Lumajang(lumajangsatu.com)- Keluhan para petani tebu Lumajang mulai ditanggapi oleh ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Lumajang. Menurutnya, saat ini harga jual gula anjlok, sehingga gula petani tidak bisa terjual sesuai HPP, yang berimbas pada mandeknya Deliveri Order (DO) yang tidak kunjung cair. "Bisa di cek di pasar Lumajang, harga gula ada dijual 8.300, jika harganya segitu maka tentunta harga gula dari PG akan lebih murah," ujar H. Eko Yuli ketua APTRI Kabupaten Lumajang. APTRI tetap berharap akan ada investor yang tetap membeli gula para petani yang saat ini masih ada di PG Jatiroto. Harga gula dipasar anjlok diperkirakan karena banyaknya stok gula, sehingga permintaan pasar sangat sedikit. Disinggung tentang adanya wadah baru Himpunan Petani Tebu Rakyat Lumajang (HPTRL) Eko menyebutkan tidak masalah. Petani mau menjual sendiri atau tidak, hal itu adalah hak petani karena itu adalah gula petani. "Kalau mau dijual sendiri gak masalah lawong itu gula mereka, namun katika sudah tidak laku jangan sampai ngeroweng dan salahkan orang lain serta minta pertanggung jawaban PG atau APTRI," terangnya. Jika memang akan dimabil oleh para petani, maka gula tersebut harus dibawa pulang. Jika gula tetap ditaruh di gudang PG, maka APTRI juga tidak bisa bertanggung jawab jika ada biaya sewa gudang. Dengan keberadaan HPTRL, Eko mengaku senang karena pekerjaan APTRI akan terkurangi. Sebelumnya, gula petani dibawah APTRI sudah ada yang menawar, namun karena ada gejolak pedagang tersebut akhirnya mundur karena tidak mau mengambil resiko. "Saya malah senang dengan adanya wadah itu, karena beban APTRI terkurangi," papar Kades Kalidilem itu. Eko mencontohkan, seperti harga cabe, jika harga mahal maka para pedagang akan datang sendiri. APTRI kata eko akan fokus untuk mencari investor yang akan membeli gula milik petani yang berada di bawah APTRI. "Kalau ada pertemuan di PG Jatiroto terkait dengan kelompok diluar APTRI, maka tidak perlu untuk dihadiri," pungkasnya.(Yd/red)
Ekonomi
Kelangkaan BBM Sebentar Lagi Berimbas Naiknya Harga Sembako
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kelangkaan BBM yang sudah terjadi hampir tiga terakhir, nampaknya masih belum berimbas pada naiknya sejumlah kebutuhahn bahan pokok dipasar Lumajang. Menurut Rohim, Staf Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindak) dari pantauan hari Rabu (27/08) di sejumlah pasar seperti Senduro, Tempeh dan pasar baru Lumajang harga barang masih relatif stabil. "Kemarin kita pantau masih relatif stabil tidak ada kenaikan kebutuhan bahan pokok," terangnya kepada sejumlah wartawan, Kamis (28/08/2014). Dari pantuan kepada penjual dan pemasok barang harga bahan pokok juga tetap stabil. Namun/ jika kelangkaan terus berlanjut dan terjadi penurunan stok barang karena keterlambatan pengiriman, dimungkian harga bahan pokok juga akan terkena imbansnya. "Dari para distributor juga tidak ada kenaikan harga, gak tau juga jika kelangkaan ini tetap terjadi hingga seminggu lagi," paparnya. Disperindak kata Rohim akan terus melakukan pemantauan terkait dengan perkembangan harga-harga bahan pokok. Disamping ke pasar, Disperindak juga memantau perkenbangan BBM yang ada di SPBU seputaran kota Lumajang. "Dari data yang diberikan petugas, DO dari SPBU telah dilakukan, namun memang pasokan yang tidak datang sehingga terjadi kelangkaan BBM yang mengakibtkan antrian panjang di sertip SPBU di Lumajang" pungkasnya.(Yd/red)
Batu Akik Bulu Macan Banyak Ditemukan Disungai Perkebunan Tebu PG Jatiroto
Lumajang(lumajangsatu.com) - Pencarian batu akik bulu macan yang pernah dikenakan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus meluas. Kabarnya, batu bulu macan di temukan di Dusun Karang Anyar Desa Dawuhan Wetan Kecamatan Rowokangkung dan meluas ke Desa Kalidilem Kecamatan Rowokangkung dan Desa Sukosari Kecamatan Jatiroto. "Ya banyak ditemukan di sungai diwilayah kebun tebu milik PG Jatiroto," ujar Samsuri, Penambang asal Jember. "Kemarin ada warga menemukan seniali 14 juta," ujar Misno, kepala dusun Karang Anyar. Para pengepul batu akik bulu macan berdatangan dari Surabaya dan Jakarta. Bahkan, permintaan akik bulu macan dari kalangan orang kelas atas dan memiliki jabatan di pemerintahan serta perusahaan berskala Internasional.(kln/red)
Menjelang Idul Fitri, Makanan Ringan Mulai di Pasarkan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Berbagai macam makanan ringan sudah mulai dipasarkan kepada masyarakat, di Pasar Baru Lumajang. Stand Bu Sukrimah yang berjualan makanan ringan di E17 Pasar Baru Jl. Fatahillah Lumajang, menjual berbagai macam makanan ringan khas perayaan hari raya idul fitri sejak beberapa pekan terakhir, Jumat (04/07/2014). Siti Fatimah, salah satu pembeli asal Desa Bulaktal Yosowilangun, mengatakan, ia sengaja membeli makanan ringan di pasar baru lumajang untuk persiapan suguhan yang akan diberikannya kepada para tamu ketika hari raya idul fitri mendatang. "Ya buat sanak saudara yang datang kerumah nanti mas," paparnya. Kue yang dijual di Pasar-pasar di Lumajang berbagai macam makanan ringan, mulai dari makaroni, kacang, kacang atom dan banyak lagi yang lainnya. "Saya beli makaroni mas, sebab keponakan saya banyak yang suka makaroni," tambahnya. Dalam adat masyarakat muslim di Lumajang khususnya, suguhan makanan ringan dalam menyambut hari raya idul fitri merupakan kebiasaan masyarakat muslim, sebab dalam momentum hari raya idul fitri dijadikan sebagai momentum berma'af-ma'afan dalam menebus dosa di masa lampau. (Mad/red)
Kreatif, Warga Lumajang Jual Sari Tebu Dengan Mesin Tradisional
Lumajang(lumajangsatu.com)- Ditengah-tengah turunnya harga gula produksi Pabrik Gula di Lumajang, Masyarakat berinisiatif berjualan tebu di Jl.A.Yani Lumajang depan makam pahlawan dengan harga yang murah, Selasa (10/06/2014). H. Inisial penjual es sari tebu mengaku masih baru memulai berjualan sejak bulan Mei 2014 kemaren, sehingga ditengah turunnya harga gula tebu banyak dijual oleh petani dengan harga yang lebih tinggi. "Saya beli tebunya Rp.20.000/Bendel dari petani mas," ungkap pria yang namanya enggan disebutkan itu. Pembeli air sari tebu lumayan tinggi, sebab banyak masyarakat yang suka air tebu itu, namun kalau memakan tebunya secara langsung mereka merasa kesulitan. "Dari pada makan tebunya, mending saya beli es disini saja mas, lebih murah lebih banyak dan lebih nyaman," ujar Sarwono salah satu pelanggan es sari tebu. Sementara ide unik penjual air sari tebu itu mengaku senang karena bisa meraup penghasilan di atas Rp.20.000/Hari. "Alhamdulillah kadang rame mas," tambahnya.(Mad/red)
Demi Sesuap Nasi, Misto Bertahan Menjadi Pedagang Sepeda Ontel
Lumajang(lumajangsatu.com)- Ditengah-tengah arus globalisasi dan gaya hidup yang serba mesin, masyarakat Desa Klakah Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang masih setia dengan profesinya sebagai bengkel sepeda ontel, selasa (10/06/2014). Misto, salah satu pedagang sepeda ontel mengaku, ia mencari sesuap nasi dengan berprofesi sebagai pedagang sepeda ontel selama 20 tahun. "Saya berjualan sepeda ontel ini sejak tahun 1995 mas," ungkap misto saat ditemui di tempat kerjanya di Jl.G.Ringgit Stand Pasar Klakah Lumajang. Pendapatan yang berhasil dikumpulkan misto relatif cukup untuk bertahan hidup dengan keluarganya, dalam seminggu kadang ia bisa menjual sebanyak 3-5 sepeda dengan harga yang berbeda. "Yang kecil saya jual Rp.125.000 kalau yang besar saya jual Rp.250.000," tambahnya. Sepeda ontel yang banyak diburu oleh masyarakat masih disominasi sepeda mini atau sepedanya anak-anak. Pasalnya sepeda itu digunakan untuk alat transportasi sekolah para siswa/i di Pedesaan Kecamatan Klakah dan Ranuyoso. "Yang banyak diburu masyarakat adalah sepeda mini mas, untuk kendaraan kesekolah sebab kalau bawa sepeda motor kalau didaerah sini rawan perampasan," ujarnya.(Mad/red)
Awal Musim, Harga Nangka Meroket
Lumajang(lumajangsatu.com)- Pedagang buah di sepanjang jalan Raya Klakah Desa Mlawang Kecamatan Klakah menjual nangka dengan harga tinggi. Pasalnya buah nangka yang dijual adalah buah nangka pertama dari musim tanun ini, Senin (09/06/2014). Nari, salah satu pedagang yang memasang stand jualan di sisi jalan Raya itu mengaku, buah nangka yang dijual dengan harga tinggi karena nangka masih langka. "Nangkanya langka mas, jadi mahal," ungkapnya. Harga nangka yang dijual oleh pedagang bervariasi, mulai dari Rp.50.000 sampai Rp.100.000/Buah. Namun kalau sudah banyak buah nangka yang masak, maka harga nangka pun menurun. "50 ribu yang kecil, kalau yang besar 100 ribu lebih mas. Tapi kalau pas musiman ada yang 10 ribu sampai 15 ribu/buah," tambah pria yang sudah 10 tahun berjualan. Bahrul, salah satu pengguna jalan yang hendak membeli mengaku, nangka yang dijual di jalan itu mahal. Padahal ia sangat menginginkan buah nangka untuk dijadikan oleh-oleh ke kerabatnya yang dirumah. "Padahal saya ingin beli nangka, tapi tidak jadi wes, mahal," ungkapnya. mereka berharap, pihak pemerintah daerah mematok harga yang pas untuk buah nangka sebab, nangka merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat. "Ya kalau nangkanya murah enak, soalnya saya suka sekali sama nangka," tambahnya.(Mad/red)
Petani di Lumajang Pusing, Pupuk Menghilang Dari Peredaran
Lumajang(lumajangsatu.com)- Para petani di Lumajang dibuat pusing dengan kalangkaan pupuk. Pasalnya, sudah hampir satu bulan keberadaan pupuk dikios penjual pupuk menghilang. "Kita bertanya kepada para penjual pupuk katanya tidak ada," ujar Suigsan salah satu petani tebu yang juga anggota DPRD Lumajang, Sabtu (31/05/2014). Kelangkaan pupuk membuat petani baik petani tebu dan holtikultura menjadi kebingugan. Jika menggunakan pupuk paket, yakni paket kimia dan pupuk organik dirasa sangat mahal karena sebagian pupuk yang dibeli tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman petani. "Kalu kita gunakan pupuk paket, maka pupuk organiknya tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman kita," jelasnya. Jika kondisi tersebut dibiarkan begitu saja oleh Pemrintah, maka para petani terancam gagal panen dan persediaan beras di Lumajang akan terancam menipis. Saat ini, petani sangat membutuhkan pupuk tersebut karena tanaman yang sudah ditanam oleh petani sudah masuk musim pemupukan. "Kalau seperti ini terus, pupuk langka saat tanaman masuk masa pemupukan maka para petani terancam gagal panen atau panennya tidak akan maksimal," jelasnya. Sementara itu, Paiman Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang pada awal bulan Mei menyatakan bahwa alokasi pupuk pada bulan Mei sudah mulai didroping kemasing-masing kios penjual pupuk resmi. "Pada awal bulan ini sudah di droping oleh distributor, itu berdasarkan informasi dari teman-teman yang ada di lapangan," terang Paiman. Meski sudah jelas-jelas membuat panik para petani karena pupuk menghilang dari pasaran, namun Pemirntah enggan dianggap keberadaan pupuk langka. Sebab, peredaran pupuk dan kuota pupuk sudah diatur melelui Surat Keputusan (SK) bupati. "Saya kira tidak langka ya, karena kuota pupuk sudah diatur SK bupati," jelasnya. Lebih lajut Paiman menjelaskan tentang mekanisme penyaluran pupuk hingga sampai kepada para petani. Pupuk akan disalurkan dari produsen kepada gudang penyanggah, kemudian disalurkan kepada distributor. Dari distributor kemudian disalurka kepada masing-masing kios penjual pupuk sesuai dengan jatah masing-masing. Paiman Juga yakin, kelangkaan pupuk tidak akan berpengaruh kepada penurunan panen padi di Lumajang. "Saya kira tidak ada permainan ya, karena proses pendistribusiannya sudah jelas," pungkasnya.(Yd/red)
Ingin Naik Haji, Petani Lumajang Tanam Sengon Laut
Lumajang(lumajangsatu.com)- Masyarakat pegunungan meliputi kecamatan kedungjajang, Klakah dan Ranuyoso lebih memilih bertani sengon. Pasalnya pohon sengon merupakan tanaman kayu yang menjanjikan dan dapat untuk tabungan masa depan. Badri (43), Salah satu warga Desa Sawaran Kecamatan Klakah Kabupaten Lumajang, mengaku, lebih memilih menanam sengon dari pada kayu yang lainnya. "Kalau sengon 5 tahun sudah bisa di panen mas," ujarnya pada lumajangsatu.com saat dikonfirmasi, sabtu (31/05/2014). Jenis Sengon Laut banyak diminati oleh masyarakat Lumajang, selain lebih kuat dibanding dengan jenis sengon tekek dan buto sengon laut juga lebih banyak manfaatnya. "Perawatannya juga tidak ruwet mas," tambahnya. Bertani sengon merupakan tabungan untuk bisa berangkat ke tanah suci bagi masyarakat pedesaan. "Rencananya untuk naik haji mas, ya semoga saja terkabulkan," tegasnya.(Mad/red)
Pemkab Tutup Mata, Tukang Becak di Lumajang Tak Berdaya
Lumajang(lumajangsatu.com)- Lima tahuhn terakhir, penumpang becak sepi. Para tukang becak mengeluh karena tidak mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah. Sadir (65) dan Slamet (63) dua pengguna becak yang ngepos di Jl. PB. Sudirman No.190 depan Toko Baju Baliko mengaku, pendapatannya selama lima tahun terakhir mengalami penurunan yang drastis, karena sepinya penumpang. "Lima tahun ini pendapatan kami menurun drastis," ungkap Sadir pria asal Desa Labruk pada lumajangsatu.com saat ditemui ditempatnya ngepos menunggu penumpang, Jumat (30/05/2014) sekitar pukul 13.00 WIB. Pendapatan rata-rata tukang becak di Lumajang berkisar Rp.25.000 sampai Rp.30.000/hari kalau penumpang rame, namun ketika penumpang sepi mereka kadang hanya bisa membawa pulang uang seberas Rp.8.000/hari. "Kalau rame sekitar 25-30 ribu/hari, namun kalau pas sepi kami hanya dapat 8 ribu/harinya mas, tambahnya. Sadir sudah lama menjadi tukang becak di Lumajang, selain itu sepulang dari kerja sadir sambil membawa celurit untuk mengambil rumput untuk makan ternaknya. "Saya sejak tahun 1971 mas, selain becak saya juga memelihara sapi dirumah," tandasnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Slamet, rekan sadir. Slamet mengaku selama lima tahun terakhir tidak mendapat bantuan apa-apa dari Pemerintah Daerah. "Kami tidak dikasih apa-apa mas dari pemerintah, padahal dulu ketika Pak Fauzi bupatinya tukang becak di Lumajang masih diberi 1 unit becak dan uang," sautnya. Tukang becak berharap Pemerintah Daerah juga berkenan memperhatikan warganya yang berprofesi sebagai tukang becak di Lumajang. "Kami dikasih apa gitu, bantuan perbaikanlah atau solusi agar penumpang kami tidak sepi lagi," harapnya. (Mad/red)