Bersama dengan Kapolres Lumajang AKBP Aries Syahbudin SIK catatan pendakian dengan tema bersih-bersih Ranu Kumboli dimulai tanggal 16-17 Mei 2015. Sebelum berangkat, para peserta melakukan upacara serta do'a bersama untuk keselamatan selama melakukan perjalanan. Jam 06.30 wib, dilakukan pengarahan Kapolres bersama Bupati Lumajang As'at Malik. Dalam sambutannya, Kapolres menjelaskan bahwa Lumajang memiliki potensi wisata yang luara biasa. Di era media sosial maka orang di luar Lumajang bisa mengenal Lumajang dengan wisatanya yang luar biasa. Sementara Bupati mengajak semua yang akan melakukan pendakian untuk mempromosikan wisata Lumajang. "Mari kita jaga Ranu Kumbolo dan kami ucapkan terima kasih kepada Polri dan yang lain karena telah peduli untuk bersih Ranu Kumbolo. Setelah melakukan perjalanan dari halaman mapolres Lumajang, rombongan sekitar 200 orang yang terdiri dari Polri, TNI, Pemkab, Mahasiswa, LSM dan Wartawan akhirnya sampai di Ranu Pane. Jam 9.45 rombongan mulai berangkat menuju Ranu Kumbolo. Kapolres berpesan bahwa rombongan adalah satu tim sehingga tidak ada yang harus saling mendahului. Antar tim harus saling membantu dan berangkat selamat pulang juga selamat. Pemberangkatan dibagi menajdi beberapa regu minimal 1 regu 10 orang Jam 12.06 wib kami bersama dengan ibu Kapolres sampai di Watu Rejeng dan rombongan masih terlihat semangat. Jam 12.59 wib rombongan sudah sampai di pos 3, sedangkan rombongan Kapolres bersama dengan para Polwan sudah meluncur menuju Ranu Kumbolo. Di pos 3 tidak ada penjual semangka dan juga tahu serta heci. Para pendaki biasanya beristirhat agak lama untuk memulihkan tenaga karena jalur menanjak tajam yang biasa disebut dengan tanjakan putus asa dan merupakan tantangan terakhir. Jam 13.51 wib rombongan ibu kapolres sudah bisa melihat Ranu Kumbolo dari atas. Rasa capek yang ditempuh sekitar 4 jam lebih terasa hilang dengan melihat keindahan Ranu kumbolo dibawah kaki gunung Semeru. Jam 14.18 wib akhirnya kami bisa sampai tepat dibibir Ranu kunbolo setelah selesai dengan sesi foto ria dari atas Ranu Kumbolo. Sungguh sangat menakjubkan dan terlihat disebelah utara air Ranu Kumbolo sangat jernih dan bening. Semoga kita tetap bisa menjaga ranu kumbolo bisa tetap terjaga sehingga anak cucu kita bisa melihat indahnya Ranu kumbolo. Jam 14.50 wib rombongan rombongan kami yang berjumlah 5 orang, sudah tiba di Ranu Kumbolo tepat ditenda yang dibuat untuk bermalam. Capek, kakik sakit terasa mulai hilang karena sudah menginjakkan kaki dibumi Ranu Kumbolo. Sesampai di Ranu Kumbolo saya bertemu dengan cak Yo dari Pecinta Alam Semeru (PAS) yang sudah berada di Ranu Kumbolo kemaren harinya. Jam 16.45 wib sejumlah peserta kedinginan karena belun mendapatkan tenda dan masih keleleran diluar dengan suasana yang sangat dingin. Padahal, panitia dalam rapat pertama akan menyiapkan tenda 40. Jika jumlah rombongan 200 orang maka setiap tenda diisi 5 orang. Namun, nampaknya tenda yang ada tidak sampai 40 dan akhirnya peserta mulai gelisah karena tidak ada kejelasan dari panitia. Rombongan Kasat Reskrim bahkan hendak pulang karena anak buahnya tidak kebagian tenda. Sekitar jam 5.46 rombongan porter yang membawa 11 tenda akhirnya datang dan peserta yang tidak kebagian tenda diatur sehingga tenda yang bisa cukup. Jam 18.00 wib cuaca mulai sangat dingin dan para wisatawan mulai lebih banyak didalam tenda. Bagi rombongan kami tidak bisa dibayangkan bagi peserta yang tidak membawa matras dan juga sleeping bad, sebab cuacanya sungguh sangat dingin dan menusuk tulang. Tengan malam jam 00.00 cuaca sangat dingin dan air embun yang turun mulai menjadi es. Saat keluar dari tenda, badan serasa bergetar karena manahan dingin yang tak terkira. Jam 05.45 wib pengunjung Ranu Kumbolu mulai bersorak-sorak karena dingin akan hilang dengan terbitnya matahari dari ufuk timur. Jam 06.30 wib badan mulai kembali stabil karena rasa dingin sudah tidak terasa karena semalaman telah ditempa rasa dingin yang amat sangat. Para pengunjung juga mulai bersiap-siap berfoto-foto dengan suasana indah Ranu Kumbolo dipagi hari. Para pengunjung mulai menyalakan kompor di pagi hari untuk menikmati kopi di Ranu Kumbolo. Bagi para pendaki yang akan melanjutkan ke puncak Semeru biasanya mulai bersiap-siap untuk melanjutkan perjalannya sekitar 8 atau jam 9 pagi. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Ranu kumbolo membangun fasilitas umum berupa toilet kering. Namun karena kesadaran dari pengunjung sangat rendah, meski toilet kering namun tetap saja para pengunjung membawa air dan botol air mineral. Kondisi toilet kering sangat memprihatinkan karena bau dan juga banyak sampah tisu dan botol air menaral.Sebanarnya, tisu tersebut bisa langsung dibuang kedalam toilet dan pengunjung yang menggunakan toilet tidak diperbolehkan menggunakan air. Acara bersih Ranu Kumbolo dipimpin langsung Kapolres dan Dandim 0821. Para peserta diberi tas kresek untuk memungut sampah yang berada disekitar tenda dan juga dipinggir Ranu Kumbolo. Jam 07.45 wib sinar matahari mulai menyengat kulit dan para wisatawan mulai berkemas dan mulai bersiap untuk pulang ke Ranu Pane. Namun, sebelum meninggalkan lokasi Ranu Kumbolo pengunjung yang sadar masih membersihkan sampah agar tidak mengotori lokasi. Jam 08.53 wib rombongan kami sudah berhasil melewati tanjakan putus asa dan harus beristirahat 3 kali untuk bisa sampai dipuncak. Para pengunjung banyak beristirahat untuk memulihkan tenaga untuk menghadapi perjalanan panjang 5 jam lagi. Jam 10.05 wib rombongan kami yang beranggotkan wartawan dan mahasiswa sudah melewati pos 3 dimana jalurnya sangat berat karena menurun terjal dan kaki dipaksa untuk menahan. Jika tidak hati-hati bisa keseleo dan pasti akan semakin lama untuk sampai di Ranu Pane. 10.28 rombongan sampai di watu rejeng yang memiliki ketinggian kurang lebih 2350 mdpl. Namuan, rombongan kami mulai terpecah-pecah karena sebgain berjalan lambat. Perjalanan masih tersisa separoh lagi, tinggal melewati pos 2 dan 1. Setelah pos 1 jalur banyak menurun untuk sampai ranu kumbolo. Jam 10.59 wib rombongan sampai di pos 2, sambil beristirahat para pendaki bisa menikmati semangka, tahu dan pisang goreng dengan harga Rp.2.500 perbiji. Istirahat 5-10 menit memulihkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan menuju pos 1. Untuk para penjual semangka jika dalam musim hari-hari biasa terkadang tidak berjualan, hanya Sabtu-Munggu saja. Jam 11.34 wib rombongan sudah sampai di pos 1, dengan tanpa istirahat dari pos 2 ke pos 1 ditempuh 35 menit saja. Sambil ngobrol dengan pendaki dari Jakarta bernama Beti dan Beti ternyata Semeru merupakan gunung yang paling luar biasa karena perjalanannya sangat luar biasa. Jam 12.29 wib rombongan sebagian sudah tiba di pintu gerbang TNBTS. Dari pos 1 tanpa istirahat perjalanan ditempuh 1 jam 3 menit. Rasa letih mulai serasa hilang karena tinggal beberapa menit lagi akan bertemu dengan rombongan yang sudah tiba terlbih dahulu. Jam 12.49 wib akhirnya rombongan wartawan dan mahasiswa sampai di balai desa Ranu Pene dan langsung menikmati kambing gule. Namun apesnya, karena datang terakhir harus ihklas hanya kebagian kuah kambing gule saja. Rombongan dari polres dan lainnya yang sebagian sudah tiba lebih dahulu dan tinggal 1 mobil yang menunggu rombongan terakhir tiba di Ranu Pene. Rombongan dari wartawan dan mahasiswa berada paling akhir dan sedang ditunggu kedatangannya. Jam 14.15 rombongan terakhir yang terdiri dari mahasiswa dan wartawan mulai meninggalkan ranu pane menuju Polres Lumajang. Jam 16.30 wib rombongan terakhir sampai di Polres Lumajang dengan aman dan selamat.(Red)
Opini
12-12-2012 Lumajangsatu.com Lahir Untuk Perubahan
Sukodono - Lumajangsatu.com merupakan media online lokal lumajang yang lahir dan dilaunching tanggal 12-12-2012. Lahirnya media ini memang bukan kesegajaan dan ditepatkan di tanggal, hari, bulan dan tahun yang cantik. Tim redaksi memang sangat berharap launching lumajangsatu.com bisa menjadi pendamping dan pengawal pembangunan kota Lumajang tercinta. Karena media, sangat efektif dalam komunikasi pemerintah dengan masyarakatnya. Sehingga, komunikasi yang terjadi dimedia ini mewakili masyarakat dalam mendapatkan pelayanan pemerintah. Sebaliknya, pemerintah bisa mengkomunikasikan program kerjanya bagi kemakmuran masyarakatnya. Pimpinan Redaksi, Wahyudi mengatakan, lahirnya media ini terinpirasi dengan sejarah kebesaran Lumajang yang dikenal sejak zaman berdirinya Gunung Semeru di kitab tantu pangelaran. Gunung Semeru ditancapkan ditanah jawa oleh para dewa untuk menetramkan dunia dari goncangan jawadwipa. "Kami menancapkan lumajangsatu sebagai media perubahan bagi Lumajang yang dikenal akan kebesaran sejarahnya," terang Yudi. Dia menambahkan, Lumajang dalam kemajuan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah didukung masyarakat, perlu adanya control, kritikan dan masukan. Sehingga pembangunan antara KOta dan Desa bisa berkesinambungan dalam bidang perekonomian. "KOmunikasi politik pemerintah demi kemakmuran masyarakat di era demokrasi modern," paparnya. Bagi pembaca lumajangsatu.com adalah sebuah mitra demi kemajuan Lumajang, sehingga kritikan dan masukan bisa disampaikan lewat email redaksi : [email protected]. Mari kita bersama memajukan Lumajang dalam keterbukaan informasi publik dengan kebebasan pers.(red)