Lumajang(lumajangsatu.com)- Setelah tidak bisa dilumpuhakn dengan tembak bius, akhirnya sang macan Kumbang Semeru yang masuk ke rumah warga Desa Sentul Kecamatan Sumbersuko dilumpuhkan dengan cara ditembak oleh aparat kepolisian dengan senjata api jenis SN. Tak hanya itu, saat hendak dilumpuhkan oleh dua petugas Taman Safari Indonesia (TSI) dan personil polisi malah menjadi korban. AKBP Singgamata SIK, kapolres Lumajang yang memimpin langsung pelumpuhan macan kumbang Semeru dengan menggunakan senpi, dikarenakan sebelumnya menerkam 3 orang. Situasi dan kondisi rumah dimasuki macan kumbang juga sudah tidak memungkinkan, karena ribuan orang tumpah ruah untuk melihat prosesi penangkap. "Karena sudah ada 3 korban, maka kami harus melumpuhkannya. Selain itu, massa yang ingin melihat juga sulit dkendalikan," ungkapnya. Dari pantauan, proses penembakan macan oleh aparat polisi didampingi Kapolres AKBP Singgamata, Dandim 0821, Letkol Inf Akhyari, Kepala TNBTS, Ayu Dewi Utari dan Asper Perhutani Senduro, Munir. Petugas juga, menyiapkan kotak peti untuk evakuasi macan kumbang. Usai ditembak mati, macan kumbang dimasukan ke dalam kota peti. "Jadi macan kumbang ditembak mati, karena ada korban dan sesuai protap," ungkap Ayu Dewi Utari. TNBTS akan membawa macan kumbang yang mati ke Taman Safari Indonesia Pasuruan untuk dilakukan otopsi dan perawatan.(Yd/red)
Peristiwa
Macan Kumbang Semeru Turun Kepermukiman, Gegerkan Warga Sentul, Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Warga Desa Sentul, Kecamatan Sumbersuko, Lumajang digegerkan adanya se-ekor macan kumbang Gunung Semeru yang masuk rumah, Mulyadi, warga setempat, Selasa(02/10/2013). Macan Kumbang dengan tinggi 1 dan panjang 2 meter berada di dapur dan hampir saja menerkam pemilik rumah.
Sempat Tertunda, Akhirnya 800 Warga Jenggrong, Ranuyoso, Terima BLSM
Lumajang(lumajangsatu.com)- Setelah sempat tertunda menerima BLSM tahap ke dua akibat kendala teknis di Desa, akhirnya 800 warga desa Jenggrong, Kecamatan Ranuyoso bisa bernafas lega. PAsalnya, PT Pos Indonesia Lumajang sudah mencairkan BLSM tahap kedua di kantor Pos Cabang Ranuyoso, Selasa (01/10/2013). "Hari ini 800 penerima balsem desa Jenggrong akan menerima pembayaran balsem tahab ke dua setelah sempat tertunda," Ujar Heny Setyo Nusanto, Kasi Pelayan Pos Lumajang, kapada lumajangsatu.com. Menurutnya, PT Pos Indonesia Lumajang akan membayarkan balsem dikantor Pos Cabang Ranuyoso dan tidak dikantor desa Jenggrong, karena diluar jadwal yang telah ditentukan. Dimana, jadwal untuk desa Jenggrong pada hari Minggu, 22 september lalu. "Kita bayarkan di kantor pos, karena sudah diluar jadwal yang telah ditentukan," Tambahnya. Lanjut dia, karena kendala teknis dari pihak desa akhirnya sebanyak 800 penerima yg rata-rata sudah tua harus datang ke kantor pos. Meski cukup banyak, namun pembagian balsem tahap kedua berjalan dengan lancar. Warga yang menerima balsem tertib untuk antri menunggu giliran dipanggil oleh petugas. "Dibantu oleh patuga keamanan, Alhamdulillah pembagian BLSM berjalan dengan lancar," Pungkasnya.(Yd/red)
Pantai Selatan Diterjang Tsunami, Warga Pasirian Lari Tunggang Langgang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Masyarakat dusun Dampar, desa Bades kecamatan Pasirian lari tunggang langgang karena diterjang Tsunami. Namun, hal itu bukan Tsunami sungguhan, tetapi sebuah simulasi atau Gladi lapang antisipasi penagulangan bencana alam Tsunami pantai selatan yang dilakukan oleh Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Lumajang, bersama instansi samping dan para relawan serta masyarakat setempat, Kamis siang, (26/09/2013). Ikut Dalam simulasi yang dimulai jam 09.00 itu sejumlah anggota Muspida, satuan tim penanganan bencana dan unsur TNI-Polri. Selain Bupati dan wabup, Ketua BPBD dan tim SAR juga hadir di lokasi gladi lapang penanganan bencana Tsunami. Disimulasikan sedikitnya 250 rumah rusak termasuk fasilitas umum, Puluhan warga luka-luka dan semua aktifitas didaerahyang dilanda bencana lumpuh total. Warga pun langsung diarahkan mengikuti jalur evakuasi, ditempat yang telah disediakan. Evakuasi yang dilakuak melibatkan kendaraan transportasi yang mengangkut warga dari lokasi evakuasi menuju lokasi pengungsian di dusun kaliwelang desa Gondoruso, Pasirian. Ditempat pengungsian tim kesehtan telah siap untuk memebrikan bantuan pada warga yang mengalami luka-luka. Tak hanya itu, para pengungsi juga mendapatkan pembinaan psikologis pasca bencana. Bupati Lumajang, Sjahrazad Masdar menayatakan semua pelaksanaan gladi lapang berjalan dengan baik. "Antara satu tim dengan lainnya sangat kompak dalam menanggulangi bencana, hal ini sangat baik" Jelas Bupati yang hadir langsung pada Galdi lapng Tsunami. Gladi lapang sangat bermanfaat dalam upaya menanggulangi bencana Tsunami, baik masyarakat umum, anak kecil, petani dan warga lainnya sangat terbantukan. Dimana, wilayah pesisir pantai selatan adalah wilayah yang rawan bencana Tsunami. "Kegitan ini sangat memebatu, jika bencana benar-benar datang," Pungkasnya.(Yd/red)
Wartawan Sempat Dilarang Meliput Mutasi Pejabat Pemkab Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Insiden yang cukup disayangkan sempat terjadi sebelum acara Pelantiakan 244 Pejabat Struktural dan fungsional dlakukan, di Pendopo Pemkab. Pasalnya, insan Media dilarang masuk dan disuruh berkoordinasi dengan Humas Pemkab, Rabu (25/09/2013). "Ma'af mas tidak bisa masuk, wartawan diminta untuk koordinasi dengan Humas terlebih dulu," Ujar salah satu petugas Satpol PP yang menjaga pintu masuk pendopo, kepada wartawan yang akan masuk. Kejadian itu sontak menjadi pertanyaan besar bagi wartawan, karena tidak biasanya kegiatan pemkab, Satpol PP melarang Jurnalis untuk meliput. Sejumlah wartawan juga sempat adu mulut dengan satpol PP yang menjaga. Bahkan, Yoni Kristiono menunjukkan SMS undangan dari bagian humas pemkab kepada Petugas Satpol PP. "Loo kita mau melipout, masak tidak boleh dan disuruh koordinasi dengan Humas, apa-apaan ini," Ujarnya sedikit kesal. Adu mulut akhirnya usai setelah Yuli Haris kasi Informasi Humas Pemkab Lumajang, datang kelokasi untuk menjelaskan duduk perkaranya. Ia menyatakan tidak ada larangan untuk melakukan peliputan dan para wartawan dipersilahkan wartawan masuk ke Pendopo. "Ini salah informasi saja, tidak ada perintah larangan meliput bagi para wartawan," Ujar perempuan yang akrab dengan insan pers ini. Sementara itu Bigyanto, Kasi Operasional Satpol PP kepada wartawan mengatakan bahwa langkah itu diambil sesuai dengan hasil rapat yang berlangsung tadi malam. Satpol PP yang menjaga juga masih baru, sehingga salah mengartikan perintah yang diberikan "Rapat tadi malam hasilnya begitu mas," Jelasnya kepada para wartawan yang sudah berkumpul didepan Pendopo.(Yd/red)
Operasi, Satlantas Polres Lumajang Tilang Sepeda Yang Tidak Standart
Lumajang(lumajangsatu.com)- Satuan Polisi lalulintas (Satlantas) Polres Lumajang terus menggalakkan operasi, untuk menciptakan pegendara patuh dan taat pada aturan saat berkendara. Dalam operasi yang digelar pagi dan sore, polisi menilang beberapa sepada motor yang tidak melengkapai dengan surat-surat, maupun sepeda yang tidak standart seperti menggunakan ban kecil. "Ini opreasi rutin pada kendaraan, baik angkutan barang ataupun kendaraan pribadi," Ujar Ipda Ponsen Dadang SH, Kaur BIN OPS Satlantas Lumajang, Selasa (24/09/2013). Operasi pada pagi hari dilakukan didepan Polsek Sumbersuko, dan pada sore harinya dilakukan didepan Satlantas Polres. Sejumlah kendaraan yang mengguankan asesoris tidak standart langsung dibawa ke Satlantas, dan pemilik harus menggatinya dengan yang standart. "Yang tidak standart kita tilang, dan pemilik harus menggantinya dengan yang stadart, baru bisa membawa pulang kendaraanya," Terangnya. Ia menjelaskan sepeda yang tidak menggunakan asesoris standart, seperti ban yang kecil sangat rawan mengalami kecelakaan. Sebab, ban yang kecil ketika melakukan pengereman mendadak pasti akan terjatuh karena tidak mampu menahan beban yang berat. "Jika menggunkan ban kecil sangat membahayakan pengendara dan orang lain," Tambahnya. Kegiatan operasi akan terus dilakukan oleh jajaran polisi lalulintas, hingga masyarakat memiliki kesadaran dalam berkerdara dengan mematuhi aturan yang berlaku.(Yd/red)
Teliti Situs Biting, Balar Jogya Temukan Gerbah, Kermaik Cian dan Eropa
Sukodono(lumajangsatu.com)-Penelitian Balai Arkeologi Jogyakarta (Balar Jogya) untuk mengetahui ketebalan dinding benteng kota raja Lamajang di Situs Biting, Dusung Biting Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono selama 4 hari. Para penelitian dalam proses eskavasi menemuan pecahan tembikar, keramik cina dan eropa. Peneliti Balar Jogya, Gunadi Kasnodiharjo mengatakan, temuan artefak peninggalan sejarah yang dugaan alat rumah rumah tangga, ditemukan saat pengalian. Setiap temuan pecahan gerabah dan keramik diamankan untuk mengetahui, benteng situs biting berdiri sejak tahun berapa dan hancur ditahun berapa. Ya, kita data sesuai dengan kotak eskavasi, paparnya. Sementara, Ketua Tim Penelitian Situs Biting, Balar Jogya, Masudi mengungkapkan, semua data temuan akan diteliti di laboratoriun di Balar Jogya. Sehingga, memastikan kandungan buatan dari temuan gerabah dan keramik. Kita bersihkan dengan air, agar bentuk aslinya diketahui dengan kasat mata, paparnya. Penelitian Balar Jogya juga ingin mengetahui kandungan bahan batu bata untuk membangun benteng. Selain itu, kontur tanah permukaan sampai di pondasi benteng. Kita lakukan penelitian ini, agar masyarakat mengetahui situs biting yang merupakan benteng kuno,terangnya.(yan/yud)
Kekeringan Mulai Ancam Ratusan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Puluhan Hektare sawah diwilayah utara Lumajang terancam gagal panen. Hal itu diakibatkan berkurangnya pasokan air dari Ranu Pakis dan Ranu Klakah. Sejumlah lahan pertanian yang sudah ditanami padi mulai mengaring dan tanahnya mulai retak-retak. Bahkan, sejumlah tanaman Jagung milik petani yang baru berumur 3 minggu sudah mulai layu. Zainal, warga desa Ranu Pakis menuturkan, kondisi kekurangan air bagi lahan pertanian sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Semakin hari, kondisi lahan semakin keritis. Warga mengaku pasokan air untuk lahan pertanian dibagi setiap 8 hari sekali. hal itu tidak cukup untuk membuat tanaman padi dan jagung tumbuh dengan normal. "Lahan yang terlanjur ditanami mulai menguning mas," Ujar Zainal. Sementara itu, Abdul Said, petugas pengairan Klakah mengatakan, berkurangnya pasokan air kesejumlah lahan pertanian diakibatkan debit ranu klakah dan Ranu Pakis turun drastis. Sejak musim kemarau melanda, air danau menyusut hingga 3 meter. "Debinya turun hingga 3 meter," Terangnya. Ia menjelasakan, lahan pertanian yang bergantung pada dua ranu itu berjulah 630 Hektare, yang tersebar dibeberapa desa. Yakni desa Ranu Pakis, Melawang dan Tegal Randu, Klakah, Kebonan dan Desa Kudus. Untuk meratakan pasokan air, maka pihak pengairan melakukan pembagian setiap desanya. "Ada 630 Hektare yang bergantung dari dua danau ini," Pungkasnya.(Yd/red)
Apes, Warga Desa Tegal Randu, Klakah, Tewas Disambar Kereta Api
Lumajang(lumjangsatu.com)- Kecelakaan tragis menimpa Wito (50) warga Desa Tegal Randu, Kecamatan Klakah. Pasalnya, korban tewas disambar kereta Api Surabaya Banyuwangi, di jembatan rel kereta api desa Ranu Pakis, Rabu (1809/2013) sekitar jam 8 malam. Kejadian tersebut bermula saat korban pulang tahlil dan melintas diatas jembatan rel kereta. Namun apes, saat diatas rel ada kereta api melintas dari arah barat ketimur. Tak pelak tubuh korban langsung disambar kereta api yang melaju kencang, sehingga korban terhempas ke sungai, sealm 10 meter. Warga yang mengetahui kejadian tersebut langsung melakukan evakuasi jenazah korban. "Kita langsung datang kelokasi setelah mendengar laporan dari warga," Ujar AKP Sutopo, Kapolsek Klakah. Diduga, penyebab kecelakaan karena korban kurang berhati-hati dan waspada saat melintas diatas rel kereta api. Guna kepentingan pemeriksaan, jasad korban dibawa ke RS Hariyoto untuk dilakukan outopsi.(Yd/red)
Jalan Penghubung Desa Kertowono dan Gucialit Rusak Parah
Lumajang(lumajangsatu.com)- Akses jalan satu-satunya yang menghubungkan desa Kertowono dan desa Gucialit Kecamatan Gucialit rusak parah. Terlebih lagi, jika turun hujan maka kendaraan roda dan roda empat sulit untuk melintas. bahkan, tak sedikit pengguna sepeda motor terjatuh, karena nekat melintas. "Jalannya rusak, aspalnya sudah mengelupas dan yang kelahatan hanya kerikilnya saja," Ujar Mia, Salah satu warga kertowono, Rabu (18/09/2013). Menurutnya, kondisi jalan yang menanjak dan menikung membuat pengendara harus eksta hati-hati. Sebab, jalan tersebut pas berada di bibir jurang dan tebing. "Jika tidak hati-hati bisa jatuh kejurang atau membentur tebing," Terangnya. Jalur tersbut juga jalan satu-satunya dan paling dekat yang menghubungkan Desa Kertowono dengan Kecamatan. Jika harus memutar, maka harus menempuh jarak sampai puluhan kilo meter. "Itu jalur satu-satunya ke Kecamatan Gucilait," Jelasnya. Ia berharap kepada pemrintah agar ada perhatian dan segera memperbaiki jalan tersebut. Sebab, sangat menyulitkan warga yang memiliki aktifitas di wilayah Kecamatan Gucialit," Pungkasnya.(Yd/red)