Lumajang(lumajangsatu.com)- Komisi D DPRD Lumajang mulai gerah dengan ulah sejumlah oknum guru sertifikasi yang dinilai malas dalam mengajar. Komisi D akan merekomendasikan kepada pemerintah mencabut sertifikasi jika ada oknum guru yang terbukti malas mengajar. "Kita memang mendapatkan laporan banyaknya oknum guru sertifikasi yang mulai kurang tingkat kedisipilian dalam mengajar," ujar SUgianto Ketua Komisi D DPRD Lumajang, Selasa (27/01/2015). Para guru sertifikasi tersebut lebih suka mewakilkan tugas mengajar kepada guru honorer atau sokwan. Sedangkan para guru tersebut lebih suka keluar dan berbisnis. "Para oknum guru sertifikasi itu lebih suka berbisnis dari pada mengajar," terangnya. Oleh sebab itu, Komisi D akan melaporkan temuan tersebut kepada pimpinan DPRD dan meminta pimpinan untuk membentuk pansus sertifikasi. Sehingga jika ditemukan guru yang suda malas, agar tunjangan sertifikasinya dicabut dan dialihkan kepada guru yang masih semangat memajukan pendidikan di Lumajang. "Kita akan sampaikan kepada pimpian DPRD, untuk memebentuk pansus sertifikasi demi perbaikan pendidikan di Lumajang," paparnya. Sebelumnya, wakil Bupati Lumajang As'at Malik menyebutkan banyak laporan yang masuk ke HP-nya tentang banyaknya oknum guru sertifikasi yang malas mengajar. Para guru itu lebih suka berbisnis dan mewakilkan tugas mengajar kepada para guru honorer dan sokwan.(Yd/red)
Pendidikan Dan Kesehatan
Sidak, Komisi D DPRD Temukan Masih Banyak Pungli di Sekolah
Lumajang(lumajangsatu.com)- Harapan sekolah gratis di Kabupaten Lumajang nampaknya jauh panggang dari api. Pasalnya, dari hasil inspeksi mendadak (sidak) komisi D DPRD Lumajang kesejumlah sekolah, masih banyak ditemukan tarikan tidak jelas alias pungutan liar (pungli). Kita masih banyak temukan pungli di sekolah dengan dalih berbagai macam alasan, ujar Sugianto Ketua Komisi D DPRD Lumajang kepada lumajangsatu.com, Senin (26/01/2015). Dalam melakukan tarikan. pihak sekolah berlindung pada peraturan buptai (perbup) yang memberikan celah sekolah melakukan tarikan kepada siswa dengan persetujuan komite sekolah. Padahal, bupati dalam jawaban pemerintah saat pandangan akhir frkasi dengan jelas meminta sekolah tidak lagi melakukan tarikan dengan alasan apapun. Para kepala sekolah berlindung pada peraturan bupati yang memperbolehkan tarikan dengan persetujun komite sekolah. Padahal, Permendikbud 44 tahun 2012 tentang pungutan dan sumbangan pendidikan sudah jelas sekolah dasar dilarang melakukan tarikan, terang politisi PKB itu. Oleh sebab itu, Komisi D meminta kepada Diknas untuk memberikan surat edaran kepada sekolah tentang laranagn tarikan dalam bentuk apapun. Hal itu sebagai konsekwensi, karena DPRD telah menyetujui dana BOS pendamping dari APBD ditembah. Kita minta Diknas memberikan surat edaran tentang larangan pungli, karena DPRD telah setuju dana BOS dari APBD ditambah, jelasnya. Saat sidak, Komisi D menemukan alasan tarikan kepada siswa untuk pembuatan sarana olah raga, gedung serba guna, pembanguan pagar hingga pembanguan plensengan.(Yd/red)
Waduh...! Belasan Pelajar Terjaring Razia Pesta Miras
Lumajang(lumajangsatu.com)- Belasan pelajar dari beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Lumajang, terjaring razia tengah berpesta miras oplosan di bantaran sungai gambiran Kelurahan Tompokersan Lumajang, Jumat (23/01/2015). Penanangkapan terhadap belasan pelajar itu lantaran bermula saat salah satu anggota shabara Polres Lumajang tengah melakukan patroli rutin, melihat kerumunan orang dibantaran sungai dari jembatan gambiran, lantas langsung menghapirinya. Ditemukan sedikitnya empat belas lebih pelajar dari beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) tengah berpesta Miras Oplosan. "Anggota saat itu sedang patroli, melihat kerumunan orang yang pesta miras anggotapun langsung melakukan penangkapan," papar Kompol Iswahab Waka Polres Lumajang pada sejumlah awak media. Lebih lanjut ia sangat menyayangkan, perbuatan para pelajar ini. menurutnya tidak seharusnya seorang pelajar minum-minuman keras. " Saya sangat menyayangkan, masih pelajar sudah minum-minuman keras, bahkan ada yang bawa sajam juga," lanjutnya dengan nada rendah. Menurut salah satu warga mengatakan bantaran sungai gambiran itu, sering dijadikan tempat pesta miras bagi para pelajar saat jam belajar. "kemarin disebelah sini ada sekitar lima pelajar mas," ungkap Romli warga setempat. Selanjutnya belasan pelajar yang teler ini pun langsung digelandang ke Mapolres Lumajang, untuk dilakukan pendataan dan pembinaan. Agar tak terulang kembali kejadian serupa, Polisi akan melakukan pemanggilan terhadap orang tua dan kepala sekolah dari masing-masing pelajar. (Mad/red)
Bismillah, NU Lumajang Selangkah Lagi Miliki Klinik Kesehatan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Harapan Warga NU Lumajang untuk memiliki tempat layanan kesehatan sudah nampak didepan mata. Pasalnya, Gedung NU Lumajang di jalan Musi nomor 9 lantai bawah akan menjadi Klinik Kesehatan NU Lumajang. "Alhamdulillh pembangunan fisik Klinik NU Lumajang sudah rampung, tinggal kita tunggu ijin operasional dari pemerintah keluar," ujar Samsul Huda M.Si kepada lumajangsatu.com, Kamis (22/01/2015). Untuk tenaga medisnya seperti perawat dan dokter yang akan bertugas di Kilinik NU sudah siap. Alat kelengkapan medis juga sudah siap, jika akhir bulan sudah turun ijinnya dari KPT maka awal Februari Klinik NU Lumajang akan bisa launching. "Tenaga medis, peralatan medis sudah siap, tinggal tunggu ijin keluar dari KPT dan kita akan segera launching," paparnya. Keberadaan Klinik NU Lumajang disambut baik oleh warga NU Lumajang. Pasalnya, jika NU memiiliki tempat layanan kesehtan, maka pengabdian NU kepada masyarakat akan semakin luas, bukan hanya keagamaan atau pendidikan saja. "Dengan memiliki layanan kesehatan, maka pelayanan NU kepada warga akan semakin luas tidak hanya keagamaan dan pendidikan saja," terang Imron salah satu warga NU Lumajang.(Yd/red)
Diguyur Hujan, Gedung SDN Sememu 01 Ambruk
Lumajang(lumajangsatu.com)- Lantaran diterpa hujan sejak jumat malam, sebuah gedung Sekolah Dasar Negeri 01 Sememu Kecamatan Pasirian Lumajang ambruk total, beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu namun kerugian sekolah ditaksir mencapai puluhan juta rupiah, Sabtu (17/01/2015). Ambruknya salah satu ruang kelas itu bermula saat hujan mengguyur kawasan tersebut, jumat malam, tidak lama kemudian sekira pukul 22.00 WIB terdengar suara keras dari area sekolah. "Setelah saya lihat, ternyata gedung sekolah yang ambruk total," papar subagyo salah satu warga sekitar. Sabtu pagi tadi, puluhan anggota TNI bersama warga setempat langsung membersihkan puing-puing bekas bangunan yang ambruk. Menurut Bambang Sutowo kepala sekolah, mengatakan ambruknya gedung milik sekolah tersebut selain diterpa hujan juga disebabkan kondisi bangunan yang sudah tua. "Bangunannya memang sudah lapuk mas," paparnya saat dikonfirmasi sejumlah awak media. Beruntung saat kejadian itu tidak ada orang yang beraktifitas baik dipelataran maupun di dalam ruangan. "Untung lah mas, tidak sampai menelan korban jiwa, soalnya setiap hari tempat ini dijadikan tempat bermain anak-anak ketika istirahat," syukurnya sambil mengelus dada. Selanjutnya pihak sekolah akan segera melaporkan kejadian tersebut terhadap Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang agar segera direhabilitasi. (Mad/red)
Rayakan Maulud Nabi, Siswa MTS/SMK Sunan Kalijogo Mainkan Kesenian Al-Banjari
Randuagung(lumajangsatu.com) - Siswa MTS Dan SMK Sunan Kalijogo Desa Tunjung Kecamatan Randuagung merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW berlangsung meriah, Jum'at(16/01) siang. Para siswa menampilkan berbagai kesenian islam, seperti pembacaan kita suci Al-Qur'an, Sholawat Nabi dan Hadrah Al-Banjari. Para siswa sangat antusias dalam merayakan hari Lahir Nabi Besar Muhammad SAW. Pasalnya, ketauladanan Rossullah memberikan rahmat dan berkah bagi umat manusia. Salah satu Guru MTS Sunan Kalijogo, Masruroh mengatakan, semua perayaan disiapkan oleh siswa mulai desain panggung, kesenian dan acara. Guru-guru hanya sebagai pembimbing. "Jadi anak didik kami sangat antusias dalam merayakan Maulud Nabi," ujar Guru Bahasa Inggris itu. Aksi kesenian Islami yang dilakukan sebagian siswa juga mendapat antusias dari siswa lainya. Pasalnya, anak didik sekolah Sunan Kalijogo diharapkan mampu kreatif dan Inovasi dalam proses pembelajaran. Dalam mendesain panggung, siswa Sunan Kalijogo menggunakan berbagai macam hiasan dari pohon pisang, balon udara serta pot bunga yang ditanam sendiri. "Kami disini hanya membimbing dan anak-anak didik kami sangat kreatif dalam menampilkan kesenian bernuansa islami," ujar perempuan dua anak itu.(ls/red)
Panggil Dispendik, Komisi D DPRD Geram Banyak Oknum Guru Bolos dan Lakukan Pungli
Lumajang(lumajangsatu.com)- Masih banyak tarikan di sekolah membuat geram Komisi D DPRD Lumajang. Komisi D langsung memanggil dinas pendidikan dan empat sekolah eks Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yakni SMA N 2 Lumajang, SMP N 1 Sukodono, SMP N 1 Lumajang dan SMK N 1 Lumajang. "Kita tadi melakukan rapat dengan dinas pendidikan serta empat sekolah eks RSBI," ujar Usman Afandi S.Pd Sekretaris Komisi D DPRD Lumajang, Rabu (14/01/2015). Komisi D berharap agar pendidikan di Lumajang benar-benar gratis. Tidak ditemukan lagi tarikan dengan dalih dan alasan apapun. Sebab, saat melakukan sidak kesejumlah sekolah, Komisi D masih menemukan sejumlah penarikan. "Pemanggilan tadi juga berkaitan dengan temuan saat Komisi D turun melakukan sidak kesejumlah sekolah," paparnya. Jika BOS dari APBN dan BOS pendamping dari APBD tidak mencukupi, maka akan dicarikan alokasi anggaran dari pos yang lainnya. Komisi D juga menekankan kepada sekolah untuk bantuan bagi siswa kurang mampu jangan sampai dikurangi dengan alasan apapun. "Kita juga menekankan agar sekolah tidak memotong hak bagi siswa kurang mampu dengan alasan apapun, karena itu memang hak mereka," terang politisi NasDem itu. Yang bikin miris Komisi D juga masih banyaknya oknum guru yang tidak semangat mengajar. Saat dewan sidak ke SMP N 1 Senduro, wakil rakyat itu menemukan 7 kelas dalam keadaan kosong tidak ada gurunya. DPRD meminta kepada pemerintah untuk memberikan sanksi kepada oknum guru yang malas. "Kalau memang guru sudah malas, kita minta Pemkab untuk menggantinya dengan guru yang masih semangat mengajar untuk memajukan pendidikan di Lumajang. Alasannya juga sepele, ada mantenan sehingga meninggalkan tugasnya untuk mengajar" pungkas pria berkaca mata itu.(Yd/red)
STAPA Center Sosialisasi Mengurangi Pekerja Anak di Area Perkebunan Tembakau
Lumajang(lumajangsatu.com)- PT HM Sampoerna Tbk, melalui payung program Sampoerna Untuk Indonesia (SUI) bekerjasama dengan STAPA Center Bangil dan KBM Mutiara Mandiri Desa Jokarto Tempeh Lumajang menggelar seminar dengan tema “Peningkatan Pemenuhan Hak Anak Atas Pendidikan dalam Upaya Mengurangi Pekerja Anak di Area Pertanian Tembakau”. Seminar serupa dilaksanakan di empat area, yaitu Jember, Probolinggo, Jombang dan Rembang. "Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak keluarga petani tembakau agar lebih memperhatikan pentingnya pendidikan bagi anak-anak," ujar Da'im Ketua STAPA Center Lumajang, Selasa (30/12/2014). Semnetara itu, ini,”ungkap Eri Andriani mewakili Direktur Stapa Center menyatkan, pengalaman mendampingi para petani tembakau di 11 kabupaten selama empat tahun, STAPA menemukan bahwa petani menginginkan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anaknya. Sekitar 80% petani yang kami damping berusia lebih dari 40 tahun dengan pendidikan setingkat sekolah dasar (SD). Harapannya, anak-anak mereka dapat menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kendalanya adalah akses layanan pendidikan tingkat menengah, termasuk jarak dan biaya transportasi. Oleh karena itu, misi pemerintah untuk meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan dan memperluas keterjangkauan layanan pendidikan akan membantu merealisasi harapan petani. Dalam hal ini, STAPA Center terus mendorong kesadaran petani tentang pendidikan anak-anak ini. Sejak tahun 2011, STAPA Center bekerjasama dengan Sampoerna telah menyelenggarakan program pemberdayaan keluarga petani tembakau di 11 kabupaten di propinsi JawaTimur, Jawa tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Lampung. Hingga tahun 2014, program ini telah menjangkau lebih dari 2.700 petani. Komitmen yang dibangun dengan petani tembakau dalam Community Learning Group (CLG) /Kelompok Belajar Komunitas adalah untuk meningkatkan akses pendidikan anak-anak dan melarang mereka untuk terlibat dalam Kegiatan pertanian tembakau. Upaya ini dilakukan bertahap dengan mempertimbangkan kondisi budaya masyarakat. STAPA Center melatih petani tembakau yang bergabung dalam CLG untuk mensosialisasikan Agriculture Labor Practices / Praktik Tenaga Kerja Pertanian (ALP). Selain itu, CLG juga mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan dengan mengelolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis, membentuk kelompok usaha produktif dan menguatkan organisasi kelompok tani (Poktan) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Dalam menjalankan program ini, CLG besama STAPA CENTER bermitra dengan SKPD terkait (Dinas Pertanian dan Kantor Perkebunan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan, dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi) di wilayah masing-masing. “Salah satu prinsip dasar ALP adalah pelarangan terhadap keterlibatan pekerja anak dalam praktek ketenagakerjaan di area pertaniantembakau. Inisiasi program ini merupakan perwujudan komitmen Sampoerna untuk berkontribusi terhadap masyarakat luas, salah satunya ialah dengan melakukan upaya pencegahan pekerja anak di area perkebunan tembakau," jelasnya. Pihaknya berharap kontribusi STAPA dapat mendorong pemerintah untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan bagi anak-anak keluarga petani tembakau, sehingga jumlah pekerja anak dapat terus berkurang. Sejak tahun 1999, Indonesia telah berkomitmen melakukan tindakan pengurangan dan penghapusan pekerja anak. Berdasarkan laporan yang digagas ILO bersama Bank Dunia, UNICEF dan Bappenas dalam Understanding Children Work (UCW) tahun 2012, jumlah pekerja anak di Indonesia berusia 7 – 14 tahun sebanyak 2,3 juta. "Sebanyak 58% anak-anak bekerja di sektor pertanian. Tingginya angka keterlibatan anak-anak dalam sektor pertanian ini memerlukan perhatian dari berbagai pihak mengingat pekerjaan di sektor pertanian memiliki risiko berbahaya bagi kesehatan anak berkaitan dengan penggunaan bahan kimia, mesin besar dan alat-alat berbahaya lainnya serta kondisi iklim yang ekstrim," ujar Taruli Aritonang, Manager Contribution & CSR PT HM Sampoerna Tbk.(Yd/red)
Selamat, Program Studi Manajemen STIE Widya Gama Akreditasi B
Lumajang(lumajangsatu.com)- Pada wisuda Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Widya Gama Lumajang tahun 2014 ada yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, wisuda kali ini dilakukan setelah dua jurusan yakni Manajemen dan Akutansi baru saja selesai dilakukan Akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). "Ada yang berbeda pada wisuda pada tahun ini, yakni kita baru saja selesai melakukan Akreditasi yang dilakukan oleh BAN PT," ujar Drs. Hartono MM, Ketua STIE Widya Gama Lumajang saat sambutan pada acara wisuda di gedung Soedjono, Sabtu (20/12/2014). Ada informasi yang sangat menggembirakan kepada seluruh mahasiswa bahwa program studi Manajemen telah turun hasil akreditasinya yakni akreditasi B. Sedangkan untuk AKutansi, kemungkinan baru bisa diketahui dalam satu minggu kedepan. "Alhamdulillah, Program Studi Manajemen sudah akreditasi B, sedangkan untuk Akutansi semoga dalam seminggu ini sudah turun hasilnya," jelasnya. Tak hanya itu saja, Yayasan Pembina Pendiikan Semeru (YPPS) juga telah menyetujui pembangunan gedung baru untuk ruang belajar baru. Sehingga, pada masa penerimaan mahasiswa baru, Widya Gama Lumajang bisa lebih banyak menerima mahasiswa baru. "Alhamdulillah, Yayasan juga telah menyetujui pembangunan baru dan tahun 2015 nanti sudah bisa diresmikan," pungkasnya. Dalam acara wisuda juga ada orasi ilmiah dengan Tema Peran Perguruan tinggi dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang unggul dalam rangka menyongsong pelaksanaan ekonomi asean, Oleh DR. Zainal Fanani., SE., MSA., Ak., CA, Ketua Bidang IV Pengembangan Pengabdian Masyarkat dan Humas Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Timur.(Yd/red)
Peduli Budaya, Tari Wani Iringi Wisudawan STIE Widya Gama Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Sebanyak 137 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Widya Gama Lumajang diwisuda dan mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (S-1), di Gedung Soedjono Lumajang, Sabtu (20/12/2014). Yang menarik, saat masuk diacara wusuda para wisudawan dan wisudawati diiringi tarian wani. "Seperti biasa, setiap kali wisuda STIE Widya Gama selalu diiringi tarian tradisional. Kali ini tarian yang mengiringi namanya tari wani," ujar Zainul Hidayat Panitia wisuda STIE Widya Gama. Tari wani mencerminkan sebuah perjuangan hidup manusia di dunia. Dimana, semua yang dilakukan harus dilakukan dengan keberanian yang terarah dan terukur sehingga bisa mencapai kesuksesan. "Tari wani ini mencerminkan perjuangan hidup manusia yang memang harus berani dan juga upaya ikut melestarikan budaya" terangnya. Dari 137 wisudawan dan wisudawati berasal dari dua jurusan yakni Akutansi dan Manajmen. Dari jurusan Manajeman berjumlah 57 wusidawan dan Akutansi berjumlah 80 wusudawan. "137 wisudawan dan wisudawati ini berasal dari dua jurusan yakni Manajemen dan Akutansi," paparnya.(Yd/red)