Gaya Hidup

Wisatawan Anak Banjiri Water Park KWT Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Pasca acara pelepasan sekolah para dewan guru, siswa/i dan wali murid berbondongg-bondong membanjiri pemandian kolam renang Water Park, Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT), Senin (23/06/2014). Menurut petugas pengelola kolam pemandian Water Park Lumajang, Buadi, mengatakan, Water Park beberapa pekan terakhir dibanjiri oleh para pengunjung yang didominasi oleh anak-anak tingkat dasar. "Yang banyak anak PAUD," sebutnya saat dikonfirmasi lumajangsatu.com, sekitar pukul 12.00 WIB. Lebih lanjut, ia menceritakan, Water Park adalah kolam pemandian yang khusus dibuat untuk anak-anak sekolah kalangan Menengah ke Bawah, berbeda dengan tempat pariwisata yang lain seperti Selokambang kebanyakan lebih umum para pengunjungnya, "Kalau orang dewasa ke Water Park tidak membawa anak-anak, masak mau mandi lawong kolamnya tidak begitu dalam, namun kalau kayak selokambang pastinya lebih umum, sebab selain kedalaman kolam renang yang mencapai 2 meter, tempatnya juga disetting sebagai kolamnya orang-orang dewasa," papar pria mantan pengelola Selokambang itu. Selain itu, Water Park juga baru selesai dilakukan perbaikan dan pengecatan. "Itu disisi dinding kolam juga baru selesai sekitar sebulan yang lalu di gambari wisata-wisata di Lumajang," tambahnya.(Mad/red)

Menjelang Ramadhan; Harga Daging Ayam Potong Terus Melonjak

Lumajang(lumajangsatu.com)- Menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, harga sejumlah kebutuhan pokok mulai melonjak. Pasar Nogosari/Tekung, seperti harga daging ayam potong terus mengalami kenaikan selama dua pekan terakhir. Dedi, salah satu petugas penarikan retribusi pasar, mengatakan, kenaikan harga daging ayam potong selalu terjadi ketika menjelang Ramadhan tiba, terutama ketika malam pertama Ramadhan tiba. "Kenaikan daging ayam sudah mulai terasa selama dua pekan terakhir, namun biasanya yang drastis pada malam pertama bulan puasa," paparnya saat dikonfirmasi lumajangsatu.com, senin (23/06/2014). Menurutnya tahun 2013 lalu, ketika menjelang Ramadhan pada malam pertama kenaikan harga daging ayam potong mencapai Rp. 4000 per kilonya. "Tahun lalu dari Rp.23.000 naik mencapai Rp.27.000 mas, dan pada tahun ini tidak menutup kemungkinan hal serupa akan kembali terjadi," tambahnya. Kenaikan harga daging ayam potong menjelang Ramadhan dipicu oleh berbagai faktor. Diantaranya adalah faktor kebutuhan daging ayam potong meningkat drastis, sehingga kenaikan harga pun tidak dapat dihindari. "Setiap malam pertama Ramadahan itu, kami biasanya membuat opor ayam sebagai bentuk syukur kedatangan bulan yang penuh berkah," ungkap Sunarti salah satu warga Desa Nogosari Tekung Lumajang.(Mad/red)

Akses Jalan Umum menjadi Kendala Pengelolaan Ranu Klakah

Lumajang(lumajangsatu.com)- Tempat pariwisata Ranu Klakah semakin sepi pengunjung. Pasalnya sepinya pengunjung ranu disebabkan oleh akses pintu masuk ranu yang merupakan jalan umum, serta tingkat kesadaran masyarakat yang kurang terhadap pentingnya pengelolaan pariwisata Ranu Klakah. Suminah, salah satu petugas pengelola Ranu Klakah mengatakan,  pengunjung Ranu Klakah semakin merosot. Kemerosotan pengunjung dipicu oleh dua faktor, yang pertama tingkat kesadaran masyarakat yang kurang, kedua akses pintu masuk Ranu merupakan akses jalan umum. "Banyak Para pengunjung mengaku warga klakah mas, jadi kami kesulitan mau memperketat penjagaannya," ungkap Wanita asal desa tegalrandu itu pada lumajangsatu.com saat dikonfirmasi sekitar pukul 11.00 WIB, senin (23/06/2014). Menurutnya, selain tingkat kesadaran masyarakat yang kurang, sepinya pengunjung ranu itu juga disebabkan oleh pintu masuk ranu yang merupakan akses jalan umum. Sehingga hal tersebut manjadi salah satu  kendala bagi pengelola untuk memperketat penjagaan. Menurut daftar pengunjung Ranu Klakah, pengunjung yang datang rata-rata sekitar 30-50 orang /hari. Kecuali hari minggu. "Minggu kemaren yang datang mencapai 200 orang mas," tambahnya. Ia berharap, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lumajang dapat menyingkapi problem tersebut sesegera mungkin, mengingat bulan suci Ramadhan sudah tinggal menghitung hari. "Kalau semua pengunjung baik dalam maupun luar kota tidak menutup kemungkinan warga Klakah sendiri juga bayar uang karcis kan enak mas," harapnya.(Mad/red)

Lokalisasi Dolly Dirintis Orang Asal Lumajang ?

Lumajang(lumajangsatu.com) - Semua tulisan tentang lokalisasi Dolly menyebut Dolores Anusion Chavid atau yang lebih dikenal dengan panggilan Dolly adalah seorang mucikari.Bahkan, dialah yang disebut-sebut sebagai orang pertama sekaligus pelopor berdirinya pusat bisnis esek-esek di kawasan Kupang Gunung.Berita-berita media massa, jurnal penelitian, dan  buku-buku selama ini menulis bahwa Dolly-lah sosok yang paling bertanggungjawab atas perkembangan lokalisasi yang kabarnya terbesar se-Asia Tenggara itu.Sosok Dolly digambarkan sebagai wanita keturunan Belanda. Nama lengkapnya Dolly van der Mart.  Ia mucikari yang menyediakan perempuan-perempuan penghibur, utamanya untuk para pelaut asing yang singgah di Surabaya.Surya lalu melacak sosok Dolly melalui keluarga yang masih tersisa di Surabaya.Dolly memiliki dua adik yang lahir dari ayah berbeda. Ayah Dolly meninggal, lalu menikah lagi dan memiliki dua anak. Handoyo satu di antaranya.Dia tinggal di kampung padat penduduk di kawasan Jl Adityawarman, sekitar dua kilometer dari lokalisasi Dolly.Tidak banyak yang tahu jatidiri  Handoyo sebagai adik Dolly, tokoh yang terkenal itu.”Warga di kampung ini juga tidak tahu. Mungkin Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) juga tidak tahu saya adiknya Dolly,” ungkap Handoyo dilansir dari tribunnews.com.Nah, dari keluarga Dolly inilah, cerita versi lain tentang sosok Dolly  muncul.“Zus (kakak) Dolly bukan mucikari, apalagi PSK. Dia sama sekali bukan,” tutur HandoyoMenurut Handoyo, pelopor pendirian lokalisasi Dolly dan Jarak yang sebenarnya Tan N  Beng, perempuan keturunan Tionghoa asal Lumajang.Di dunia prostitusi, perempuan bertubuh ceking itu akrab disapa Mami Beng.Dolly sendiri, menurut Handoyo, hanyalah menyewakan rumah pada Mami BengJejak Dolly menjadi label prostitusi dimulai awal 1960-an. Ketika itu Dolly membeli tanah di kawasan Kupang Gunung. Ini lokasi yang kemudian dikenal dengan Gang Dolly.Handoyo sendiri  sempat membeli sebidang tanah tak jauh dari lokasi milik kakaknya.”Tetapi saya pikir kok situasi di sana tidak baik untuk keluarga dan anak-anak. Jadi saya tinggalkan saja. Tetapi, kakak saya tetap membangun rumah yang kemudian disewa Mami Beng.  "Nah, kamar-kamar di rumah itulah yang dipakai untuk kencan PSK,” ungkapnya.Sebelum membangun rumah di Kupang Gunung, Dolly dan Mami Beng  menjalin kerjasama serupa di kawasan Cemoro Sewu.Lokasinya sekitar Jalan Ronggowarsito atau makam Tionghoa Kembang Kuning.  Selain di daerah itu, ada pula lokalisasi di Jalan Banyuurip dekat Masjid Rahmad.Dua lokalisasi itu lantas digusur dan tidak lagi meninggalkan jejak.Begitu dua lokalisasi itu digusur, kawasan Kupang Gunung (Gang Dolly) menjadi ramai.Pengusaha lain kemudian ikut membuka dua wisma. Namun, PSK binaan Mami Beng yang paling dicari.(Tribunnews/red)

Menjelang Ramadhan: KKGPAI Klakah Gelar Pawai Taaruf Ramadhan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Dalam ragka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKGPAI) Kecamatan Klakah, Gelar Pawai Ta'aruf Ramadhan di sepanjang jalan klakah Lumajang, kamis (19/06/2014). Pasalnya seluruh lembaga pendidikan di Kecamatan Kalkah turut berpartisipasi acara tersebut. Sholehuddin, salah satu anggota KKGPAI Klakah, mengatakan acara Pawai Ta'aruf Ramadhan ini merupakan agenda tahunan yang selalu digelar menjelang ramadahan tiba oleh KKGPAI Klakah, sebagai bentuk syukur datangnya bulan Ramadhan. "Ini merupakan bentuj syukur kami atas nama KKGPAI aja datangnya bulan suci Ramadhan," ungkapnya Dalam acara Pawai Ta'aruf  Ramadhan yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB itu diperkirakan akan selesai sekira pukul 12.00 WIB siang, sebagian besar dari peserta Pawai Taaruf itu menampilkan taran Islami sehingga perajalanan peserta pawai sangat pelan. "Ba'dha dhuhur (Jam 12.00) Insyaallah baru selesai mas," papar Sholeh. Acara itu sempat mengejutkan para pengguna jalan yang hendak melintas, sebab kemacetan kendaraan diperkirakan mencapai 4 Km dari Perbatasan Ranuyoso-Klakah hingga Jl. Stand Pasar Klakah. "Saya kira terjadi kecelakaan hebat, ternyata karnaval," saut salah seorang pengendara saat berbincang-bincang dengan rekannya. Lebih lanjut, pihaknya berharap pawai itu membawa berkah bagi peserta didik dan masyarakat setempat, agar lembaga pendidikan di Kecamatan Klakah menjadi contoh bagi kecamatan-kecamatan yang lain di Lumajang. "Paling tidak Kecamatan Klakah harus menjadi Pioner di Lumajang," harapnya.(Mad/red)

Laskar Hijau Gelar Lokalatih Penaggulangan Bencana di Gunung Lemongan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Meningkatnya aktivitas beberapa gunung api di Indonesia mendorong Laskar Hijau untuk melakukan sosialisasi dan lokalatih pengurangan risiko bencana gunung api di beberapa di desa di sekitar Gunung Lemongan. Materi dari kegiatan tersebut meliputi Sosialisasi tentang karakter Gunung Api Lemongan, gerakan konservasi berbasis masyarakat, pelatihan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) dan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Untuk awal desa-desa yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah desa-desa teratas yang ada di lereng Gunung Lemongan, yaitu desa Sumber Petung Kecamatan Ranuyoso, desa Papringan kecamatan Klakah, desa Salak kecamatan Randuagung. Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari di masing-masing desa. Untuk desa Papringan dilaksanakan pada tanggal 15-17 Juni 2014, untuk desa Sumber Petung dilaksanakan pada tanggal 17-19 juni 2014 dan untuk desa Salak dilaksanakan pada tanggal 22-24 Juni 2014. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Laskar Hijau bekerjasama dengan Muslim Aid yang didukung oleh Narasumber dari Pos Pengamat Gunung Api Lemongan dan fasilitator-fasilitator handal dari Kappala. Sebagaimana diketahui bersama bahwa sampai saat ini BPBD Kabupaten Lumajang belum memiliki Rencana Kontijensi untuk penanggulangan bencana gunung api Lemongan dan potensi bencana lain yang ada di Kabupaten Lumajang selain bencana gunung api Semeru. Artinya kalau sewaktu-waktu terjadi bencana gunung api Lemongan atau bencana tsunami dan lain-lain, baik pemerintah Kabupaten Lumajang maupun masyarakat di Kabupaten Lumajang tidak tahu harus berbuat apa karena tidak adanya Rencana Kontijensi tersebut. Kondisi inilah yang memicu Laskar Hijau untuk mengambil peran ini. “kami tidak bisa menunggu, karena bencana bisa datang sewaktu-waktu” ujar A’ak Abdullah Al-Kudus selaku penyelenggara kegiatan ini. Seyogyanya kegiatan ini menjadi domainnya BPBD di masing-masing kabupaten. Namun jika BPBD belum melakukannya, maka masyarakat punya ruang untuk mengambil peran dalam hal ini. A’ak juga mengatakan bahwa peran serta masyarakat ini sangat mungkin dilakukan sesuai dengan UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Di sisi lain, dengan ikutnya Indonesia meratifikasi deklarasi Hyogo yang turunannya menjadi Rencana Aksi Nasional untuk Peredaman Risiko Bencana (RAN-PRB), hendaknya tidak sekedar jargon dan euphoria semata, bukan hanya berupa instruksi sampai ke tingkat daerah yang hanya berupa perintah untuk membuat sebuah dokumen rencana aksi daerah (RAD) semata.  Di sini peran masyarakat, terutama masyarakat yang berada di daerah rawan bencana harus mendapat porsi, siapa tahu justru dokumen rencana aksi daerah malah muncul dari usulan masyarakat yang telah membuat dokumen rencana aksi kampung (RAK PRB). Tujuan dari dilaksanakan kegiatan ini, A’ak menjelaskan bahwa tujuan utamanya adalah membuka pemahaman masyarakat yang berada di sekitar Gunung Lemongan tentang menejemen bencana, konsep peredaman risiko bencana, menejemen risiko bencana berbasis masyarakat, penanggulangan penderita gawat darurat dan upaya-upaya peneyelamatan dari ancaman letusan gunung api khususnya gunung Lemongan. Sekedar untuk diketahui bersama, bahwa Gunung Lemongan pada kurun waktu 1799 – 1899 tercatat sebagai gunung paling aktif di pulau Jawa. Gunung ini juga dikenal sebagai gunung yang unik karena meletusnya tidak di puncak tapi di kaki-kakinya. Ini terbukti karena Gunung Lemongan memiliki 60 bekas letusan atau pusat eruspi vulkanik parasitik yang terjadi pada masa pra sejarah, yang terdiri dari Kerucut Vulkanik atau gunung-gunung kecil sebanyak 36 buah, dan cekungan besar (Maar) sebanyak 24 buah yang 13 Maar tersebut terisi air yang kemudian oleh masyarakat disebut dengan Ranu. Sampai saat ini Gunung Lemongan dinyatakan istirahat selama 116 tahun, tetapi bukan berarti mati, karena Gunung Sinabung di Sumatera pernah istirahat selama 160 tahun, bahkan Gunung Pinatubo di Philipina juga pernah istirahat selama 600 tahun tapi pada akhirnya meletus juga.(Yd/red)

Meski Ditutup, Eks Lokalisasi Dolog Lumajang Masih Dihuni 157 PSK dan Mucikari

Lumajang(lumjangsatu.com)- Meski sudah dinyatakan ditutup, namun eks lokalisasi dolog yang berada di Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang masih tetap beroperasi. Dari data yang diberikan kepada Majlis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lumajang tercatat 157 penghuni eks lokalisasi dolog baik dari pekerja seks komersial (PSK) maupun dari mucikari. "Kita diminta untuk mendata warga kami yang menghuni eks lokalisasi dolog dan saat ini kita sudah serahkan kepada MUI," ujar Imron Kepala Desa Sumbersuko saat ditemui lumajangsatu.com di kantor MUI Lumajang, Kamis (19/06/2014). Menurutnya, pihaknya sudah mendata tempat asal para PSK dan telah dikumpulkan untuk diberikan pengarahan agar segera pulang ke kampung maisng-maising, karena memasuki"bulan suci Ramadhan. "Kita sudah berikan arahan dan kita kumpulkan agar paling akhir hari minggu tanggal 22 Juni para PSK yang berada di eks lokalisasi dolog sudah pulang," paparnya. Dari hasil komunikasi yang dilakukan pihak desa dengan MUI, disarankn agar pihak desa ikut membantu melakukan pengawasan dan pembinaan guna menjaga stabilitas dan kondosufitas daerah. Disinggung tentang alumni dolly yang dari Lumajang, sejauh ini masih belum ada yang masuk ke eks lokalisasi dolog. "Nampaknya tidak ada kesempatan alumni dolly yang akan masuk ke dolog, karena penghuni dolog hari minggu sudah harus pulang karena hampir bulan puasa," paparnya. Dari data yang diberikan kepada MUI Lumajang, para penghuni eks lokalisasi dolog berasal dari sejumlah Kabupaten di Jatim. Seperti Banyuwangi, Jember, Probolinggo, Bondowoso dan dri Lumajang. Tak hanya itu, ada sebagian penghuni dolog memiliki KTP dari luar pulau Jawa. Rata-rata penghuni eks lokalisasi dolog kelahiran tahun 1980 hingga 1990, bahkan ada juga yang kelahiran tahun 1996 juga menghuni dolog.(Yd/red)

Pemkab Antisipasi 28 Alumni Dolly Buka Cabang di Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Menyusul penutupan lokalisasi tebesar se- Asia tenggara Dolly dan Jarak di Surabaya, Pemerintah Kabupaten Lumajang siap melakukan pembinaan kepada 28 PSK asal Lumajang yang rencananya akan dipulangkan. Saat ini, MUI dan Kantor Sosial Kabupaten Lumajang melakukan koordinasi dengan Pemprov Jatim terkait dengan penutupan tersebut.

Awuch serunya....! Nikahan Keliling Naik Vespa

Lumajang(lumajangsatu.com)- Pernikahan antara Inok dan Lia yang diwarnai dengan aksi pawai naik sepeda motor vespa di Jl. Toga hingga Jl. Gajah Mada Lumajang, sempat memicu perhatian pengguna jalan, Minggu (15/06/2014). Pasalnya pernikahan dua sejoli itu sangat unik, karena merayakan momentum paling bersejarah bagi kehidupan seorang manusia dengan pawai naik motor vespa. M. Hamedi, salah satu pengguna jalan asal Desa Meninjo Kecamatan Ranuyoso Lumajang mengaku, ia kaget dengan aksi pawai yang dilakukan oleh inok dan lia itu, sebab pernikahan yang tergolong unik itu tidak semua orang bisa melakukannya. "Baru sekarang saya lihat orang nikah naik vespa," ujarnya sambil tersenyum kagum. Pernikahan antara inok dan lia itu menaiki vespa yang sudah dihiasi bunga-bunga layaknya pernikahan pada umumnya, namun pernikahan antar dua sejoli biasanya yang dihiasi itu adalah mobil yang digunakan untuk mengantarkan sang pengantin kerumah pasangannya. "Mantenan Paling unik," tambah pria yang berprofesi sebagai ketua PPK Ranuyoso itu. Sementara menurut rekan sesama penggemar sepeda motor vespa, Ikhsanul Kholiq yang juga tidak lama lagi akan melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya mengaku, pernikahan itu merupakan pernikahan yang paling asik dan, serta tidak akan pernah bisa dilupakan seumur hidup. "Aaawuuch seru paling ya kalau nikahan keliling naik vespa," gumam salah satu anggota Independent Scooter Cower (ISC) itu sambil tersenyum iri.(Mad/red)

Stasiun Kereta Api Klakah Akan di Fungsikan Kembali, Pemerintah Kecamatan dan Polsek Siap Mendukung

Lumajang(lumajangsatu.com)- Rumor yang beredar di masyarakat Lumajang khususnya di Kecamatan Klakah terkait akan difungsikannya kembali stasiun Kereta Api Indonesia (KAI) Klakah disambut baik oleh pemerintah kecamatan setempat, Jumat (13/06/2014). Edi, salah  satu staf Kecamatan Klakah mengungkapkan PJ KAI Klakah sudah melakukan silaturrahmi ke pemerintah kecamatan klakah guna membahas tentang rencana akan difungsikannya kembali Stasiun Kereta Api, setelah lama tidak difungsikan. "Kemaren Kepala PJ KAI Klakah sudah silaturrahmi ke sini mas, beliau meminta agar dihubungi kalau kecamatan mengadakan rapat dengan Kepala Desa dan tokoh masyarakat setempat untuk sosialisasi rencana tersebut," paparnya. Lebih lanjut, ia mengatakan pertemuan itu akan segera dilaksanakan, sebab banyak masyarakat yang mengeluh karena Stasiun Kereta Api selama ini hanya dijadikan sebagai jembatan. Hal senada juga disampaikan oleh Wakapolsek Klakah Lumajang, Sukardjan mengatakan pihak polsek klakah belum menerima surat resmi dari PT KAI, namun kalau sudah ada surat resmi tentang rencana tersebut polsek klakah selaku lembaga yang bertanggung jawab atas keamanan. "Itu sudah kewajiiban kami mas, kalau sudah ada surat resmi kami siap kapan saja dan dimana saja," ujarnya.(Mad/red)