Lumajang(lumajangsatu.com)- Peringatan hari pahlawan 10 Nopember 2014 mengambil tema Pahlawaku Idolaku. Berbagai kegiatan dilakukan untuk memperingati bersejarah itu, seperti upacara, tabur bunga di taman makam pahlawan dan kegiatan lainnya. Setelah merdeka, banyak cara dan kegiatan untuk memaknai dan memperingati hari pahlawan. "Kalau dulu pejuang kita berperang mengangkat senjata mengusir penjajah, namun saat ini sudah tidak seperti itu lagi," ujar H. Selamet S.Sos, wakil ketua DPRD Lumajang dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F PKB), Senin (10/11/2014). Menurutnya, diera mengisi kemerdekaan saat ini maka perlu tetap menjaga kerukunan dalam berbangsa dan bernegara. Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan menjadi wajib dilakukan oleh seluruh generasi bangsa. "Kita wajib menjaga keutuhan bangsa dan negara serta harus rukun dengan sesama, hal itu untuk menghormati perjuangan para pahlawan yang memberikan kemerdekaan kepada kita semua," paparnya. Sebagai wakil rakyat, maka bekerja semaksimal mungkin adalah wujud menghayati makna pahlawan. Berupaya untuk menjadi wakil rakyat yang baik dengan menyuarakan kepentingan rakyat adalah makna berjuang diera kemerdekaan. "Sebagai wakil rakyat, bekerja dengan baik, berjuang untuk kepentingan masyarakat adalah menjadi pejuang diera kemerdekaan," pungkasnya.(Yd/red)
Gaya Hidup
Jelang Hari Pahlawan, PMII Lumajang Baca Yasin dan Tabur Bunga di TMP
Lumajang(lumajangsatu.com)- Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Lumajang menggelar tahlilan, pembacaan yasin dan tabur bungan di taman makam pahlawan (TMP) Lumajang. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah menghadiahkan kemerdekaan kepada Negara Indonesia, Minggu (08/11/2014). "Kita mengirimkan do'a kepada para pahlawan yang telah memberikan kemerdekaan kepada bangsa ini, sehingga kita bisa menikmatai nikmatnya alam kemerdekaan" ujar Khoirul Anwar, biro ekternal PC PMII Lumajang. Menurut PMII, para generasi muda tidak akan mungkin bisa menikmati nikmatnya hidup merdeka, tanpa jasa para pahlawan. Saat acara tersebut, mahasiswa juga menyampikan uneg-uneg di makam pahlawan, tentang banyaknya para koruptor di Negeri Indonesia dan tanah Lumajang. "Kita juga mengadu kepada para pahlawan, bahwa Indonesia banyak para koruptornya, yang menyengsarkan rakyat" jelasnya. Dari pandangan PMII, bangsa yang tidak menghormati pahlawannya dan bangsa yang tidak memiliki pahlawan akan menjadi bangsa yang terkucilkan. Oleh sebab itu, perlu kiranya bagi para generasi muda untuk mengenang dan melanjutkan perjuangan para pahlawan dalam mengisi pembangunan dan kemerdekaan. "Bangsa yang tidak memiliki pahlawan dan tidak menghargai pahlawannya akan menjadi bangsa yang terkucilkan," paparnya. PMII beharap kedepannya, segela perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan akan diteruskan oleh para generasi muda yang bebas dari korupsi. PMII juga berharap bagi para koruptor di Lumajang agar cepat sadar atau cepat mati saja jika tidak lekas sadar. "Kita beharap bahwa di Lumajang tidak akan diisi oleh para koruptor yang yang telah menciderai cita-cita luhur para pahlawan," pungkasnya.(Yd/red)
Tancapkan Logo Polda Jatim di Mahameru, 13 Pasukan Bhayangkara Diberi Penghargaan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kapolres Lumajang AKBP Singgamata SIK memberikan pernghargaan kepada Tim 13 dari Pasukan Bhayangkara Polres Lumajang yang berhasil menancapkan logo Polda Jatim di Puncak Tertinggi Pulau Jawa Gunung Semeru. Pemberian penghargaan dilakukan di halaman Mapolres saat acara apel pagi. "Ini adalah tim yang melanjutkan perjalanan ke puncak Mahameru setelah melakukan upacara sumpah pemuda di ranu Kumbolo," ujar Kapolres kepada sejumlah wartawan, Rabu (05/11/214). Saat upacara sumpah pemuda di ranu Kumbolo diikuti 180 peserta gabungan dari TNI, Polri, Pemkab dan Pecinta Alam. Tim 13 merupakan personel yang melanjutkan perjalanan menuju puncak Mahameru. Kapolres menuturkan, puncak Mahameru dijadikan simbol PoldaJatim pada bet lengan kiri bagi personel polri yang bertugas di Jawa Timur. Selama ini, belum pernah dilakukan penancapan logo tersebut di Gunung Semeru. "Akhirnya kita berinisiatif mengirimkan tim 13 untuk mengibarkan logo bet polda jatim yang ditaruh di lengan kiri personel polri Jawa Timur," papar Kapolres. Lebih lanjut Kapolres menjelaskan, dengan mendaki gunung polisi harus mengambil hikmah, bahwa anggota polri tidak boleh mengeluh dalam bertugas. Sebab, dalam melakukan pendakian gunung, pasti banyak rintangan, karena tidak ada jalan yang mulus dan jalannya terus menanjak. "Kita ingin menyampaikan pesan dengan mendaki gunung anggota polri tidak boleh mengeluh dalam melaksanakan tugas seperti tidak boleh mengeluh saat mendaki gunung Semeru," terangnya. Makna kedua, sebagai petugas polri harus memiliki tujuan dan konsisten dalam bertugas sehingga akan sampai pada tujuannya. Urusan sampainya kapan, tergantung dari masing-masing anggota sejauh mana konsisten dalam bertugas. "Kemaren ada yang sampai jam 2 ada jam 6 tidak bersamaan, sehingga waktu bukan kendala, yang penting kita terus bergerak dan tidak pernah putus asa untuk mencapai tujuan," tambahnya. Makna ketiga yang bisa diambil adalah kita akan merasakan kenikmatan setelah sampai kepada tujuan. Sebab, telah berhasil melewati rintangan, halangan dan berbagai ujian selama perjalanan. "Mendaki Gunung seperti perjalanan hidup kita, akan banyak rintangan, tantangan, godaan dan lainnya. Namun kita akan merasakan kenikmatan dan kebahagiaan saat mencapai tujuan setelah melewati segala rintangan," imbuhnya. Kapolres juga berpesan kepada dirinya dan anggota, bahwa dalam bertugas jangan selalu mengeluh, konsisten dan yakin bahwa pasti akan ada kebahagiaan yang akan didapatkan.(Yd/red)
Pronojiwo Terbaik, Randuangung Polsek Terburuk Tingkat Kunjungan ke Masyarakat
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kapolres Lumajang AKBP Singgamata SIK memberikan penghargaan kepada polsek dan Babinkamtibmas berprestasi, Rabu (05/11/2014). Disamping yeng berprestasi, Kapolres juga memasangkan bendera hitam, bagi polsek yang paling minim tingkat kunjungan kepada masyarakat. "Ini untuk menindak lanjuti dan memotifasi anggota pada program kunjungan polisi dari rumah ke rumah, kita beri penghargaan bagi polsek prestasi dan kita beri bendera hitam bagi polsek yang minim kunjungannya," ujar Singgamata usai acara pemberian penghargaan di halaman Mapolres Lumajang. Menurutnya, program kunjungan polisi dari rumah ke rumah memang kebutuhan masyarakat dan sejalan dengan instruksi pimpinan. Sehingga, jika setiap hari Babinkamtibmas mengunjugi 3 rumah, maka dalam 20 hari kerja, ada 60 rumah yang dikunjungi polisi dalam keadaan normal. "Kalau setiap hari Babinkamtibmas melakukan kunjungan 3 rumah, maka kalau 20 hari kerja, maka akan ada 60 rumah yang dikunjungi dalam kondisi normal," jelasnya. Kegiatan kunjungan dari rumah ke rumah merupakan upaya untuk mendekatkan polri kepada masyarakat. Mana mungkin kata Kapolres, polisi bisa dekat dengan masyarakat jika tidak pernah bertemu langsung dengan dengan masyarakat. Polsek yang diberi bendera hitam yakni polsek Randuagung merupakan polsek dengan kinerja paling jelek dan rendah tingkat kunjungannya. Oleh sebab itu, Kapolres ingin menyentuh rasa malunya agar bisa bekerja lebih baik lagi. "Polsek yang diberi bendera hitam kita anggap adalah polsek yang paling jelak tingkat kunjungannya," terangnya. Dari catatan kunjungan, polsek Randuangung hanya melakukan kunjungan 160 dengan 12 desa yang ada. Berarti, Babinkamtibmas tidak setiap hari melakukan kunjungan kepada masyarakat. Sedangkan polsek Pronojiwo berbanding terbalik dengan kunjungan polsek Randuagung. Dengan 6 desa, Babinkamtibmas Pronojiwo bisa melakukan kunjungan 403 kali selama bulan Oktober. "Polsek Randuagung dengan 12 desa hanya melakukan kunjungan 160 kali, berbanding terbalik dengan Pronojiwo yang hanya 6 desa mampu melakukan kunjungan 403 kali, beranti polsek Pronojiwo bisa melebihi target minimal 1 hari 3 kunjungan" papar Kapolres.(Yd/red)
Kapolres: Tuduhan PAS Salah Alamat Tentang Tudingan Kotori Kumbolo
Lumajang(lumajangsatu.com)- Dituding mengotori ranu Kumbolo saat acara upacara sumpah pemuda 28 Oktober 2014 oleh Pecinta Alam Semeru (PAS) Kapolres Lumajang akhirnya angkat bicara. AKBP Singgamata SIK mengatakan bahwa protes dari PAS salah alamat. Seharusnya, PAS berterima kasih kepada Polres, Kodim 0821 dan Pemkab yang ikut membersihkan sampah di Kumbolo. Sebab, saat rombongan Expedisi Ranu Kumbolo Fun Trip sampai di lokasi, kondisinya sangat memprihatinkan dengan tumpukan sampah. Saya harus tegaskan protesnya itu salah alamat, seharusnya mereka itu berterima kasih kepada rombongan Polres, Kodim dan Pemkab saat sumpah pemuda. Karena apa, saya selaku pimpinan rombongan begitu sampai di Ranu Kumbolo hati saya begitu miris melihat kondisi Ranu Kumbolo, ujar Kapolres kepada lumajangsatu.com, Senin (03/11/2014). Kemirisan Kapolres muncul karena kondisi Ranu Kumbolo sangat kotor seperti tidak ada yang merawat. Oleh sebab itu, setelah upacara Kapolres berinisiatif untuk mengumpulkan sampah-sampah yang ditinggalkan para pendaki seblum rombongan Kapolres tiba. Catat besar-besar ya, saya bersama rombongan berinisiatif mengumpulkan sampah yang ditinggalkan para pendaki sebelum rombongan kami, jelasnya. Lebih lanjut Kapolres menjelaskan, bahwa kewajiban dirinya hanya membawa sampah pribadi, bukan membawa sampah yang dibawa pendaki lainnya. Pihaknya telah melakukan itu dan membawa sampah pribadi turun dan dikumpulkan di pintu pendakian. Kewajiban kami hanya membawa sampah pribadi dan kami telah bawa turun dan kita taruh di pintu pendakian, kami juga banyak dokumnetasinya, terangnya. Kapolres juga menyebutkan, bahwa sampah-sampah yang telah dikumpulkan memang ditumpuk di pos Ranu Kumbolo. Sebab, sampah itu bukan sampah dari rombongan Kapolres. Protes itu salah alamat, jika cak Yo itu tetap koar-koar maka akan saya tuntut pencemaran nama baik. Kalau mau ketemu saya silahkan, nanti kita bisa temukan duduk masalahnya, saya tidak suka ada maksud-maksud tertentu, tegasnya. Kapolres menegaskan, jika PAS tetap menjelekkan rombonngan TNI, Polri dan Pemkab maka polisi mengancam akan memproses pencemaran nama baik. Jika tetap menyalahkan rombongan kami, maka saya tegaskan akan kami proses pencemaran nama baik, paparnya. Acara Expedisi Ranu Kumbolo Fun Trip memang tidak ada kepanitiaan resmi. Namun, karena Kapolres dianggap yang tertua, maka akhirnya Kapolres yang ditunjuk menjadi pimpinan rombongan. Acara Fun Trip juga disokong oleh Pemkab Lumajang melalui Ir, Nugroho Dwi Atmoko selaku kepala Dinas Pekrjaan Umum. Tidak ada kepanitiaan resmi, dari Pemkab ada Pak Nugroho, karena saya dianggap paling senior, maka saya kemudian ditunjuk menjadi kepala rombongan, pungkasnya.(Yd/red)
Demi Proyek Spektakuler Miniatur Lumajang, 50 DPRD Kunjungi B 29
Lumajang(lumajangsatu.com)- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kabupaten Lumajang memiliki komitmen besar untuk memajukan kawasan wisata B 29 di desa Argosari kecamatan Senduro. Komisi A, B, C dan D bersama mitra kerja, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pertanian, Dinas Pedidikan dan Dinas Perhubungan turun langsung melihat kondisi wisata yang mulai terkenal tersebut, Kamis (30/10/2014). "Saat ini kan B 29 sedang spektakuler, jangan sampai ketika para pengunjung datang menjadi kecewa karena tidak ditunjang dengan infrastruktur penunjang," ujar Agus Wicaksono S.Sos ketua DPRD kabupaten Lumajang. B 29 jangan hanya memiliki wisata yang bagus saja, namun pendidikan, kesehatan dan pertaniannya juga ikut mendukung. Karena wisata merupakan wajah dari sebuah daerah, maka tentunya juga harus ditata dengan bagus. "Makanya kami ajak semua Komisi datang dan mendorong mitra kerjanya, seperti pendidikan, pertanian, kesehatan dan pendidikan untuk ikut mendorong program kewilayah B 29," jelas politisi PDI Perjuangan itu. Disinggung tentang dukungan anggaran, Agus menyebutkan masih makro, namun sudah terlihat seperti pengadaan lahan untuk resarea dan komunikasi dengan warga setempat. Oleh sebab itu, semua Komisi diajak ke B 29 agar anggran yang disediakan sesuai dengan hasilnya. "Untuk anggran masih makro ya, oleh sebab itu kita ajak semua Komisi untuk melihat secara langsung," jelasnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, tidak hanya B 29 saja yang akan dihidupkan. Namun, semua objek wisata penunjang juga akan ikut dikembangkan, sehingga pengunjung tidak akan datangbke B 29 saja. "Kita juga akan kembangkan wisata pendukungnya, seperti pemandian alam Selokambang, wisata religi Pura Madara Giri Semeru Agung," pungkasnya.(Yd/red)
Toleransi, Umat Islam dan Hindu di Lumajang Besama-sama Gelar Syukuran Suro
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kerukunan antar umat beragama (toleransi beragama) nampak jelas terlihat saat peringatan 1 Muharram 1436 H, yang juga bersamaan dengan 1 Suro 1948 Saka, di desa Sarikemuning kecamatan Senduro kabupaten Lumajang. Dimana, umat Islam dan umat Hindu menggelar do'a bersama yang dikemas dengan acara Bari'an Syurowan, (25/10). Ummat Muslim dan Hindu berkumpul dipertigaan jalan desa setempat dengan membawa makanan. Seperti tumpeng, buah-buahan yang dibentuk seperti gunungan serta jenang suro (bubur suro). Sedangkan umat Hindu membawa Sesaji dan berbagai macam makanan. "Umat Muslim dan Hindu datang dengan mambawa berbagai macam makanan, buah-buahan sedangkan umat Hindu membawa sesaji dan lansgung berkumpul di pertigaan jalan desa," ujar Siti Sulhunaini salah seorang warga setempat, Minggu (26/10/2014). Setelah semua tokoh masyarakat dan warga berkumpul, kemudian Bari'an Suro di dimulai. Pemangku adat dari umat Hindu kemudian membacakan do'a dan dilanjutkan pembacaan do'a oleh umat Islam yang dipimpin oleh seorang kyai. "Yang pertma do'a dipimpin oleh pemangku umat Hindu dan dilanjutkan do'a oleh umat Islam oleh seorang kyai dan acara ditutup dengan makan bersama," paparnya. Acara Bari'an Suro merupakan perwujudan syukur kepada Yang Maha Kuasa karena tuhan telah memberikan segala sesuatu yang bisa dimakan oleh manusia. "Kita meminta kepada Tuhan agar daerah kami dijauhkan dari berbagai bencana dan penyakit," jelasnya. Kegiatan Bari'an Suro merupakan acara rutin yang digelar setiap tanggal 1 suro atau 1 muharram. Hadir dalam kegitan itu, jajaran Muspika, tokoh agama dan masyrakat sekitar.(Yd/red)
Peringati Tahun Baru Islam 1436 H, NU Tempursari Gelar Jalan Sehat dan Bazar Kuliner
Lumajang(lumajangsatu.com)- Memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1436 Hijriyah, ratusan warga Tempursari mengikuti jalan sehat dan bazar makanan kuliner, Minggu (26/10/2014). Kegiatan jalan sehat digelar oleh IPNU, IPPNU, Fatayat NU, Muslimat NU, MTs An-Nur, MTs Negeri Tempursari dan MI Islamiyah. Seperti pada kegiatan sebelumnya, warga sangat antusias mengikuti acara jalan sehat dan menikmati sajian masakan kuliner di stand bazar makanan. Sebelum berkunjung ke stand bazar, para peserta berkeliling terlebih dahulu di jalan protokol disekitar alun-alun Tempursari. "Kegiatan ini kita gelar untuk memperingati tahun baru Islam 1436 Hijriyah, dan sebagai sarana hiburan serta kesehatan" ujar Abdurrohman salah seorang panitia jalan sehat dan bazar kuliner kepada lumajangsatu.com. Disamping menyediakan berbagai macam aneka makanan di bazar, panitia jalan sehat juga menyediakan hadiah bagi para peserta. Antara lain, sepeda ontel, kompor gas, HP dan sejumlah hadiah menarik lainnya. "Kita juga sediakan hadiah bagi pemenang undian peserta jalan sehat satu Muharram," jelasnya. Seperti diketahui, Ormas NU kecamatan Tempursari mulai dari IPNU, IPPNU, Fatayat NU, Muslimat NU dan GP Ansor dikenal sangat aktif menggelar kegiatan dalam rangka hari keagamaan Islam. Seperti Maulid Nabi, Tahun Baru Islam dan hari-hari besar Islam lainnya.(Yd/red)
Peringatan Satu Syuro, Desa Senduro Gelar Arakan Jolen Hasil Bumi
Lumajang(lumajangsatu.com)- Dalam rangka peringatan tahun baru islam 1436 H, atau dalam penanggalan jawa dikenal dengan satu syuro, Ratusan Warga Desa Senduro gelar Arakan Jolen Hasil Bumi. Jolen-jolen itu diarak dari Pure Mandara Giri Agung Semeru menuju balai desa setempat, Sabtu (25/10/2014). Dalam acara tersebut, sedikitnya dua puluh peserta yang terdiri dari masing-masing RT di Desa Senduro menampilkan hasil panenan bumi mereka. dengan dihias sedemikian rupa hingga membentuk gunung-gunungan buah dan nasi. Farid, Kepala Desa Senduro mengatakan, pihaknya sengaja menggelar acara arakan jolen ini, selain untuk meningkatkan kerukunan antar warganya, acara ini juga bertujuan untuk pelestarian kebudayaan asli indonesia. Tidak hanya itu, arakan jolen ini juga sebagai bentuk syukur warga Desa Senduro dengan hasil panen yang melimpah dalam beberapa bulan terakhir. "Saya sebagai Kepala Desa Senduro, sengaja membuat acara ini mas, agar kebudayaan asli indonesia tetap terjaga," Paparnya pada sejumlah awak media sabtu siang. Warga yang ikut menyaksikan acara ini, juga sangat antusias sebab selain bisa melihat tontonan yang menyenangkan mereka juga bisa bersilaturrahmi antar warga satu dengan warga yang lain. "Saya senang sekali mas," Ungkap Misnadi. Kepala Desa setempat berharap, dengan digekarnya acara arakan jolen ini, dapat menciptakan kerukunan antar warga Desa Senduro serta hasil bumi warga setempat meningkat. "Semoga saja warga saya bisa lebih guyub kedepannya terutama menyangkut soal gotong royong," Tambahnya. (Mad/red)
Datang ke Polres, PMII Lumajang Nyatakan Dukungan Tertulis Tutup Tambang Pasir Ilegal
Lumajang(lumajangsatu.com)- Sejumlah aktivis Mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Lumajang mendatangi mapolres Lumajang. Kedatangan para pengurus cabang itu untuk memberikan dukungan kepada Kapolres AKBP Singgamata SIK untuk terus memberantas tambang pasir ilegal. Kedatangan para aktivis itu langsung ditemui oleh Kapolres Singgamata, Wakapolres Kompol Iswahab serta Kasatreskrim Iptu Heri Sugiono. Setelah menyampaikan maksud dan tujuannya, mahasiswa kemudian meyampaikan dukungannya secara tertulis kepada Kapolres. "Kita datang kesini atas nama Lembaga PMII ingin mendukung penuh langkah polisi memberantas tambang pasir ilegal," ujar Muhammad Hariyadi Ketua PC PMII Lumajang kepada sejumlah wartawan, Selasa (22/10/214). PMII melihat apa yang dilakukan oleh polisi adalah langkah yang berani dan maju untuk memerangi perusak lingkungan. Sebagai warga Lumajang PMII sangat berterima kasih karena tambang ilegal merusak lingkungan serta merugikan keuangan negara. "Kami sebagai warga Lumajang sangat mendukung dan memberikan apresiasi kepada polisi karena tambang ilegal semakin marak di Lumajang," paparnya. PMII juga mengingatkan kepada polisi agar serius dan tidak main-main dalam pemberantasan kasus tambang ilegal. Jangan sampai, kasus yang mendapatkan perhatian besar warga Lumajang akan hilang ditelan angin. "Kita juga minta polisi serius dan jangan sampai kasus tambang pasir ilegal ini akan hilang begitu saja di bawa angin," tegasnya. Disamping memberikan surat tertulis kepada Polisi, PMII juga akan berkirim surat kepada DPRD, Kejaksaan Negeri serta Pemkab Lumajang.(Yd/red)