Lumajang(lumajangsatu.com)- Disela-sela aksi demo Laskar Hijau dan aktivis lingkungan di kantor Perhutani Lumajang, sejumlah aktivis menemukan hal yang cukup menyedihkan. Pasalnya, sungai didepan kantor pehutani yang mengalir kearah utara sangat kotor dan menyebarkan aroma bau busuk. "Sungainya sangat kotor dan bau yang bisa menjadi sarang nyamuk serta bakteri-bakteri," Ujar Azizah, aktivis PMII yang ikut dalam demo tersebut, Senin (07/10/2013). Ia menilai, kondisi sungai yang sangat kotor tersebut dan terletak ditengah kota Lumajang sangat bertolak belakang dengan sejumlah penghargaan yang diterima oleh Pemerintah Lumajang. Dimana, Lumajang menerima penghargaan Swasti Saba Wistara, piala bergengsi untuk daerah sehat dan piala Adipura, sebagai perghargaan bagi daerah yang bersih. "Fakta sungai yang sangat kotor dan bau busuk, sangat bertolak belakang dengan penghargaan yang ditemrima Lumajang," Tambahnya. Ia berharap kepada pemerintah khsususnya instansi yang bersangkutan, agar ada perhatian pada sungai-sungai yang kotor. Sehingga, penghargaan yang ditemria Kabupaten Lumajang tidak hanya sebagai topeng saja. "Kita menginginkan agar penghargaan yang diterima sesuai dengan faktanya," Harapanya. Jika penghargaan yang diterima berbanding terbalik dengan kenyataan dilapangan, maka penghargaan tersebut tidak ada gunanya. Karena sejatinya, penghargaan dan piala yang diterima adalah sebagai bentuk reward untuk sebuah fakta nyata, bukan sebuah rekayasa. "Jangan direkayasa," Pungkasnya.(Yd/red)
Peristiwa
Perhutani Janji Identifikasi Penyebab Kebakaran Hutan Gunung Lemongan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Usai menemui dan menampung aspirasi dan masukan dari para aktivis lingkungan, Perhutani KPH Probolinggo berjanji untuk melakukan investigasi pada kebakaran Hutan dilereng Gunung lemongan. Pasalnya, perhutani disebut sebagai pihak yang membakar hutan dan mengakibatkan pada matinya ribuan pohon yang ditanam para aktivis lingkungan di Lumajang. Ratmanto Trimahono, Administratur Perhutani KPH Probolinggo menyatakan, pihak perhutani tidak memerintahkan ada pembakaran dilahan yang saat ini ditebang. Perhutani hanya menebang dan membersihkan area dari tanaman semak belukar. Pihaknya juga tidak mengetahui bahwa diarea petak 19 C yang ditebang tersebut ada tanaman dari Laskar Hijau. "Kami berjanji jika ada oknum dari perhutani yang sengaja membakar maka kita akan tindak sesuai dengan kesalahannya," Terangnya kepada sejumlah wartawan dara para pendemo, Senin (07/10/2013). Namun, pihak Perhutani masih perlu melakukan identifikasi dan klarifikasi apakah ada oknum perhutani yang terlibat dalam pembakaran atau ada pihak-pihak lain yang melakukan, karena lahan perhutani penuh dengan berbagai kepentingan dari berbagai pihak. Proses identifikasi membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua minggu, namun Perhutani tidak bisa menjamin bisa menangkap para pelaku pembakaran jika memang ada. "Paling lama seminggu namun kita tidak menjamin bisa menangkap para pelaku," Terangnya. Lanjut dia, perhutani juga memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengendalian pada bencana kebakaran yang terjadi setiap tahun di lereng Lemongan. "kami juga memiliki tanggung jawab pada pengendalian dan pemadaman kebakaran hutan," Jelasnya. Perhutani juga akan melakukan penanaman pada area lahan hutan produksi dan hutan lindung di area petak 12. Namun, dalam sejarahnya di petak 12 yang masuk dalam hutan lindung adalah padang savana. Sehingga perhutani dalam melakukan penanaman akan melakukan secara alami, atau melakukan rekayasa penanaman jika dimungkinkan. "Penanaman bisa dipasrahkan secara alami atau melalui rekayasa penanaman," Tambahnya. Perhutani juga mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Laskar hijau dan para Pecinta Alam yang ikut melakukan penanaman. Meski demikian, dari jenis pohon yang tanam hanya bambu saja yang dianggap paling tepat. "Hanya bambu yang paling tepat, kalau tanaman buah meskipun hidup namun tidak akan ada manfaatnya," Jelasnya. Yang paling penting dalam pelestarian di petak 12 tersebut adalah deteksi dan pengendalian serta pemadaman pada kebakaran. Pemahaman pada masyarakat juga sangat penting agar tidak melakukan pembakaran lahan. "Untuk pecinta Alam yang mendaki agar tidak melakukan aktifitas yang bisa menimbulkan kebakaran," Pungkasnya.(Yd/red)
Rusak Ribuan Pohon, Ratusan Aktivis Lingkungan Gruduk Kantor Perhutani Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Ratusan aktivis Lingkungan yang dikomandani Laskar Hijau Klakah, ngeluruk kantor Perhutani Lumajang, Senin (07/09/2013). Kedatangan Ratusan aktivis tersebut untuk menuntut aksi pengrusakan tanaman yang telah ditanam oleh para aktivis, di lereng Gunung Lemongan. Menurut A'ak Abdullah AL-kudus, Koordinator Laskar Hijau, kedatangan ratusan aktivis dari berbagai elemen tersebut merupakan aksi keprihatinan, karena Perhutani telah merusak bibit pohon yang telah ditanam oleh para aktivis. Saat menebang hutan, perhutani juga menebang dan membakar pohon yang ditanam para aktivis. "Ribuan pohon yang kami tanam, hangus tidak tersisa sama sekali," Ujar A'ak. Para aktivis meminta pehutani untuk meminta ma'af karena telah melecehkan upaya pelestarian yang dilakukan elemen masyarakat di Lumajang. Para aktivis juga meminta agar pohon yang dibakar dan ditebang oleh Perhutani, agar diganti 10 kali lipat dari pohon yang telah ditanam oleh Laskar Hijau dan aktivis. "Kami minta perhutanai menananm 10 kali lipat dari tanaman yang mereka rusak," Jelasnya. Mewakili masyarakat, Laskar Hijau juga meminta agar perhutani menghentakan penebangan pasir dan batu yang ada di sekitar Gunung lemongan. Sebab, penambangan itu sangat mengganggu dan merusak kelestarian alam. Dari pertemuan yang berlansgung hampir 2 jam antara elemen aktivis lingkungan, dan Perhutani KPH Probolinggo, Asper Klakah yang cukup bagus adalah upaya kerjasama yang pernah digagas perhutani dan Laskar Hijau pada 2011, untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan hutan Gunung lemongan. "Yang bagus adalah perhutani kembali bersedia untuk menindaklanjuti MoU yang pernah digagas pada 2011 lalu, dan hal itu yang harus kita kawal bersama," Pungkasnya. Dalam aksi tersebut, para akrtivis yang sekujur tubuhnya dilumuri dengan lumpur, memberikan 3 bibit pohon kepada perhutani sebagai simbol agar perhutani tidak hanya bisa menebang dan menebang. AKtivis juga mengajak perhutani agar menjaga dan melestarikan Lingkungan. "Ini pesan dari bumi," Ujar aktivis sambil memberikan bibit pohon.(Yd/red)
Dituding Melakukan Pengrusakan Hutan Lemongan, Asper Klakah Akhirnya Angkat Bicara
Lumajang(lumajangsatu.com)- Melalui Asisten perhutani (Asper) Klakah, akhirnya perhutani angkat bicara, pada kasus pengrusakan dan pembakaran hutan lereng Gunung Lemongan Lumajang, yang ditudigkan aktivis Lingkugan Laskar Hijau. Menurut Wargono, Asper Klakah, sangat jelas bahwa areal hutan yang ditebang merupakan hutan produksi milik perhutani. Lanjut dia, di petak 19 C, tidak ada kawasan konservasi yang selama ini disampaikan oleh Laskar Hijau. Dikawasan perhutani Asper Klakah tidak ada kawasan Konservasi,perhutani hanya mengelola hutan produksi dan hutan lindung. Di petak 19 C merupakan hutan produksi yang ditanami dengan pohon Akasia Mangium. "Di petak 19 C, merupakan hutan produski yang ditanami dengan pohon akasia magium," Terangnya, Minggu (06/10/2013). Ia menjelaskan, lahan yang ditebang oleh perhutani seluas 32,6 hektar, yang terletak di Desa Papringan Kecamatan Klakah. Tanaman yang ditebang memang sudah waktunya masa tebang, karena sudah berumur 11 tahun, yakni ditanam tahun 2002 oleh perhutani. "Luasnya 32,6 Hektare dan sudah tinggal sedikit karena mulai beberap waktu lalu proses penebangannya," Ungkap Asper yang baru menjabat 2 bulan itu. Sedangkan hutan lindung yang dikelola oleh Perhutani berada di petak 12, tepat diatas hutan yang ditebang oleh perhutani seluas 32,6 hektar tersebut. Penebangan pohon juga tidak sampai pada hutan lindung dan sudah sesuai dengan prosedur serta penebangan sudah direncanakan sejak 2 tahun yang lalu. "Hutan lindung dibelakang Posko Laskar Hijau, dan penebangan sudah direncanakan sejak 2 tahun lalu," Tambahnya. Sedangkan tudingan dari laskar hijau bahwa penebangn yang dilakukan oleh Perhutani merusak tanaman yang ditanam para aktivis lingkunga, Wargono menyatakan lebih jelasnya akan disampaikan saat pertemuan dengan para aktivis, dalam aksi demo yang akan dilakukan pada hari Senin tanggal 7 Oktober besok. "Kalau masalah perusakan lebih jelasnya besok," Imbuhnya. Ia menilai, kejadian tersebut hanyalah masalah miskomunikasi saja antara perhutani dengan Laskar Hijau. Sehingga, dalam aksi yang akan dilakukan besok tersebut, akan dijelaskan oleh Pimpinan Perhutani Lumajang. "Mungkin ini karena terjadi miskomunikasi saja," Ujarnya. Saat ini, Perhutani telah menghentikan sementara proses penebangan hutan di petak 19 C tersebut. Sebab, dari 32,6 hektar lahan yang akan ditebang sudah tinggal sedikit. "Kita sudah hentikan penebangannya," Pungkasnya.(Yd/red)
Kecelakaan Tunggal di Jalur Lumajang-Jatiroto, Satu Nyawa Melayang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kecelakaan tunggal mobil Nopol L 8384 LI Mitsubisi Strada, terjadi dijalur tengkorak Lumajang-Jember, di Desa Banyuputih Kidul, kecamatan Jatiroto Lumajang, jam 5 pagi, Minggu (06/10/2013). Satu orang meninggal dilokasi Bernana Imam (31), Warga Desa Pondok Dalem, Tanggul, Jember, sedangkan satu korban lagi selamat, meski mengalami luka cukup parah. Korban selamat adalah sopir, yang langsung dilarikan ke rumah sakit Jatiroto. Sedangkan korban meninggal langsung dibawa ke RSU Dr Hariyoto Lumajang oleh bersama keluarga Korban, untuk dilakukan outopsi. Informasi yang dihimpun di lokasi, korban melaju dari arah barat ketimur menuju arah pulang dari Paiton, kondisi jalan yang masih sepi memebuat laju mobil sangat kencang. Karena menghindari sesuatu yang juga tidak jelas, akhirnya sopir membanting setir ke kanan dan akhirnya menbrak pohon yang berada di samping jalan. Diperkirakan, korban meninggal karena tidak menggunakan sabuk pengamanan. Sedangkan sopir selamat karena menggunakan sabuk pengaman. " Sekitar jam 5 korban yang selamat minta tolong mas," Ujar pemilik warung dipinggir lokasi kejadian.(Yd/red)
Lereng Gunung Lemongan Terbakar, Ribuan Pohon Yang Ditanam Aktivis Hangus
Lumajang(lumajangsatu.com)- Hal yang sangat dikhawatirkan oleh para Relawan Laskar hijau pada saat dilakukan pembakaran hutan oleh Perhutani beberapa waktu yang lalu, akhirnya benar-benar terjadi. Pasalnya, Ratusan hektar kawasan di Hutan Lindung Gunung Lemongan terbakar, Sabtu (05/10/2013). Hamparan ilalang yang meranggas berkobar karena tersulut api. Akibatnya, ribuan pohon yang ditanam tahun lalu oleh para relawan Laskar Hijau dan elemen masyarakat lain turut terbakar, karena rembetan api dari hamparan ilalang yang kering tersebut. "Ribuan pohon yang ditanam tahun lalu oleh relawan lingkungan ikut hangus," Ujar A'ak Abdulah Al-kudus, Koordinator Laskar Hijau Klakah. Kebakaran diketahui oleh 3 orang relawan Laskar Hijau yang sedang bertugas menjaga Posko Laskar Hijau di Gunung Lemongan pada sekitar jam 10.00 WIB, tak lama setelah ada rombongan dari Perhutani yang memasang patok di sekitar posko Laskar Hijau. “Setelah orang perhutani meninggalkan posko, kami berencana turun, tapi ternyata kami melihat kobaran api di bukit belakang posko” Ujar Duyum salah satu relawan Laskar Hijau. Akhirnya tanpa pikir panjang tiga orang relawan tersebut naik dan melakukan upaya pemadaman dengan alat seadanya setelah sebelumnya mengabari para relawan yang lain. Namun karena apinya terlalu besar, sedangkan peralatan yang dimiliki sangat terbatas, api gagal dijinakkan bahkan terus merembet ke atas dan menghanguskan hamparan ilalang yang kering kerontang. “Apinya terlalu besar, kami tidak mampu memadamkannya” Kata Surya yang memimpin upaya pemadaman saat itu. Laskar Hijau segera menghubungi Kapolsek Klakah, BPBD Lumajang dan juga pihak Perhutani untuk mendapatkan bantuan guna melakukan pemadaman api yang kian membesar tersebut. Tapi mungkin karena tidak adanya alat yang memadai, sehingga tidak bisa dilakukan tindakan apapun oleh pihak-pihak yang telah dihubungi tersebut. “Memang tindakan pemadaman yang logis hanya melalui udara, karena medannya sulit dijangkau oleh mobil PMK” tutur A’ak. Belum bisa diprediksikan berapa kerugian yang dialami oleh Laskar Hijau karena kejadian ini. Yang pasti ada ribuan tanaman bambu petung hitam, mente, mangga dan lain-lain yang menjadi korban dari ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab ini. Sampai berita ini diturunkan api di Gunung Lemongan terus membara dan merambat tak terkendali.(Yd/red)
Kebakaran Hutan dan Ilalang di Lereng Gunung Lemongan Kembali Terjadi
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kebakaran ilalang di lereng Gunung Lemongan kembali terjadi, sekitar jam 11 siang, Sabtu (05/10/2013). Informasi tersebut diperoleh dari para aktivis lingkungan Laskar Hijau, yang memantau langsung kebekaran diarea lereng Gunung Lemongan. Menurut A'ak Abdullah AL-kudus, area ilalang yang terbakar berada diatas lokasi lahan yang ditebang oleh perhutani beberapa waktu lalu. Meski belum diketahui penyebab pastinya, namun Laskar Hijau mengira ada para pihak yang sengaja melakukan pembakaran. "KIta belum tahu penyebabnya, namun kami duga ada yang sengaja," terangnya. Melihat kondisi cuaca dan angin yang yang cukup kencang, kemungkian kebakaran akan terus merembet, dilokasi lahan yang sudah dibersihkan ilalangnya dari tanaman konservasi, yang ditanam para aktivisi. Aktivis laskar hijau juga mulai naik, untuk melihat seberapa luas lahan yang sedang terbakar. "Melihat cuacanya pasti akan merembet sangat luas," Ujar A'ak. Pihaknya juga telah mengabarkan kepada sejumlah petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang. Harapannya, agar ada penaggulangan dari BPBD, sehingga kebakaran tidak akan masuk dalam kawasan yang lainnya. Dikonfirmasi terpisah, Rochani Kepala BPBD mengaku belum mendapatkan informasi terjadinya kebakaran hutan dilereng Gunung lemongan. Pihaknya akan melakukan pengecekan adanya kebakaran tersebut, jika memang terjadi maka BPBD akan melakukan koordinasi dengan pihak kehutanan. "Kita belum dapat kabarnya ya mas, coba saya cek dulu ke teman-teman," Ungkap Rochani, saat dihubungi lumajangsatu.com.(Yd/red)
Calon Haji Lumajang Meninggal Di Mekkah
Lumajang(lumajangsatu.com)-Seorang calon haji kelompok terbang (Kloter) 39 asal Lumajang, Jawa Timur, Mistadji bin Sarjo (64), meninggal dunia di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Daerah Kerja Mekkah, akibat pendarahan di lambung. "Jadi, sampai sekarang sudah ada dua calon haji asal Jatim yang meninggal dunia di Tanah Suci yakni Mistadji dari Kloter 39 dan sebelumnya Musiyannah asal Lamongan dari Kloter 1 yang wafat pada Senin (30/9)," kata Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya H Asyhuri di Surabaya, Kamis. Didampingi staf Humas PPIH Embarkasi Surabaya Bagus Budiman, ia menjelaskan Mistadji yang meninggal dunia pada Rabu (2/10) pukul 12.20 WIB akibat gangguan saluran pencernaan itu sudah dimakamkan di Syarayi Mekkah. "Kalau calon haji Kloter 1 asal Lamongan, Jawa Timur, Musiyannah binti Alwi, meninggal dunia akibat serebro vaskuler (stroke) atau disebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak," katanya. Selain itu, ada seorang calon haji yang dirawat Rumah Sakit Haji Surabaya yang dipulangkan ke rumah sakit daerah yakni Sumilah binti Senen (50) dari Kloter 22/Mojokerto. Sumilah dirawat di rumah sakit haji karena menderita Hipertensi Emergensi (stroke). Hingga Kloter 49 (2/10), calon haji yang masih dirawat di Rumah Sakit Haji Surabaya sebanyak empat orang, yakni Supatmi binti Tumijan (60) dari Kloter 29/Blitar karena sakit DM (gula), dan Suni Sahat Tajab binti Ma'rup (60) dari Kloter 44/Malang karena sakit Anemia pro tranfusi. Selain itu, Suwadi Poniman Gino bin Ponimin (57) asal Malang dari Kloter 45/Malang karena sakit Anemia pro transfusi, dan Didik Sumarsono bin Suparman (41) dari Kloter 45/Malang karena sakit Kidney Failure. "Ada dua pendamping dari Malang yang akhirnya tertunda bersama mereka yakni Lasmari Ma'ruf Marban bin Ma'ruf, serta Dwi Krisdiana binti Parijo Marsam. Keduanya merupakan pendamping bagi calon haji dari Malang," katanya. Hingga Kloter 49 itu pula, Siskohat PPIH Embarkasi Surabaya mencatat calon haji yang sudah diberangkatkan sebanyak 21.587 orang dengan 245 petugas, sehingga tersisa 6.000-an calon haji yang tergabung dalam 9-10 kloter. "Dari jumlah tersebut tercatat 208 open seat (kursi kosong) atau calon haji gagal berangkat dengan berbagai penyebab, di antaranya wafat, sakit, hamil, mutasi kloter, mutasi daerah, dan sebagainya," katanya.(red) sumber : republika.co.id
Perhutani Juga Rusak Pohon Yang Ditanam Kapolres dan Yonif 527 Lumajang, di Lemongan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Aktivis Laskar Hijau mengutuk keras pengrusakan dan pembakaran tanaman konservasi yang berada di kawasan lereng Gunung Lemongan Kabupaten Lumajang. Pasalnya, menurut Koordinator Laskar Hijau A'ak Abdullah AL-Kudus, Perhutani II Probolinggo, telah membuat kesepakatan tidak akan menebang pohon yang berada di lereng Guneung Lemongan. Namun, pada kenyataanya hampir selama sebulan terkahir, perhutani melakukan penebangan dengan membabi buta yang mengakibatkan rusak dan matinya ribuan pohon konservasi yang ditanam oleh berbagai elemen di Lumajang. Tak hanya itu, perhutani juga membakar lahan yang rawan terjadi kebakaran, akibatnya berdampak pada matinya pohon konservasi. "Perhutani telah menginggkari kesepakatan yang kita buat, untuk bersama-sama melakukan pelestarian lingkungan di lereng Gunueng Lemongan," Ujar A'ak, Koordinato Laskar Hijau, Kamis (03/10/2013). Siang tadi, dari pihak perhutani telah meminta ma'af, namun hal itu tidaklah cukup. Pehutani harus berhenti menebang phon dan berjanji ikut menjaga lahan konservasi. Pohon-pohon yang ditanam Kapolres Lumajang, Yonif 527 Lumajang juga hangus terbakar. "Tidak cukup hanya mina ma'af saja, karena perhutani telah melecehkan upaya pelestarian lingkungan yang digagas oleh berbagai elemen di Lumajang," Terangnya. Jika nantinya perhutani tidak bersedia untuk menghentikan penebangan pohon di lereng Gunung Lemongan, maka lebih baik perhutani dibubarkan, Karena hanya menyumbang keruskan alam saja. Pihaknya kata A'ak pada hari Senin 07 Oktober mengundang seluruh elemen yang peduli dengan lingkungan, untuk ikut berdemo di Kantor Perhutani Lumajang, diselatan Rumah Sakit Dr Hariyoto Lumajang.(Yd/red)
Macam Kumbang Turun Gunung, TNBTS Akan Cari Penyebabnya
Lumajang(lumajangsatu.com)- Setlah tidak bisa dilumpuhkan denga bius, akhirnya macan Kumbang Semeru yang turun gunung dan masuk ke rumah, Mulyadi (50), Warga Dusun Sumber Desa Sentul Kecamatan Sumbersuko dan menerkam 3 korban, akhirnya di tembak mati oleh aparat kepolsian. Taman Nasional Bromo Tengger (TNBTS) akan melakukan kajian dan penelitian terhadap hewan konservasinya masuk ke pemukiman warga. Ayu Dewi Utari Kepala TNBTS mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan, hewan kumbang yang menghuni Hutan TNBTS harus keluar dari wilayah konservasi disebabkan karena mencari mangsa atau ada hal yang lainnya. Sebab, macan kumbang keluar dari kawasan hutan melewati 4 desa hingga masuk ke rumah warga. "Cari mangsa kok keluar sampek jauh, kemungkinan saja karena kesasar" ungkapnya. Ia menjelasakan, cara hidup hewan kumbang tidak berkelompok, tetapi hidup sendiri dalam mencari makan. Dengan melewati 4 desa, diluar dugaan. Biasanya, macan kumbang hanya mecari buruan didesa pinggir hutan TNBTS. "Ini yang masih tanda tanya bagi kami," jelas Ayu. TNBTS juga tidak mengetahui populasi macan kumbang di hutan Semeru. Pasalnya, hewan kumbang pola hidupnya berpindah-pindah, sehingga sulit untuk bisa terdeteksi "Jenis macan di Semeru didata kami, ada Kumbang dan Tutul, ini hewan konservasi," pungkasnya.(Yd/red)