi," tambahnya. Pihak Manajemen dan APTR masih belum menemukan titik temu terkait penyelesaian persoalan harga yang murah, karena kalau kondisi ini dibiarkan begini terus imbasnya kepada petani. "Masalah siapa yang akan membeli gula kita mas," tambahnya. Petani Tebu berharap, pemerintah segera memberikan solusi terbaik agar petani tidak mengalami kerugian yang besar. "Seharusnya kan pemerintah membeli gula lokal agar petani tidak rugi,"harapnya.(Mad/red).
Inilah Masalah Perbankan Saat Ini
Jakarta - Pengamat Ekonomi Yanuar Rizky mengatakan, perbankan Indonesia sedang menghadapi persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan pendanaan. "Ketatnya likuditas ini akan membuat ruang pertumbuhan kredit perbankan menjadi berkurang. Solusi terbaik adalah konsolidasi perbankan dan Bank BUMN harus menjadi lokomotifnya. Kita butuh Bank BUMN yang kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi agar tetap solid dalam berbagai situasi," jelasnya akhir pekan ini. Likuiditas ketat yang kini dihadapi oleh sejumlah bank bisa diselesaikan dengan memangkas jumlah bank dan mendorong terjadinya konsolidasi. Apalagi sesuai Arsitektur Perbankan Indonesia (API), jumlah bank yang kini sebanyak 120 bank akan dipangkas menjadi hanya 80 bank. Melalui konsolidasi tersebut industri perbankan Indonesia akan menjadi lebih sehat dan kuat, sehingga tidak mudah goyah ketika terjadi gejolak ekonomi seperti yang pernah terjadi di tahun 1999 dan 2008 lalu. Akibat tingkat suku bunga tinggi saat ini, banyak bank yang tidak mampu bersaing dengan bank-bank besar yang didukung dengan SDM, Sistem Teknologi dan Jaringan yang sangat besar. Dengan ketatnya likuiditas perbankan tercermin dari tingginya Loan To Deposit Ratio (LDR) Perbankan Indonesia. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2014 tingkat LDR bank konvensional yang mencapai 91,17%, meningkat tajam dibandingkan periode sama 2013 sebesar 84,93%. Bank Indonesia membatasi ratio LDR maksimal 92%. Akibat ketatnya likuiditas ini sejumlah bank memiliki LDR jauh diatas ketentuan BI.(inl/red)
Pasar Buah Tradisional Ranuyoso Menjadi Terminal Kelapa Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kelapa hasil panen masyarakat Lumajang dijual di Pasar Buah Tradisional Ranuyoso Jl. Raya Ranuyoso Lumajang, sehingga pasar buah tersebut menjadi terminal kelapa yang hendak dijual kembali ke kota-kota Besar di Jawa Timur, Rabu (21/05/2014). Nasir, 67 salah satu petani kelapa mengaku bahwa dirinya sudah 20 tahunan menjual hasil panen kelapa di pasar buah Ranuyoso Lumajang. "Saya sudah dari dulu jual kelapa disini mas," ujarnya. Kelapa dari berbagai penjuru Lumajang dijual di Pasar Buah Ranuyoso dengan berbagai harga yang relatif murah mulai dari Rp.2.500 sampai Rp.3.500 perbiji. "Harganya murah mas, sekitar Rp.2.500 sampai Rp.3.500," imbuhnya. Kelapa yang diperjual belikan di Pasar Buah Tradisional Ranuyoso itu akan dijual kembali ke kota-kota besar di Jawa Timur seperti Pasuruan, Surabaya, Sidoarjo dan Kabupaten/Kota sekitarnya. "Kelapa ini akan dijual lagi ke Surabaya, Sidoarjo dan lain-lain," imbuh Pria asal desa tegalbangsri itu.(Mad/red)
Pasca Pileg, Pemasang Papan Reklame Sepi
Lumajang(lumajangsatu.com) - Pasca Pileg 09 April 2014 lalu, banyak terpampang reklame-reklame yang kosong tanpa iklan di Jalan Raya Ranuyoso hingga Lumajang, Senin (12/05/2014). Andre salah seorang pemilik papan reklame menyatakan, papan reklame miliknya murni bisnis, dan diakui olehnya bahwa tahun 2014 banyak yang memakai jasa papan reklamenya. "Kami ini murni bisnis mas, tapi tahun 2014 saya akui memang banyak yang memakai jasa reklame saya" ujar pria asal kota Jember itu. setelah Pileg 09 April 2014 kemaren, papan reklame milik andre kosong tanpa iklan, bahkan pria itu memprediksi untuk Pilpres mendatang sepertinya tidak akan membawa dampak yang signifikan bagi jasa reklame miliknya. "Kalau Pilpres kayaknya jauh mas, apalagi jika ukuran reklamenya 2x1 meter" tambahnya. Harga penyewaan papan reklame relatif murah dan terjangkau, sesuai dengan kontrak yang akan disepakati, "Harganya murah kok mas" imbuhnya.(Mad/red)